FAMILY
Cara Ideal Orang Tua Mendukung Anak Belajar di Rumah
Kumara Anggita
Selasa 06 Oktober 2020 / 09:55
Jakarta: Pandemi Covid-19 membuat anak mau tak mau harus belajar di rumah. Ini tak mudah dan karena itu, dibutuhkan dukungan orang tua yang kuat agar konsep ini berjalan dengan optimal.
Menurut Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., Psikolog, Praktisi Keluarga dan Anak, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), orang tua di sini perlu ikut beradaptasi dengan keadaan. Ini artinya, dalam proses belajar mengajar orang tua tidak bisa hanya memerintah saja, mereka harus ikut terlibat dengan berkomunikasi secara aktif dengan pengajar.
“Memang ini sering menjadi keluhan, seolah-olah kurikulum ini tetap dipaksakan (kurikulum normal), akhirnya anak bingung, orang tua lupa dan sebagainya,” bukanya dalam Talkshow BNPB dengan Tema Mengajak Anak-anak Bergembira di Masa Pandemi.
“Sebetulnya kunci utama adalah orang tua banyak berdiskusi, berkomunikasi dengan para guru. Ini dilakukan untuk menyaring materi pembelajaran kepada siswa,” jelasnya.
Kak Seto sendiri menganggap bahwa kurikulum yang sekarang kurang ideal. Seharusnya, anak diberi kebebasan di tengah situasi yang menegangkan seperti saat ini.
“Kami sendiri sudah banyak berkomunikasi dengan kementrian pendidikan dan kebudayaan, mohon kurikulumnya betul-betul kurikulum darurat atau adaptif,” ujarnya.
“Bahkan setiap anak diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang mana karena setiap keluarga memiliki situasi yang berbeda. Juga dengan masalah teknologi juga,” ujarnya.
Ia kembali menegaskan bahwa yang terpenting adalah komunikasi. Pastikan orang tua berkomunikasi dengan baik dengan para pengajar dan tentunya anaknya sendiri. Ciptakan suasana demokrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(YDH)
Menurut Dr. Seto Mulyadi, M.Psi., Psikolog, Praktisi Keluarga dan Anak, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), orang tua di sini perlu ikut beradaptasi dengan keadaan. Ini artinya, dalam proses belajar mengajar orang tua tidak bisa hanya memerintah saja, mereka harus ikut terlibat dengan berkomunikasi secara aktif dengan pengajar.
“Memang ini sering menjadi keluhan, seolah-olah kurikulum ini tetap dipaksakan (kurikulum normal), akhirnya anak bingung, orang tua lupa dan sebagainya,” bukanya dalam Talkshow BNPB dengan Tema Mengajak Anak-anak Bergembira di Masa Pandemi.
“Sebetulnya kunci utama adalah orang tua banyak berdiskusi, berkomunikasi dengan para guru. Ini dilakukan untuk menyaring materi pembelajaran kepada siswa,” jelasnya.
Kak Seto sendiri menganggap bahwa kurikulum yang sekarang kurang ideal. Seharusnya, anak diberi kebebasan di tengah situasi yang menegangkan seperti saat ini.
“Kami sendiri sudah banyak berkomunikasi dengan kementrian pendidikan dan kebudayaan, mohon kurikulumnya betul-betul kurikulum darurat atau adaptif,” ujarnya.
“Bahkan setiap anak diberi kebebasan untuk memilih kurikulum yang mana karena setiap keluarga memiliki situasi yang berbeda. Juga dengan masalah teknologi juga,” ujarnya.
Ia kembali menegaskan bahwa yang terpenting adalah komunikasi. Pastikan orang tua berkomunikasi dengan baik dengan para pengajar dan tentunya anaknya sendiri. Ciptakan suasana demokrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)