FAMILY

Bumil Perlu Tahu, Perubahan Urine dari Warna dan Bau Selama Kehamilan

Mia Vale
Rabu 03 Januari 2024 / 09:00
Jakarta: Selama hamil, banyak fungsi tubuh yang berubah, termasuk buang air kecil. Perubahan urine dapat memberi tahu apakah seorang wanita sedang hamil dan mengingatkan akan masalah kesehatan yang mungkin terjadi selama kehamilan. 

Memantau perubahan urine, melaporkan kondisi tersebut ke dokter, dan melakukan tes urinalisis yang tepat dapat membantu kamu dan bayi tetap sehat selama kehamilan.

Memang, banyak wanita mengetahui kehamilan saat melakukan tes di rumah berbasis urine. Berkisar 12 - 15 hari setelah pembuahan, tes urine seharusnya sudah bisa mendeteksi kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG), menurut Mount Sinai.

HCG adalah hormon yang dibuat oleh plasenta saat hamil, dan muncul setelah embrio menempel pada dinding rahim. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yang dikutip dari laman Everyday Health merekomendasikan pengujian satu hingga dua minggu setelah kamu terlambat menstruasi. Dan pengetesan dilakukan saat buang air kecil pertama pada hari itu, agar hasil yang didapat bisa diandalkan.


(Tes urinalisis yang tepat dapat membantu kamu dan bayi tetap sehat selama kehamilan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)


Jika kamu tidak hamil, kadar HCG akan kurang dari 5 mIU/ml. Tingkat HCG yang diharapkan didasarkan pada lamanya kehamilan. Dalam tiga minggu, hCG akan berada di antara 5 dan 72 mIU/mL dan kemungkinan besar akan menghasilkan tes positif. 

Produsen alat kehamilan mengatakan bahwa tes kehamilan melalui urine yang dilakukan di rumah memiliki akurasi 97 hingga 99 persen bila digunakan sesuai petunjuk pada kemasannya, menurut Klinik Cleveland. 

Hasil positif dapat dipercaya, namun kamu bisa mendapatkan hasil negatif palsu pada awal kehamilan. Klinik Cleveland merekomendasikan untuk melakukan tes kehamilan di pagi hari segera setelah bangun tidur, karena pada saat itulah urine paling pekat dengan hCG.
 

Urine berubah sepanjang kehamilan

Banyak wanita hamil akan mengalami perubahan pada urine-nya dan banyak yang mungkin menyadari bahwa mereka buang air kecil lebih sering dari biasanya. Bahkan, sebelum mereka melewatkan menstruasi pertama atau melakukan tes kehamilan. 

Hal ini terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon kehamilan hCG setelah implantasi embrio di dalam rahim, dan hormon ini dapat menyebabkan sering buang air kecil.

"Saat janin tumbuh, rahim mulai menekan kandung kemih, sehingga ukurannya mengecil. Hal ini membuat urine terisi lebih cepat, dan akan merasakan keinginan untuk buang air kecil lebih sering dan lebih mendesak," ujar Merck Manual. 

Saat kehamilan berlanjut, rahim menekan kandung kemih, uretra, dan otot dasar panggul, dan tekanan ini juga menyebabkan keinginan untuk buang air kecil lebih sering.


(Banyak wanita hamil akan mengalami perubahan pada urine-nya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)

Perubahan warna urine selama kehamilan

Wanita hamil perlu minum lebih banyak air dari biasanya, dan warna urine dapat membantumu menentukan apakah sudah mendapat cukup cairan atau belum. Adapun perubahan warna urine yang terjadi, seperti: 

- Warna coklat tua atau merah 

Perubahan warna urine seperti ini tentu harus diwaspadai. Pasalnya, ini bisa menandakan adanya masalah medis, seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal. Segera ke dokter bila urine berubah menjadi warna cokelat atau merah.
 

- Jika terlihat lebih gelap dan pekat

Perubahan ini bisa terjadi karena faktor hormonal selama kehamilan. Hormon hCG, misalnya, dapat menyebabkan urine tampak lebih gelap dari biasanya. Perubahan warna urine menjadi lebih kuning gelap dan pekat juga bisa menandakan kamu mengalami dehidrasi, yang artinya kamu kurang cairan.
 

- Warna terlihat lebih terang

Saat menjalani kehamilan, tubuh akan memproduksi banyak darah untuk mendukung pertumbuhan janin. Alhasil, ginjal akan bekerja lebih keras untuk memproduksi banyak urine. Nah, inilah yang dapat mengencerkan urine sehingga tampak lebih terang.
 

Perubahan bau urine selama hamil

Saat hamil, bau urine juga bisa mengalami perubahan. Ini karena adanya peningkata hormon hCG di awal kehamilan sehingga menyebabkan urine berbau tidak sedap. Bau menyengat juga bisa terjadi karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron.

Umumnya, ini tidak berbahaya selama tidak disertai keluhan lain, seperti keputihan tidak normal, sakit perut, dan kram. Urine yang berbau tidak sedap juga bisa menjadi tanda dehidrasi, yang menyebabkan penumpukkan asam urat dalam tubuh. Urine berbau busuk dan menyengat juga merupakan tanda infeksi saluran kemih atau kondisi medis lainnya.

Tak hanya itu, berubahnya bau urine kala hamil juga bisa disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi berbau tajam atau pedas. Bawang putih, misalnya, dapat menimbulkan bau urine yang menyengat. Minum kopi saat hamil pun bisa memengaruhi bau urine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH