Jakarta: Apakah si kecil di usia 16 bulan belum bisa mengungkapkan sebuah kata dengan benar dan hanya terus mengoceh kata tak berarti? Menurut dr. Lies Dewi N, Sp.A(K) Neuropediatri, Konsultan Tumbuh Kembang Anak dari Rumah Sakit Eka Hospital Cibubur ini adalah salah satu tanda atau red flag dari speech delay pada si kecil.
Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 5-8 persen anak prasekolah yang mengalami speech delay. Bahkan, khusus di Jakarta, tercatat ada 21 persen anak yang mengalaminya.
Pada dasarnya, bicara merupakan suatu aktivitas yang dihasilkan dengan melibatkan tiga organ, otak, telinga, dan mulut. Otak berfungsi untuk memproses reseptif dan ekspresif anak ketika berbicara, sedangkan telinga dan mulut berfungsi untuk mendengarkan dan memproduksi suara saat berbicara.
Anak yang mengalami speech delay bisa diakibatkan karena salah satu organ tersebut mengalami gangguan sehingga menyebabkan proses berbicara mereka terganggu.
Pada organ otak, beberapa gangguan saraf maupun psikologis seperti maturational delay speech, gangguan bicara spesifik, autisme, hingga disabilitas intelektual bisa menjadi penyebab dari speech delay pada anak.
Telinga bisa menjadi penyebab speech delay jika anak terlahir atau mengalami masalah pada indra pendengarannya sehingga anak mengalami kesulitan saat mendengar suara.
Gangguan pada mulut bisa membuat anak mengalami kesulitan untuk memproduksi suara atau gangguan artikulasi.
Ada beberapa ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa anak mengalami speech delay, biasanya gejala ini akan muncul ketika anak mulai menginjak usia 12 bulan. Beberapa di antaranya yaitu:
- Di usia 12 bulan, anak belum bisa mengoceh (babbling) dan belum menggunakan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi seperti menunjuk dengan jari
- Di usia 16 bulan, anak belum bisa mengungkapkan sebuah kata dengan benar dan hanya terus mengoceh kata tak berarti
- 24 bulan, anak belum bisa mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata dan jumlah kosa kata yang ia kuasai kurang dari 15 kata
- Kehilangan kemampuan untuk berbicara atau bersosialisasi di usia berapa pun
.jpg)
(Jika di usia 12 bulan, anak belum bisa mengoceh (babbling) dan belum menggunakan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi seperti menunjuk dengan jari, itu adalah salah satu ciri yang mengindikasikan bahwa anak mengalami speech delay. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Ciri-ciri tersebut disebut juga red flags perkembangan bicara anak dan bisa menandakan anak telah mengalami speech delay. Namun untuk mengetahui secara pasti penyebabnya apa, kamu sebagai orang tua tetap membutuhkan diagnosa dari dokter.
Lalu, bagaimana mengatasi speech delay pada anak? Sebagai orang tua, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mendukung pertumbuhan anak sehingga terhindar dari risiko speech delay, di antaranya:
Terlalu sering menggunakan gadget seperti TV, smartphone, dan komputer diketahui dapat meningkatkan risiko anak untuk terkena speech delay. Hal ini dikarenakan interaksi dengan gadget merupakan interaksi satu arah sehingga dapat menghambat kemampuan berbahasa dan ekspresif anak untuk berkembang dengan baik.
Selain dapat menyebabkan gangguan perkembangan bicara, penggunaan gadget yang terlalu dini (kurang dari usia dua tahun) juga dapat menuyebabkan gangguan interaksi, gangguan fokus, dan gangguan tidur.
Melakukan komunikasi dua arah akan membantu perkembangan bicara dan ekspresi anak bisa berkembang dengan baik, sehingga dapat mencegah terjadinya speech delay. Sering mengajak ngobrol anak juga akan meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk menjadi lebih aktif dalam berbicara.
Alih-alih selalu memilihkan untuknya, biarkan mereka memilih sendiri dan mengeksplorasi apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh, daripada memilihkan menu makanan mereka, coba berikan mereka opsi sehingga mereka dapat memilih sendiri. Hal ini juga akan mendorong anak untuk lebih percaya diri untuk berbicara serta juga baik untuk mempererat hubungan kamu dengan mereka.
Membacakan cerita dalam bentuk apa pun kepada anak dapat membantu mereka untuk lebih mengenal banyak kosa kata dan meningkatkan kemampuan berbicara mereka. Dengan mendengarkan cerita dari orang tua, anak akan belajar banyak nama-nama benda dan memahami banyak hal.
Bernyanyi merupakan suatu hal yang menyenangkan untuk dilakukan, terutama pada anak-anak. Selain membantu melatih gerak dan memori anak, bernyanyi juga dapat memperluas kosa kata anak sehingga mereka dapat belajar untuk berbicara dengan cara yang menyenangkan.
Jikasi kecil telah menunjukan ciri-ciri di atas, maka segera periksakan ia ke dokter terdekat. Dalam beberapa kasus, speech delay mungkin membutuhkan penanganan langsung dengan dokter.
Eka Hospital Cibubur memiliki pusat layanan tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus yang dinamakan Child Development Center. Pusat tersebut telah dilengkapi dengan beragam program tumbuh kembang anak yang dapat membantu buah hati untuk berkembang sesuai dengan potensinya, di mana salah satunya yaitu mengatasi speech delay dengan berbagai penyebabnya.
Pusat tersebut juga dilengkapi dengan serangkaian dokter spesialis lain untuk mengetahui lebih jelas kondisi anak, seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis saraf anak, dokter spesialis gizi klinik, psikiater, psikolog anak, hingga terapis untuk terapi okupasi, perilaku, dan patologi wicara-bahasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 5-8 persen anak prasekolah yang mengalami speech delay. Bahkan, khusus di Jakarta, tercatat ada 21 persen anak yang mengalaminya.
Pada dasarnya, bicara merupakan suatu aktivitas yang dihasilkan dengan melibatkan tiga organ, otak, telinga, dan mulut. Otak berfungsi untuk memproses reseptif dan ekspresif anak ketika berbicara, sedangkan telinga dan mulut berfungsi untuk mendengarkan dan memproduksi suara saat berbicara.
Anak yang mengalami speech delay bisa diakibatkan karena salah satu organ tersebut mengalami gangguan sehingga menyebabkan proses berbicara mereka terganggu.
1. Gangguan pada otak
Pada organ otak, beberapa gangguan saraf maupun psikologis seperti maturational delay speech, gangguan bicara spesifik, autisme, hingga disabilitas intelektual bisa menjadi penyebab dari speech delay pada anak.
2. Gangguan pada telinga
Telinga bisa menjadi penyebab speech delay jika anak terlahir atau mengalami masalah pada indra pendengarannya sehingga anak mengalami kesulitan saat mendengar suara.
3. Gangguan pada mulut
Gangguan pada mulut bisa membuat anak mengalami kesulitan untuk memproduksi suara atau gangguan artikulasi.
Apa ciri-ciri speech delay pada anak?
Ada beberapa ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa anak mengalami speech delay, biasanya gejala ini akan muncul ketika anak mulai menginjak usia 12 bulan. Beberapa di antaranya yaitu:
- Di usia 12 bulan, anak belum bisa mengoceh (babbling) dan belum menggunakan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi seperti menunjuk dengan jari
- Di usia 16 bulan, anak belum bisa mengungkapkan sebuah kata dengan benar dan hanya terus mengoceh kata tak berarti
- 24 bulan, anak belum bisa mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata dan jumlah kosa kata yang ia kuasai kurang dari 15 kata
- Kehilangan kemampuan untuk berbicara atau bersosialisasi di usia berapa pun
.jpg)
(Jika di usia 12 bulan, anak belum bisa mengoceh (babbling) dan belum menggunakan anggota tubuhnya untuk berkomunikasi seperti menunjuk dengan jari, itu adalah salah satu ciri yang mengindikasikan bahwa anak mengalami speech delay. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Red flags
Ciri-ciri tersebut disebut juga red flags perkembangan bicara anak dan bisa menandakan anak telah mengalami speech delay. Namun untuk mengetahui secara pasti penyebabnya apa, kamu sebagai orang tua tetap membutuhkan diagnosa dari dokter.
Lalu, bagaimana mengatasi speech delay pada anak? Sebagai orang tua, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mendukung pertumbuhan anak sehingga terhindar dari risiko speech delay, di antaranya:
1. Membatasi penggunaan gadget
Terlalu sering menggunakan gadget seperti TV, smartphone, dan komputer diketahui dapat meningkatkan risiko anak untuk terkena speech delay. Hal ini dikarenakan interaksi dengan gadget merupakan interaksi satu arah sehingga dapat menghambat kemampuan berbahasa dan ekspresif anak untuk berkembang dengan baik.
Selain dapat menyebabkan gangguan perkembangan bicara, penggunaan gadget yang terlalu dini (kurang dari usia dua tahun) juga dapat menuyebabkan gangguan interaksi, gangguan fokus, dan gangguan tidur.
2. Ajak mereka mengobrol
Melakukan komunikasi dua arah akan membantu perkembangan bicara dan ekspresi anak bisa berkembang dengan baik, sehingga dapat mencegah terjadinya speech delay. Sering mengajak ngobrol anak juga akan meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk menjadi lebih aktif dalam berbicara.
3. Membiarkan mereka memilih sendiri
Alih-alih selalu memilihkan untuknya, biarkan mereka memilih sendiri dan mengeksplorasi apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh, daripada memilihkan menu makanan mereka, coba berikan mereka opsi sehingga mereka dapat memilih sendiri. Hal ini juga akan mendorong anak untuk lebih percaya diri untuk berbicara serta juga baik untuk mempererat hubungan kamu dengan mereka.
4. Membacakan cerita
Membacakan cerita dalam bentuk apa pun kepada anak dapat membantu mereka untuk lebih mengenal banyak kosa kata dan meningkatkan kemampuan berbicara mereka. Dengan mendengarkan cerita dari orang tua, anak akan belajar banyak nama-nama benda dan memahami banyak hal.
5. Mengajak bernyanyi
Bernyanyi merupakan suatu hal yang menyenangkan untuk dilakukan, terutama pada anak-anak. Selain membantu melatih gerak dan memori anak, bernyanyi juga dapat memperluas kosa kata anak sehingga mereka dapat belajar untuk berbicara dengan cara yang menyenangkan.
Jikasi kecil telah menunjukan ciri-ciri di atas, maka segera periksakan ia ke dokter terdekat. Dalam beberapa kasus, speech delay mungkin membutuhkan penanganan langsung dengan dokter.
Eka Hospital Cibubur memiliki pusat layanan tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus yang dinamakan Child Development Center. Pusat tersebut telah dilengkapi dengan beragam program tumbuh kembang anak yang dapat membantu buah hati untuk berkembang sesuai dengan potensinya, di mana salah satunya yaitu mengatasi speech delay dengan berbagai penyebabnya.
Pusat tersebut juga dilengkapi dengan serangkaian dokter spesialis lain untuk mengetahui lebih jelas kondisi anak, seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis saraf anak, dokter spesialis gizi klinik, psikiater, psikolog anak, hingga terapis untuk terapi okupasi, perilaku, dan patologi wicara-bahasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)