FAMILY

Verbal Atau Non Verbal, Setop Kekerasan pada Anak, Ini Pencegahannya!

Mia Vale
Selasa 23 Juli 2024 / 22:45
Jakarta: Kekerasan merupakan ancaman atau penggunaan kekuatan fisik atau kekuasaan yang mengakibatkan kerugian fisik atau psikologis terhadap orang lain. Dan sayangnya, kekerasan ini tidak lagi hanya dialami oleh orang dewasa, melainkan terhadap anak-anak. 

Bahkan bila kita ikuti berita yang beredar dari televisi ataupun sosial media, jumlah kekerasan anak Indonesia terbilang cukup banyak. Kekerasan anak tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tapi juga banyak terjadi dalam lingkup keluarga. 

Buktinya, berdasar laporan yang diadukan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menurut Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, untuk kasus kekerasan fisik dan psikis pada 2023 lalu tercatat sebanyak 411 kasus, sementara kasus kekerasan seksual yang dilaporkan pada 2023 mencapai 762 kasus yang diadukan ke KPAI. 

Yang harus diketahui, kekerasan pada anak bukan hanya berupa kekerasan fisik atau pelecehan seksual, tapi bisa lebih dari itu. Nah, biar lebih paham, yuk, kenali ragam bentuk kekerasan yang bisa terjadi pada anak.
 

Kekerasan emosional


Tidak hanya berbentuk fisik, menukil dari Hello Sehat, kekerasan anak juga bisa dalam bentuk penyerangan mental seorang anak. Bentuknya pun beraneka ragam, meremehkan atau mempermalukan anak, berteriak di depan anak, mengancam anak, atau mengatakan bahwa ia tidak baik. Jarang melakukan kontak fisik seperti memeluk dan mencium anak juga termasuk contoh dari kekerasan emosional pada anak, lho.
 

Penelantaran anak


Memenuhi kebutuhan anak, seperti memberikan kasih sayang, melindungi, dan merawat anak merupakan tanggung jawab orang tua. Bila orang tua tidak bisa memenuhinya, hal itu bisa dianggap menelantarkan anak. 

Dan ini termasuk salah satu jenis kekerasan terhadap anak. Jika kedua orang tua tidak bisa memenuhi kebutuhan anak, bisa dianggap orang tua telah menelantarkan anak. Pasalnya, setiap anak berhak mendapatkan aoa yang dibutuhkannya, termasuk kasih sayang dan perlindungan.


(Tidak hanya berbentuk fisik, menukil dari Hello Sehat, kekerasan anak juga bisa dalam bentuk penyerangan mental seorang anakm, bentuknya pun beraneka ragam meremehkan atau mempermalukan anak. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
 

Kekerasan fisik


Kekerasan ini paling sering terjadi pada anak. Dan kadang, orang tua melakukan kekerasan fisik dengan alasan untuk mendisiplinkan anak. Tanda-tanda kekerasan fisik yang dialami anak bisa terlihat dengan adanya cedera, lebam, maupun bekas luka di tubuh. Ingat, mendisiplinkan anak sebaiknya tidak membuat dia trauma atau meninggalkan luka pada tubuhnya.
 

Kekerasan seksual


Trauma akibat pelecehan seksual tidak hanya dalam bentuk kontak tubuh. Mengejek bentuk pertumbuhan payudara anak tidak sesuai dengan ukuran payudara anak seusianya, terlebih dilakukan di depan orang lain, termasuk pelecehan seksual pada anak. 

Tanda-tanda kekerasan seksual yang dialami anak biasanya berupa punya penyakit menular seksual, masalah pada organ intim, hamil, nyeri saat berjalan, dan lainnya. Sebagai orang tua, sebaiknya kita justru melindungi dan mengajarkan anak agar mampu melindungi diri dari kekerasan seksual di luar rumah.
 

Dampak kekerasan pada anak


Kekerasan fisik mungkin akan meninggalkan tanda-tanda bekas kekerasan, dan itu bisa sembuh. Namun, secara psikis, anak yang menjadi korban kekerasan dapat mengalami masalah kejiwaan seperti, gangguan stres pasca-trauma, depresi, cemas, dan psikotik.

Selain dampak yang disebutkan di atas, efek lain yang timbul bagi si kecil yang mengalami kekerasan, antara lain:
 
  • - Penurunan fungsi otak
  • - Sulit mengendalikan emosi
  • - Enggan bersosialisasi
  • - Mengalami gangguan kesehatan tubuh
  • - Terdorong melakukan kekerasan
 

Cegah kekerasan pada anak!


Kita tentu tidak ingin anak-anak Indonesia memiliki mental lemah akibat kekerasan yang diterimanya. Bertepatan dengan hari Anak yang kerap diperingati setiap tanggal 23 Juli, ada baiknya kita melakukan pencegahan agar kekerasan pada anak tidak lagi terjadi. 

Berikut rangkuman yang dilansir dari laman Kemkes yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah kekerasan anak:

- Berikan pengetahuan mengenai cara melindungi diri
- Bangun komunikasi yang baik dengan anak dan menjadi pendengar yang baik
- Memperkenalkan bagian tubuh yang bersifat pribadi sejak dini
- Maksimalkan peran sekolah
- Perhatikan keluhan anak dan bantu bila dia mengalami kesulitan
- Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak dan ajak dia berdiskusi sesekali
- Memberi pujian kepada anak jika berperilaku baik dan jangan menghardik anak bila dia berbuat kesalahan
- Jangan melebeli anak dengan hal negatif atau membandingkannya dengan anak lain

Selain itu, ada baiknya bila orang tua mengikuti kegiatan untuk menambah wawasan soal parenting dan mengikuti perkembangan informasi zaman sekarang. Kenali pergaulan anak dan jangan lupa lakukan kegiatan bersama keluarga, walaupun tidak mahal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH