Fenomena tersebut menimbulkan keprihatinan mendalam sekaligus pertanyaan besar mengapa hal ini bisa terjadi? Untuk mengetahui lebih dalam apa itu Filisida dan upaya pencegahannya berikut penjelasan lengkapnya.
Apa Itu Filisida?
Melansir laman Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, secara etimologis istilah filisida berasal dari bahasa Latin, filius yang berarti anak dan cide (dari kata caedere) yang berarti membunuh. Dengan demikian, filisida adalah tindak kejahatan di mana orang tua membunuh anak kandungnya.Filicide atau filisida dipakai sebagai istilah umum yang menggambarkan pembunuhan anak-anak oleh orang tua mereka, termasuk orang tua tiri.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di luar negeri, tetapi juga semakin sering terjadi di Indonesia. Terbaru ada 5 September 2025, publik dikejutkan oleh tragedi di Kabupaten Bandung, di mana seorang ibu ditemukan tewas gantung diri setelah diduga meracuni dua anaknya, seorang berusia 9 tahun dan seorang bayi 11 bulan.
KPAI menyebut kasus ini sebagai filisida maternal dan mencurigai adanya faktor ekonomi yang menjadi pemicu utamanya.
Data Terkini: Tingkat Darurat Filisida di Indonesia
Dilansir dari mpr.go.id bahwa Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyebut Indonesia sudah dalam kondisi darurat filisida atau pembunuhan terhadap anak oleh orang tuanya sendiri. Berdasarkan data KPAI, tercatat lebih dari 60 kasus filisida sepanjang tahun 2024. Dan rata-rata lima hingga enam kasus per bulan.Baca juga: Indonesian Joining Forces: 51,3% Kekerasan pada Anak dengan Disabilitas Terjadi di Ruang Publik |
Apa Penyebab Utama Filisida?
Pemerintah dan lembaga terkait telah merincikan sejumlah faktor pemicu, antara lain:1. Kesehatan mental orang tua, khususnya ibu seperti depresi, stres berat, atau gangguan mental tidak terdeteksi, menjadi pemicu utama.
2. Tekanan ekonomi yang berat, seperti kesulitan hidup dan beban ekonomi yang meresahkan keluarga.
3. Kurangnya dukungan sosial dan keluarga, yang membuat orang tua merasa terisolasi dalam menghadapi tekanan psikologis dan ekonomi.
Pencegahan untuk Melindungi Anak
Fenomena "Indonesia darurat filisida" adalah alarm serius bagi sistem perlindungan anak dan kesehatan mental masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan respons pencegahan dari berbagai pihak:Pemerintah: Harus menyediakan akses layanan kesehatan mental yang terjangkau dan mudah dijangkau, termasuk program konseling gratis untuk ibu dan keluarga. Edukasi tentang kesehatan mental harus digalakkan di seluruh lapisan masyarakat.
Masyarakat: Perlu menumbuhkan empati dan kepedulian. Tetangga dan komunitas harus menjadi "mata dan telinga" yang peka terhadap kondisi keluarga yang rentan, serta menghilangkan stigma terhadap masalah mental.
Keluarga: Perlu membangun komunikasi terbuka dan lingkungan yang suportif. Pasangan dan kerabat harus saling mendukung, terutama dalam menghadapi tekanan ekonomi dan psikologis.
Fenomena filisida menjadi alarm bagi Indonesia untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental, perlindungan anak, dan kesejahteraan keluarga. Dengan kesadaran bersama, kasus serupa dapat ditekan agar setiap anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.
(Sheva Asyraful Fali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News