FAMILY
Hati-hati, Ya! Ini 6 Risikonya Jika Bumil Tidur Tidak Cukup
Aulia Putriningtias
Kamis 07 Maret 2024 / 13:11
Jakarta: Ibu hamil tak jarang memiliki kualitas tidur yang buruk. Tentu ini memengaruhi janin di dalam tubuh, lho. Setidaknya, ada beberapa risiko jika bumil tak tidur dengan cukup.
Orang dewasa, termasuk wanita yang sedang hamil, membutuhkan tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam. Namun, merujuk pada penelitian tahun 2023 yang diterbitkan dalam jurnal Clocks & Sleep, sebagian besar wanita hamil mengalami kurang tidur.
Perubahan hormonal seringkali menjadi penyebab perubahan suasana hati atau nyeri di perut atau punggung saat menstruasi. Bahkan selama kehamilan, hormon berperan dalam banyak masalah, termasuk sulit tidur di malam hari.
Menurut Dokter Kandungan dan Ginekolog Dr. Meenakshi Bansal dalam Healthshots, wanita hamil seringkali mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal ini karena kombinasi ketidaknyamanan fisik, perubahan hormonal, dan stres emosional.
Adapun faktor lain mengapa bumil seringkali mengalami kesulitan tidur, yakni:
- Seiring bertambahnya usia kehamilan, ketidaknyamanan fisik seperti nyeri punggung, sering buang air kecil, dan rasa tidak nyaman di perut dapat menyulitkan bumil menemukan posisi tidur yang nyaman.
- Perubahan hormonal, termasuk peningkatan kadar progesteron, dapat menyebabkan gejala seperti mual, mulas, dan sindrom kaki gelisah, yang selanjutnya mengganggu tidur.
- Kecemasan dan kekhawatiran tentang kehamilan, masa depan menjadi orang tua, dan perubahan hidup lainnya dapat menyebabkan gangguan tidur.
Kurang tidur saat hamil dapat menimbulkan dampak yang signifikan bagi ibu dan bayinya. Beberapa akibat yang ditimbulkan antara lain:
Kurang tidur dapat memengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes gestasional. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir terlalu dini atau berat badannya terlalu banyak.
Kurang tidur kronis selama kehamilan dapat meningkatkan risiko persalinan prematur. Bayi mungkin mengalami masalah pernapasan atau keterlambatan perkembangan.
Kualitas tidur yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi selama kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan organ dan gangguan pertumbuhan janin.
Gangguan tidur selama kehamilan dapat berkontribusi terhadap perkembangan depresi pascapersalinan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental ibu dan kemampuannya merawat dirinya sendiri dan bayinya setelah melahirkan.
Kurang tidur selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan bayi.
Kurang tidur dapat memperburuk perasaan stres dan kecemasan selama kehamilan. Hal ini akan mempersulit ibu untuk mengatasi tuntutan fisik dan emosional selama kehamilan.
Itulah enam risiko ketika bumil mengalami penurunan kualitas pada tidur mereka. Sebaiknya, bumil lebih teratur dalam membuat jadwal tidur. Namun, jika tak berhasil, segera konsultasikan kepada dokter ahli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Orang dewasa, termasuk wanita yang sedang hamil, membutuhkan tujuh hingga sembilan jam tidur setiap malam. Namun, merujuk pada penelitian tahun 2023 yang diterbitkan dalam jurnal Clocks & Sleep, sebagian besar wanita hamil mengalami kurang tidur.
Perubahan hormonal seringkali menjadi penyebab perubahan suasana hati atau nyeri di perut atau punggung saat menstruasi. Bahkan selama kehamilan, hormon berperan dalam banyak masalah, termasuk sulit tidur di malam hari.
Mengapa bumil seringkali mengalami kesulitan tidur?
Menurut Dokter Kandungan dan Ginekolog Dr. Meenakshi Bansal dalam Healthshots, wanita hamil seringkali mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal ini karena kombinasi ketidaknyamanan fisik, perubahan hormonal, dan stres emosional.
Adapun faktor lain mengapa bumil seringkali mengalami kesulitan tidur, yakni:
- Seiring bertambahnya usia kehamilan, ketidaknyamanan fisik seperti nyeri punggung, sering buang air kecil, dan rasa tidak nyaman di perut dapat menyulitkan bumil menemukan posisi tidur yang nyaman.
- Perubahan hormonal, termasuk peningkatan kadar progesteron, dapat menyebabkan gejala seperti mual, mulas, dan sindrom kaki gelisah, yang selanjutnya mengganggu tidur.
- Kecemasan dan kekhawatiran tentang kehamilan, masa depan menjadi orang tua, dan perubahan hidup lainnya dapat menyebabkan gangguan tidur.
Apa risikonya jika bumil mengalami penurunan kualitas tidur?
Kurang tidur saat hamil dapat menimbulkan dampak yang signifikan bagi ibu dan bayinya. Beberapa akibat yang ditimbulkan antara lain:
1. Meningkatnya risiko diabetes gestasional
Kurang tidur dapat memengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes gestasional. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir terlalu dini atau berat badannya terlalu banyak.
2. Persalinan prematur
Kurang tidur kronis selama kehamilan dapat meningkatkan risiko persalinan prematur. Bayi mungkin mengalami masalah pernapasan atau keterlambatan perkembangan.
3. Tekanan darah tinggi
Kualitas tidur yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi selama kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan organ dan gangguan pertumbuhan janin.
4. Depresi pasca persalinan
Gangguan tidur selama kehamilan dapat berkontribusi terhadap perkembangan depresi pascapersalinan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental ibu dan kemampuannya merawat dirinya sendiri dan bayinya setelah melahirkan.
5. Gangguan perkembangan janin
Kurang tidur selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan bayi.
6. Meningkatnya stres pada ibu
Kurang tidur dapat memperburuk perasaan stres dan kecemasan selama kehamilan. Hal ini akan mempersulit ibu untuk mengatasi tuntutan fisik dan emosional selama kehamilan.
Itulah enam risiko ketika bumil mengalami penurunan kualitas pada tidur mereka. Sebaiknya, bumil lebih teratur dalam membuat jadwal tidur. Namun, jika tak berhasil, segera konsultasikan kepada dokter ahli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)