FAMILY

Mengenal Pubertas Terlambat pada Anak Laki-Laki, Penyebab dan Cara Menghadapinya

A. Firdaus
Kamis 25 September 2025 / 16:39
Jakarta: Masa pubertas seringkali membuat anak laki-laki menjadi lebih tertutup dan kurang terbuka dalam berkomunikasi dengan orang tuanya.

Perubahan fisik dan emosional yang mereka alami bisa membuat mereka merasa canggung atau malu untuk membicarakannya secara langsung. Oleh karena itu, menjaga komunikasi yang baik dan terbuka sangatlah penting selama masa ini.

Salah satu cara untuk menjaga komunikasi tetap lancar adalah dengan tetap terhubung pada minat dan kegiatan anak, seperti hobi, olahraga, dan aktivitas sekolah yang mereka sukai.

Baca juga: 5 Tahap Pubertas pada Anak Laki-laki

Dengan menunjukkan perhatian pada hal-hal yang mereka gemari, anak akan merasa lebih nyaman dan percaya diri untuk berbicara tentang perubahan yang sedang mereka alami. Ketika hubungan ini terjalin dengan baik, anak akan lebih mudah datang dan berdiskusi ketika mereka membutuhkan dukungan atau ingin bertanya tentang pubertas.

Memberikan ruang bagi anak untuk bertanya dan berbagi perasaan tanpa rasa takut dihakimi juga sangat membantu. Orang tua dapat memulai pembicaraan dengan kalimat sederhana dan penuh pengertian, misalnya, “Papa/Mama bisa melihat bahwa kamu sedang mengalami banyak perubahan.

Kalau kamu ingin bicara atau bertanya,”Kami selalu ada untukmu.” Kalimat seperti ini dapat membuat anak merasa didukung dan dimengerti.
 

Apakah anak mengalami pubertas terlambat?


Pubertas biasanya dimulai pada anak laki-laki antara usia 9 hingga 14 tahun. Namun, jika pada usia 14 tahun anak belum menunjukkan tanda-tanda pubertas, seperti pertumbuhan testis dan penis, maka kondisi ini disebut pubertas terlambat.

Pubertas terlambat bukan berarti anak tidak sehat, melainkan mereka mengalami pubertas lebih lambat dari biasanya. Penyebab paling umum dari pubertas terlambat adalah pubertas terlambat konstitusional. Ini adalah kondisi di mana anak sehat secara umum, tetapi proses pubertasnya memang berjalan lebih lambat.

Lebih dari dua pertiga anak laki-laki yang mengalami pubertas terlambat mewarisi kondisi ini dari orang tua mereka yang juga mengalami pubertas terlambat.

Pada kebanyakan kasus, pubertas akan terjadi pada akhirnya, meskipun waktunya lebih lambat dibandingkan teman sebaya.

Anak dengan pubertas terlambat konstitusional biasanya juga lebih pendek dibandingkan teman-temannya. Hal ini terjadi karena mereka belum mengalami lonjakan pertumbuhan yang biasanya terjadi selama pubertas.
 

Penyebab keterlambatan pubertas pada anak laki-laki


Dilansir dari Parents, ada empat penyebab lain yang dapat menyebabkan keterlambatan pubertas pada anak laki-laki, antara lain:
 

1. Penyakit kronis


Seperti anemia sel sabit, penyakit radang usus, dan fibrosis kistik yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan memperlambat perkembangan pubertas. 
 

2. Faktor kondisi


Kondisi defisiensi gonadotropin terisolasi, yaitu ketika tubuh tidak memproduksi hormon LH dan FSH dalam jumlah yang cukup untuk memicu pubertas.
 

3. Gangguan endokrin


Gangguan endokrin, seperti panhipopituitarisme yang memengaruhi fungsi kelenjar pituitari dan testis sehingga menghambat perkembangan seksual. 
 

4.  Kekurangan nutrisi


Kekurangan nutrisi, malnutrisi, dan gangguan makan  yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara keseluruhan, termasuk pubertas. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH