FAMILY

Mengenal Pola Asuh Strict Parents, Ketahui Dampaknya

Medcom
Rabu 12 April 2023 / 12:57
Jakarta: Istilah strict parents banyak dijadikan konten di media sosial, terutama di kalangan anak muda. Kebanyakan dari konten tersebut, biasanya menceritakan bahwa sang anak kesulitan untuk mendapatkan izin dari orang tua dengan tipe strict parents.

Pola asuh strict parents perlu diwaspadai. Sebab, dapat memicu masalah perilaku dan perkembangan anak tidak optimal. Lantas apa itu strict parents dan bagaimana dampak pola asuh strict parents pada anak? Yuk simak penjelasannya berikut ini, ya!

Pengertian strict parents

Melansir dari laman Sehatq, dari sisi psikologi strict parents adalah orangtua yang menempatkan standar tinggi dan suka menuntut anak. Orang tua yang menganut gaya pengasuhan ini dapat bersifat otoritatif atau otoriter.

Saat orang tua menempatkan standar tinggi pada anak sambil memberikan dukungan dengan kasih sayang dan dukungan, itu tandanya mereka bersifat otoritatif. Gaya pengasuhan ini umumnya dapat membuat anak menjadi pribadi yang lebih baik.

Sayangnya, sebagian besar strict parents tidak bersifat otoritatif, melainkan otoriter. Sebab, tipikal orang tua ini tidak mengizinkan anak-anak mereka untuk menyuarakan pendapatnya dan biasanya mematok target, serta harapan yang tinggi pada anak.

Apabila anak gagal atau tidak mencapai harapan orang tua tersebut, anak tak jarang dihukum atau menerima konsekuensi yang tidak menyenangkan.
 
Baca: 12 Tanda Si Kecil Memiliki Otak atau Perasaan yang 'Sensitif'

Ciri-ciri strict parents

Munculnya strict parents umumnya berasal dari riwayat pola asuh yang dialami oleh orang tua itu sendiri saat kecil. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa pola asuh tersebut adalah cara terbaik dan juga harus dilakukan kepada anaknya.

Selain memberikan banyak aturan ketat dan menaruh ekspektasi yang tinggi kepada anak, ada pula sejumlah ciri-ciri strict parents lainnya, yaitu:
  • Menuntut anak untuk mematuhi harapan mereka
  • Memberikan hukuman berat, seperti memukul atau menampar jika anak tidak mematuhi aturan atau tidak bisa memenuhi ekspektasinya
  • Dingin, tidak responsif terhadap anak-anak mereka
  • Menggunakan kata-kata yang memalukan dan kasar
  • Tidak membiarkan atau membebaskan anak untuk melakukan sesuatu sesuai keinginannya, misalnya melakukan hobi atau bermain dengan temannya
  • Tidak memberikan apresiasi terhadap usaha anak dan hanya berfokus pada hasil yang anak berikan
  • Tidak ada komunikasi secara terbuka atau secara dua arah dengan anak dan minim kasih sayang
  • Tidak mempercayai anak

Dampak strict parents

Penerapan pola asuh strict parents dapat berdampak negatif pada anak. Berikut ini beberapa dampak dari pola asuh strict parents pada anak, diantaranya:

1. Kesulitan dalam membuat keputusan

Anak yang dibesarkan strict parents cenderung lebih banyak bertingkah. Mereka kurang mampu mengatur perilakunya sendiri dan kesulitan dalam membuat keputusan. Sebab, dalam pola asuh ini, anak lebih sering diatur orang tuanya dan harus mengikuti arahan atau pilihan yang telah ditentukan orang tuanya

2. Mengundang gangguan perilaku

Pola asuh yang terlalu ketat dianggap bisa menimbulkan gangguan perilaku pada anak. Sebab, anak dapat mencontoh perilaku orang tua yang menganut gaya asuh strict parenting. 
Saat orang tua mendisiplinkan anak dengan kekerasan, ancaman, paksaan, serta hukuman, bisa saja anak menjadi menirunya. Alhasil, anak akan cenderung bersikap agresif, misalnya bertingkah laku kasar, membangkang, dan pemarah.

Selain itu, anak-anak yang diasuh strict parents cenderung tidak bahagia, merasa khawatir dan cemas, bahkan bisa menunjukkan gejala-gejala depresi.

3. Anak bisa menjadi tukang bully

Pola asuh strict parents dapat membuat anak menjadi tukang bully atau berteman dengan orang-orang yang suka bully. Sebab, orang tua yang menggunakan kekerasan dapat mengundang sifat bully atau perundungan pada anak. Hal ini dapat memicu anak belajar bahwa mereka bisa menggunakan paksaan dan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka mau dari teman-temannya.

4. Membuat anak suka berbohong

Saat anak didisiplinkan dengan kekerasan, pengekangan, dan tanpa kasih sayang, rasa takut dapat muncul. Untuk menghindari hukuman dari orang tuanya, mereka bisa berbohong. Misalnya, anak dapat berperilaku baik di depan orangtuanya. Namun, saat sedang tidak di rumah, mereka bisa kembali melakukan perilaku buruk.

Bersikap tegas adalah hal yang wajar dalam mendidik. Namun, jangan sampai lupa untuk memberikan apa yang telah menjadi hak anak, salah satunya kasih sayang.

(Dewi Larasati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)

MOST SEARCH