FAMILY

Kesadaran Masyarakat Terhadap Stunting Meningkat

Medcom
Sabtu 07 Desember 2024 / 18:00
Jakarta: Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang perlu diatasi di Indonesia. Stunting sendiri merupakan masalah kesehatan yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak-anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai.

Data World Health Organization (WHO) menyebutkan jika stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang seperti gangguan kecerdasan, produktivitas rendah, dan kualitas hidup yang buruk. Hal ini membuat stunting menjadi masalah penting yang harus segera ditangani.

Melihat fenomena itu, NoLimit Indonesia melakukan pemantauan di media sosial dan media online mengenai topik stunting. Pemantauan dilakukan dari 1 Agustus 2024 hingga 25 November 2024.

Berdasarkan data dan analisis yang dilakukan oleh NoLimit Indonesia, data terbaru menunjukkan bahwa stunting yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak, menjadi perhatian besar bagi masyarakat Indonesia. Hasil data NoLimit Indonesia menunjukkan bahwa pembicaraan terkait stunting sebanyak 23.135 pembicaraan di media sosial dan 12.165 pemberitaan di media online.
 
baca juga: Cegah Stunting, Ini Sumber Protein Selain Telur Menurut Ahli Gizi


"Sebetulnya awareness masyarakat terkait stunting sudah cukup besar, sebesar 68% dari semua percakapan dan pemberitaan memperlihatkan pengetahuan masyarakat yang paham bahwa dampak stunting yang paling mendominasi adalah mengganggu tumbuh kembang anak," kata Aqsath Rasyid Naradhipa, CEO NoLimit Indonesia.

Jika dilihat dari waktu penarikan data, perbincangan terkait stunting meningkat 3x lipat di bulan Oktober 2024.

"Peningkatan perbincangan ini juga bertepatan dengan pelantikan pemerintahan baru. Ini menunjukan adanya harapan baru terkait stunting dengan program-program yang akan dijalankan pemerintahan baru," lanjutnya.

Lalu berdasarkan data mereka, 50% persepsi masyarakat terkait upaya pemerintah dalam penanganan stunting adalah terkait makan gratis untuk anak sekolah, sedangkan 63% peran masyarakat dipersepsikan adalah untuk mengedukasi.

"Data ini menjadi penting, bahwa pemerintah memiliki peran melalui programnya, dan masyarakat pun memiliki peran untuk mengedukasi terkait stunting di media sosial," ujarnya.

Hasil analisa lainnya dari NoLimit Indonesia juga mengungkapkan bahwa 47% netizen menganggap bahwa solusi yang lebih efektif dalam penanganan stunting adalah dengan meningkatkan jumlah tenaga medis, khususnya dokter, di daerah-daerah terpencil. Sementara 22% lainnya juga menilai pentingnya perbaikan birokrasi agar masyarakat miskin dan terpencil bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah diakses dan fasilitas yang nyaman.

"Harapannya dengan temuan ini, pemerintah bisa lebih mendengar masukan-masukan dari masyarakat, khususnya melalui media sosial, dan tentunya masyarakat pun bisa menggunakan media sosial dengan bijak untuk berkomunikasi dengan pemerintah, sehingga komunikasi ini bisa berjalan lebih baik dan penanganan isu stunting bisa lebih tepat sasaran," tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH