FAMILY

Berbasis AI, Platform Ini Hadirkan Edukasi terkait Anak yang Alergi Susu Sapi

Medcom
Jumat 28 Juni 2024 / 10:08
Jakarta: Angka kejadian dan risiko alergi, terutama yang disebabkan oleh tidak cocok protein susu sapi, masih sering dialami oleh anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal itu dilihat dari data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Pada data IDAI menunjukkan bahwa prevalensi alergi protein susu sapi pada anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia berkisar antara 2% hingga 7,5% atau sekitar lebih dari 1,6 juta anak di Indonesia yang beresiko mengalami alergi susu sapi.

Kondisi alergi tersebut penting untuk menjadi perhatian serius bagi orang tua. Sebab, jika tidak ditangani dengan tepat dapat berpotensi menghambat tumbuh kembang optimal anak.

Baca juga: Astrid Tiar Sempat Stres Anaknya Alergi Susu Sapi

Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 4 anak dengan alergi susu sapi berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, apabila tidak ditangani dengan baik. Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A(K) sebagai Dokter Anak Spesialis Konsultan Alergi & Imunologi mengatakan, alergi protein susu sapi terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi tidak normal terhadap protein susu sapi sehingga dapat menimbulkan beberapa gejala termasuk pada saluran cerna yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting dalam susu sapi.

"Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena susu termasuk salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk dukung tumbuh kembang optimal, termasuk dalam pencegahan stunting. Oleh karena itu, peran orang tua khususnya Ibu sangat penting untuk mencegah dan menangani kondisi alergi, termasuk pemberian nutrisi yang tepat," ucap Dr. Zahrah.


Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A(K) sebagai Dokter Anak Spesialis Konsultan Alergi & Imunologi. Dok. Ist


Risiko alergi yang masih sering terjadi ternyata belum diikuti dengan pemahaman serta penanganan alergi yang tepat dari orang tua. Selama ini masih banyak orang tua yang belum memahami cara mengenali gejala alergi susu sapi yang tepat. Banyak pula yang menyepelekan kondisi ini, sehingga tidak langsung berkonsultasi ke dokter, tetapi mencoba mengambil solusi sendiri, dan bahkan tetap memberikan susu sapi untuk anaknya meskipun sudah timbul gejala.

"Untuk itulah, dibutuhkan edukasi mengenai alergi secara komprehensif yang senantiasa diperbaharui serta mudah dipahami dan dari sumber yang terpercaya, sehingga orang tua dapat mengenali gejala alergi dan segera mengkonsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat. Selain itu, akan lebih baik juga jika para Bunda bisa mendapatkan edukasi kapan saja dari sumber terpercaya, sehingga bisa dengan cepat mengenali kondisi anak yang mengalami alergi," ujar Dr. Zahrah.

Untuk mendapatkan akses edukasi yang tervalidasi, orang tua bisa meluncur ke platform edukasi digital Soya Generasi Maju yang bekerja sama antara SGM Eksplor ISOPRO SOY dengan layanan kesehatan digital HelloSehat.

Platform ini merupakan website pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan informasi lengkap dan tervalidasi dan layanan tanya jawab berbasis AI pertama dengan sumber yang telah tervalidasi oleh expert seputar kondisi tidak cocok susu sapi yang mungkin dialami si Kecil agar para Bunda lebih mengenali berbagai gejala, dan penanganannya agar si Kecil tumbuh optimal.

"Kami melihat bahwa masih banyak Bunda di Indonesia yang bingung mencari informasi terpercaya dan tidak tahu harus bertanya ke mana tentang cara mengenali dan menangani si Kecil dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Terlebih lagi, survei menunjukkan bahwa konten seputar kesehatan jadi topik yang paling sering di cari masyarakat Indonesia di internet," ucap Brand Manager SGM Eksplor ISOPRO SOY, Claresta Constantine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH