FAMILY
Speech Delay pada Anak dan Pengaruhnya pada Tumbuh Kembang
Yatin Suleha
Rabu 24 Mei 2023 / 18:13
Jakarta: Speech delay adalah sebuah kondisi yang dapat dialami bayi dan anak-anak yang menyebabkan mereka mengalami keterlambatan bicara dan berbahasa. Sering kali, meski mengerti ketika seseorang berbicara namun sangat sulit untuk mengucapkan dan mengeluarkan kata kembali.
Speech delay mungkin sudah bukan menjadi hal asing di kalangan para orang tua. Kondisi ini menyerang bayi hingga anak-anak yang sedang memasuki masa pertumbuhan.
Meski setiap anak memiliki proses pertumbuhan yang berbeda, tidak dipungkiri bahwa speech delay merupakan suatu permasalahan pada anak yang bisa saja dihadapi oleh orang tua.
Seiring bertambahnya waktu, anak pasti akan mulai mengenal kosa kata hingga akhirnya dapat berbicara dengan lancar. Namun dalam beberapa kasus, speech delay bisa saja mengganggu proses pertumbuhan anak hingga menghambat mereka dalam mengeluarkan kata-kata ataupun berbicara.
.jpg)
(Dalam kondisi normal, biasanya anak akan mengalami perkembangan bicara secara bertahap sesuai dengan usia perkembangannya, misalnya usia 0 - 3 bulan biasanya bayi akan bereaksi terhadap suara dan mulai ada cooing. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Apa yang sebenarnya terjadi pada kondisi anak dengan speech delay? Serta apa saja ciri-cirinya yang perlu kamu waspadai sebagai orang tua? Berikut ini paparan lengkap dari dr. Lies Dewi N, Sp.A(K) Neuropediatri, Konsultan Tumbuh Kembang Anak dari Rumah Sakit Eka Hospital Cibubur.
Speech delay adalah sebuah kondisi yang dapat dialami bayi dan anak-anak yang menyebabkan mereka mengalami keterlambatan bicara dan berbahasa. Sering kali, meski mengerti ketika seseorang berbicara namun sangat sulit untuk mengucapkan dan mengeluarkan kata kembali.
Sayangnya, beberapa orang tua mungkin masih menganggap kondisi ini merupakan hal biasa dan akan hilang dengan sendirinya.
Padahal kenyataannya jika tidak ditangani dengan tepat, speech delay dapat memengaruhi masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif anak, serta akan berdampak buruk ketika mereka dewasa.
Dalam kondisi normal, biasanya anak akan mengalami perkembangan bicara secara bertahap sesuai dengan usia perkembangannya;
- 0 - 3 bulan: biasanya bayi akan bereaksi terhadap suara dan mulai ada cooing (Cooing adalah perpaduan dari suara ketika bayi tertawa sambil mengucapkan atau mengeluarkan huruf vokal)
- Usia 6 bulan: anak akan menoleh bila dipanggil namanya dan mulai babbling “bababa, dadada, mamama”
- 9 bulan: anak akan merespons terhadap bahasa yang rutin diucapkan seperti “dadah”, mulai menunjuk, bicara “mama, dada”
- 1 tahun: anak mulai mengerti perintah sederhana dan berbicara 1-2 kata
- 2 tahun: anak dapat menunjuk anggota tubuh (body parts), mulai berbicara dan memahami lebih dari 100 kosa kata, serta berbicara dengan kalimat yang terdiri dari 2 kata
- 3 tahun: anak mulai mengerti perintah dua langkah dan dapat berbicara dengan kalimat yang terdiri dari 3 kata
Namun untuk anak yang mengalami speech delay pertumbuhan ini mungkin akan terhambat, sehingga menyebabkan mereka tidak dapat berbahasa meski sudah memasuki usianya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Speech delay mungkin sudah bukan menjadi hal asing di kalangan para orang tua. Kondisi ini menyerang bayi hingga anak-anak yang sedang memasuki masa pertumbuhan.
Meski setiap anak memiliki proses pertumbuhan yang berbeda, tidak dipungkiri bahwa speech delay merupakan suatu permasalahan pada anak yang bisa saja dihadapi oleh orang tua.
Seiring bertambahnya waktu, anak pasti akan mulai mengenal kosa kata hingga akhirnya dapat berbicara dengan lancar. Namun dalam beberapa kasus, speech delay bisa saja mengganggu proses pertumbuhan anak hingga menghambat mereka dalam mengeluarkan kata-kata ataupun berbicara.
.jpg)
(Dalam kondisi normal, biasanya anak akan mengalami perkembangan bicara secara bertahap sesuai dengan usia perkembangannya, misalnya usia 0 - 3 bulan biasanya bayi akan bereaksi terhadap suara dan mulai ada cooing. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Pengaruh speech delay
Apa yang sebenarnya terjadi pada kondisi anak dengan speech delay? Serta apa saja ciri-cirinya yang perlu kamu waspadai sebagai orang tua? Berikut ini paparan lengkap dari dr. Lies Dewi N, Sp.A(K) Neuropediatri, Konsultan Tumbuh Kembang Anak dari Rumah Sakit Eka Hospital Cibubur.
Speech delay adalah sebuah kondisi yang dapat dialami bayi dan anak-anak yang menyebabkan mereka mengalami keterlambatan bicara dan berbahasa. Sering kali, meski mengerti ketika seseorang berbicara namun sangat sulit untuk mengucapkan dan mengeluarkan kata kembali.
Sayangnya, beberapa orang tua mungkin masih menganggap kondisi ini merupakan hal biasa dan akan hilang dengan sendirinya.
Padahal kenyataannya jika tidak ditangani dengan tepat, speech delay dapat memengaruhi masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif anak, serta akan berdampak buruk ketika mereka dewasa.
Dalam kondisi normal, biasanya anak akan mengalami perkembangan bicara secara bertahap sesuai dengan usia perkembangannya;
- 0 - 3 bulan: biasanya bayi akan bereaksi terhadap suara dan mulai ada cooing (Cooing adalah perpaduan dari suara ketika bayi tertawa sambil mengucapkan atau mengeluarkan huruf vokal)
- Usia 6 bulan: anak akan menoleh bila dipanggil namanya dan mulai babbling “bababa, dadada, mamama”
- 9 bulan: anak akan merespons terhadap bahasa yang rutin diucapkan seperti “dadah”, mulai menunjuk, bicara “mama, dada”
- 1 tahun: anak mulai mengerti perintah sederhana dan berbicara 1-2 kata
- 2 tahun: anak dapat menunjuk anggota tubuh (body parts), mulai berbicara dan memahami lebih dari 100 kosa kata, serta berbicara dengan kalimat yang terdiri dari 2 kata
- 3 tahun: anak mulai mengerti perintah dua langkah dan dapat berbicara dengan kalimat yang terdiri dari 3 kata
Namun untuk anak yang mengalami speech delay pertumbuhan ini mungkin akan terhambat, sehingga menyebabkan mereka tidak dapat berbahasa meski sudah memasuki usianya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)