FAMILY
Benarkah Membentak Anak Bisa Membuat Saraf Mereka Putus? Ini Jawaban Ahli
Raka Lestari
Sabtu 26 Maret 2022 / 07:00
Jakarta: Perasaan kesal atau marah pasti pernah dialami oleh semua orang, termasuk para orang tua. Di kala sedang marah, tak sedikit orang tua yang mungkin sekali tanpa sadar membentak. Sekilas tampak sepele karena tidak melakukan kekerasan fisik. Akan tetapi, membentak anak ternyata bisa memiliki dampak buruk yang sangat besar pada sang buah hati.
“Perlu di garis bawahi bahwa ketika kita membentak kepada anak apakah efeknya langsung membuat saraf di otak putus? Tentu tidak. Namun, beda halnya jika kita membentaknya setiap hari dan setiap saat mungkin itu akan meningkatkan risikonya lebih tinggi,” kata Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog anak dan keluarga dalam acara Orami Playdate Festival, pada Rabu 22 Maret 2022.
Menurut Samantha, pada usia 0-5 tahun itu perkembangan otak anak berkembang sangat pesat yaitu 95 persen sudah optimal. Nah, ketika otaknya yang sedang berkembang, dibentak berulang-ulang kali sarafnya yang harusnya saling menyambung ketika dibentak maka tidak jadi nyambung. Putus satu per satu sampai akhirnya putus semuanya.
“Suatu penelitian menemukan kalau kita berperilaku abusive atau melakukan kekerasan secara verbal saja, ada yang namanya grey area di otak yang akhirnya jadi membesar,” jelasnya.
.jpg)
(Membentak dapat membuat perkembangan otak anak jadi terganggu. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Sementara, ketika grey area itu membesar, dapat mengecilkan area otak yang lainnya. Efeknya anak jadi sulit meregulasi emosinya. Anak jadi sulit mengambil keputusan, ketika anak dibentak dia jadi lebih marah lagi. "Bahkan,tak jarang pada kasus-kasus tertentu, orang tuanya membentak anak lalu anaknya jadi nendang orang tuanya,” ujar Samanta.
Beberapa dampak membentak anak juga bisa membuat perilaku anak semakin buruk. Kalau orang tua membentak terus atau ketika menasihati anak membentak, perilaku anak bukannya akan menjadi lebih baik tapi justru makin buruk perilakunya.
“Lalu perkembangan otaknya juga terganggu. Kecemasan anak juga semakin meningkat, begitu pun depresinya. Kemudian berdampak juga pada kesehatan fisik. Selain obesitas juga bisa ada masalah-masalah fisik lain. Sering sakit, daya tahan tubuh menurun, sering migrain, atau darah rendah,” ungkap Samanta.
Lebih lanjut, Samantha mengatakan anak juga bisa mengalami psikosomatis. “Nah ini masalahnya ada di mental, pikiran atau emosinya yang kemudian masuknya jadi ke gangguan fisik atau jadi sakit-sakitan,” pungkas Samanta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
“Perlu di garis bawahi bahwa ketika kita membentak kepada anak apakah efeknya langsung membuat saraf di otak putus? Tentu tidak. Namun, beda halnya jika kita membentaknya setiap hari dan setiap saat mungkin itu akan meningkatkan risikonya lebih tinggi,” kata Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog anak dan keluarga dalam acara Orami Playdate Festival, pada Rabu 22 Maret 2022.
Menurut Samantha, pada usia 0-5 tahun itu perkembangan otak anak berkembang sangat pesat yaitu 95 persen sudah optimal. Nah, ketika otaknya yang sedang berkembang, dibentak berulang-ulang kali sarafnya yang harusnya saling menyambung ketika dibentak maka tidak jadi nyambung. Putus satu per satu sampai akhirnya putus semuanya.
“Suatu penelitian menemukan kalau kita berperilaku abusive atau melakukan kekerasan secara verbal saja, ada yang namanya grey area di otak yang akhirnya jadi membesar,” jelasnya.
.jpg)
(Membentak dapat membuat perkembangan otak anak jadi terganggu. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Sementara, ketika grey area itu membesar, dapat mengecilkan area otak yang lainnya. Efeknya anak jadi sulit meregulasi emosinya. Anak jadi sulit mengambil keputusan, ketika anak dibentak dia jadi lebih marah lagi. "Bahkan,tak jarang pada kasus-kasus tertentu, orang tuanya membentak anak lalu anaknya jadi nendang orang tuanya,” ujar Samanta.
Beberapa dampak membentak anak juga bisa membuat perilaku anak semakin buruk. Kalau orang tua membentak terus atau ketika menasihati anak membentak, perilaku anak bukannya akan menjadi lebih baik tapi justru makin buruk perilakunya.
“Lalu perkembangan otaknya juga terganggu. Kecemasan anak juga semakin meningkat, begitu pun depresinya. Kemudian berdampak juga pada kesehatan fisik. Selain obesitas juga bisa ada masalah-masalah fisik lain. Sering sakit, daya tahan tubuh menurun, sering migrain, atau darah rendah,” ungkap Samanta.
Lebih lanjut, Samantha mengatakan anak juga bisa mengalami psikosomatis. “Nah ini masalahnya ada di mental, pikiran atau emosinya yang kemudian masuknya jadi ke gangguan fisik atau jadi sakit-sakitan,” pungkas Samanta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)