FAMILY
Rasa Tabu dan Malu jadi Penyebab Kesenjangan Kepuasan Seksual
A. Firdaus
Kamis 06 Oktober 2022 / 19:58
Jakarta: Malu dan masih merasa tabu membicarakan topik seks kerap ditemui pasangan suami istri (Pasutri) di Indonesia. Enggan berbicara seks secara transparan berpotensi mengurangi keintiman dan kualitas romantisme pasangan, bahkan bukan tak mungkin mengurangi keharmonisan pasutri.
Durex mendapatkan temuan mengenai kesenjangan kepuasan seksual yang kerap dialami oleh pasutri di seluruh belahan dunia, secara khususnya di Indonesia. Tak jarang, pasangan menganggap hal ini sepele dan membiarkannya berlarut-larut.
Padahal, kedua belah pihak tentu berharap mendapatkan kepuasan yang setara saat berhubungan seksual. Diskusi terkait seks menjadi sangat penting mengingat preferensi dan ekspektasi yang unik dari masing-masing orang agar hubungan seksual tidak hanya menyenangkan bagi salah satu pihak saja.
Studi ini dilakukan dengan melibatkan 535 responden pria dan wanita berusia 18 sampai 34 tahun di berbagai kota di Indonesia. Dalam studi ini ditemukan adanya kesenjangan kepuasan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.
Meskipun mayoritas responden (96%) menyetujui bahwa kepuasan yang sama di ranjang adalah hal penting, nyatanya 1 dari 3 perempuan pernah memalsukan orgasme saat berhubungan dengan pasangannya.
"Adanya kesenjangan kepuasan dalam sebuah hubungan juga disebabkan oleh pendidikan seks di Indonesia yang masih sangat minim. Sehingga timbul kurangnya keterbukaan pasangan dalam mengomunikasikan preferensi dan keinginannya terkait aktivitas seksual bersama. Padahal, transparansi selama hubungan seksual juga menentukan faktor kesehatan dan keamanan saat melakukannya," ujar dr. Sandy Prasetyo, Sp.OG saat peluncuran studi The Pleasure Gap Study 2022 oleh produk kontrasepsi modern dari Reckitt Indonesia, Durex.

Talkshow The Pleasure Gap Study 2022. (Foto: Ist)
"Pasutri juga perlu terbuka tentang histori kegiatan seksual yang pernah dilakukan oleh pasangan, melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara rutin, serta memilih kontrasepsi yang nyaman digunakan bersama, misalnya kondom," sambungnya.
Hal itu diperkuat dengan pernyataan Inez Kristanti, M.Psi. Psikolog klinis ini menyarankan agar pasutri bisa berdiskusi mengenai hubungan seksual mereka secara sehat, terdapat rasa saling menghargai, saling percaya, dan saling memahami.
"Hubungan seksual pun menjadi lebih berkualitas dan setara yang memunculkan rasa puas, menurunkan level stres dan rasa cemas, sekaligus meningkatkan sexual confidence antara pasangan. Ketika ada equal respect, maka lebih mudah memunculkan equal pleasure, dan inilah yang membantu menjembatani kesenjangan kepuasan tersebut," kata Inez.
Untuk itu Durex meluncurkan kampanye #ComeTogether. Kampanye ini bertujuan untuk menyuarakan pentingnya kepuasan yang setara bagi para pasangan di Indonesia. Durex mengajak pasangan menghilangkan batas tabu dan malu agar dapat berkomunikasi dan meraih kepuasan yang setara.
"Kami mengajak pasangan untuk #ComeTogether, agar bisa saling menghargai dan terbuka dalam mengomunikasikan preferensi dan keinginan terkait aspek seksual dan kesehatan reproduksi, yang akhirnya bisa menjembatani kesenjangan kepuasan," tutup Rahul Bibhuti, Marketing Director Reckitt Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Durex mendapatkan temuan mengenai kesenjangan kepuasan seksual yang kerap dialami oleh pasutri di seluruh belahan dunia, secara khususnya di Indonesia. Tak jarang, pasangan menganggap hal ini sepele dan membiarkannya berlarut-larut.
Padahal, kedua belah pihak tentu berharap mendapatkan kepuasan yang setara saat berhubungan seksual. Diskusi terkait seks menjadi sangat penting mengingat preferensi dan ekspektasi yang unik dari masing-masing orang agar hubungan seksual tidak hanya menyenangkan bagi salah satu pihak saja.
Studi ini dilakukan dengan melibatkan 535 responden pria dan wanita berusia 18 sampai 34 tahun di berbagai kota di Indonesia. Dalam studi ini ditemukan adanya kesenjangan kepuasan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.
Meskipun mayoritas responden (96%) menyetujui bahwa kepuasan yang sama di ranjang adalah hal penting, nyatanya 1 dari 3 perempuan pernah memalsukan orgasme saat berhubungan dengan pasangannya.
"Adanya kesenjangan kepuasan dalam sebuah hubungan juga disebabkan oleh pendidikan seks di Indonesia yang masih sangat minim. Sehingga timbul kurangnya keterbukaan pasangan dalam mengomunikasikan preferensi dan keinginannya terkait aktivitas seksual bersama. Padahal, transparansi selama hubungan seksual juga menentukan faktor kesehatan dan keamanan saat melakukannya," ujar dr. Sandy Prasetyo, Sp.OG saat peluncuran studi The Pleasure Gap Study 2022 oleh produk kontrasepsi modern dari Reckitt Indonesia, Durex.

Talkshow The Pleasure Gap Study 2022. (Foto: Ist)
"Pasutri juga perlu terbuka tentang histori kegiatan seksual yang pernah dilakukan oleh pasangan, melakukan pemeriksaan kesehatan seksual secara rutin, serta memilih kontrasepsi yang nyaman digunakan bersama, misalnya kondom," sambungnya.
Hal itu diperkuat dengan pernyataan Inez Kristanti, M.Psi. Psikolog klinis ini menyarankan agar pasutri bisa berdiskusi mengenai hubungan seksual mereka secara sehat, terdapat rasa saling menghargai, saling percaya, dan saling memahami.
"Hubungan seksual pun menjadi lebih berkualitas dan setara yang memunculkan rasa puas, menurunkan level stres dan rasa cemas, sekaligus meningkatkan sexual confidence antara pasangan. Ketika ada equal respect, maka lebih mudah memunculkan equal pleasure, dan inilah yang membantu menjembatani kesenjangan kepuasan tersebut," kata Inez.
Untuk itu Durex meluncurkan kampanye #ComeTogether. Kampanye ini bertujuan untuk menyuarakan pentingnya kepuasan yang setara bagi para pasangan di Indonesia. Durex mengajak pasangan menghilangkan batas tabu dan malu agar dapat berkomunikasi dan meraih kepuasan yang setara.
"Kami mengajak pasangan untuk #ComeTogether, agar bisa saling menghargai dan terbuka dalam mengomunikasikan preferensi dan keinginan terkait aspek seksual dan kesehatan reproduksi, yang akhirnya bisa menjembatani kesenjangan kepuasan," tutup Rahul Bibhuti, Marketing Director Reckitt Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)