FAMILY
Apakah Bercinta di Trimester Ketiga Bisa Percepat Kelahiran?
Mia Vale
Minggu 21 November 2021 / 20:05
Jakarta: Banyak yang beranggapan bahwa melakukan hubungan intim antara suami dan istri yang sedang hamil tua bisa mempercepat kelahiran. Tetapi sebuah penelitian baru mengatakan bercinta tidak akan mempercepat persalinan.
Penelitian dalam Obstetrics and Gynecology diikuti 93 wanita dalam trimester ke-3 kehamilan mereka. Pada setiap kunjungan dokter mingguan, para wanita mengungkapkan apakah mereka melakukan hubungan seks minggu sebelumnya, dan menjalani pemeriksaan serviks.
Kelompok yang aktif secara seksual atau 50,5 persen melahirkan rata-rata 39,9 minggu. Sementara mereka yang melewatkan hubungan seks melahirkan pada usia kandungan 39,3 minggu.
Mengutip Parents, kelompok wanita yang menahan diri dari berhubungan seks sebenarnya melahirkan lebih cepat daripada yang melakukan hubungan intim, meskipun selisihnya tidak signifikan. Jadi hal ini tak selalu benar.
(1).jpg)
(Dalam penelitian disebutkan bahwa membantah efek seks menginduksi persalinan. Foto: Pexels.com)
Menariknya, ada beberapa penjelasan biologis terhadap klaim bahwa seks dapat mempercepat persalinan. Semen mengandung hormon prostaglandin, yang diyakini dapat melunakkan serviks dan mendorong kontraksi.
Tetapi studi baru ini tidak menemukan perubahan serviks yang lebih besar pada wanita yang aktif secara seksual, membantah efek seks menginduksi persalinan.
Salah satu penjelasan yang mungkin, menurut penulis penelitian ini, adalah bahwa wanita dapat terus aktif secara seksual jika mereka merasa baik atau sehat.
Ketidaknyamanan akibat perut yang membesar, atau peningkatan kontraksi cenderung menjadikan wanita menghindari seks pada saat ini. Gejala-gejala seperti itu mungkin menjadi pertanda persalinan.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode pengiriman pada kedua kelompok, menurut penelitian.
Aktivitas seksual dalam jangka panjang pun tidak berpengaruh pada kesehatan bayi antara lain berat lahir, skor Apgar, atau kemungkinan dirawat di NICU. Konsultasikan pada dokter jika ada kontraksi jelang kelahiran yang intens atau pun terjadinya kontraksi palsu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Penelitian dalam Obstetrics and Gynecology diikuti 93 wanita dalam trimester ke-3 kehamilan mereka. Pada setiap kunjungan dokter mingguan, para wanita mengungkapkan apakah mereka melakukan hubungan seks minggu sebelumnya, dan menjalani pemeriksaan serviks.
Kelompok yang aktif secara seksual atau 50,5 persen melahirkan rata-rata 39,9 minggu. Sementara mereka yang melewatkan hubungan seks melahirkan pada usia kandungan 39,3 minggu.
Mengutip Parents, kelompok wanita yang menahan diri dari berhubungan seks sebenarnya melahirkan lebih cepat daripada yang melakukan hubungan intim, meskipun selisihnya tidak signifikan. Jadi hal ini tak selalu benar.
(1).jpg)
(Dalam penelitian disebutkan bahwa membantah efek seks menginduksi persalinan. Foto: Pexels.com)
Penjelasan secara biologis
Menariknya, ada beberapa penjelasan biologis terhadap klaim bahwa seks dapat mempercepat persalinan. Semen mengandung hormon prostaglandin, yang diyakini dapat melunakkan serviks dan mendorong kontraksi.
Tetapi studi baru ini tidak menemukan perubahan serviks yang lebih besar pada wanita yang aktif secara seksual, membantah efek seks menginduksi persalinan.
Salah satu penjelasan yang mungkin, menurut penulis penelitian ini, adalah bahwa wanita dapat terus aktif secara seksual jika mereka merasa baik atau sehat.
Ketidaknyamanan akibat perut yang membesar, atau peningkatan kontraksi cenderung menjadikan wanita menghindari seks pada saat ini. Gejala-gejala seperti itu mungkin menjadi pertanda persalinan.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode pengiriman pada kedua kelompok, menurut penelitian.
Aktivitas seksual dalam jangka panjang pun tidak berpengaruh pada kesehatan bayi antara lain berat lahir, skor Apgar, atau kemungkinan dirawat di NICU. Konsultasikan pada dokter jika ada kontraksi jelang kelahiran yang intens atau pun terjadinya kontraksi palsu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)