Jakarta: Generasi stroberi sering kali menunjukkan ciri-ciri tertentu, bahkan pada usia anak sekolah. Umumnya, anak tersebut mudah frustrasi, mudah menyerah, dan memiliki toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan.
Meskipun setiap anak adalah unik dan memiliki tantangannya masing-masing, penting untuk memahami konteks yang lebih luas dari fenomena ini dan dampaknya terhadap masyarakat kita. Jadi, apa itu generasi stroberi?
Istilah “generasi stroberi” digunakan untuk menggambarkan generasi muda saat ini yang dianggap lemah dan rapuh, seperti halnya stroberi, bagus di luar tapi lembek bila ditekan.
Baca juga: 7 Cara Menghadapi Orang Tua Strict Agar Hubungan Tetap Harmonis
Istilah tersebut menggambarkan generasi muda yang rentan terhadap tekanan dan kesulitan. Pola asuh orang tua menjadi hal pertama yang memengaruhi munculnya generasi stroberi. Berikut beberapa ciri umum yang dikaitkan dengan Strawberry Generation.
Anak-anak strawberry generation cenderung cepat tersinggung dan mudah marah. Mereka juga lebih sensitif terhadap kritik dan mungkin kesulitan menerima masukan, walaupun itu bersifat membangun.
Hal ini dapat menghambat pertumbuhan mereka di tempat kerja karena mereka mungkin merasa tertekan atau tersinggung ketika menerima umpan balik.
Generasi ini memiliki toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan dan mungkin cepat menyerah ketika keadaan menjadi sulit.
Mereka mungkin akan merasa kesulitan untuk melewati tantangan dan kemunduran. Mereka juga mungkin tidak mau menoleransi ketidaknyamanan atau situasi yang tidak menyenangkan, dan akan mencari kepuasan dan kenyamanan segera.
Generasi ini mencari validasi dan penegasan dari orang lain dan mungkin merasa tidak aman atau cemas ketika mereka tidak menerimanya.
Generasi Stroberi ini mengutip laman MCaresforkids, kemunginan merasa berhak atas keistimewaan atau penghargaan tertentu, tanpa harus berusaha untuk mendapatkannya.

(Generasi stroberi merupakan istilah generasi yang tidak mau menoleransi ketidaknyamanan atau situasi yang tidak menyenangkan, dan akan mencari kepuasan dan kenyamanan segera. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Strawberry Generation mungkin menghindari risiko dan menghindari tantangan, yang dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional mereka. Selain itu, mereka juga kurang disiplin dan mengendalikan diri. Akibatnya, fokus dan produktivitas berkurang.
Generasi ini mungkin ragu mengambil risiko, dan lebih memilih untuk tetap berada di zona nyaman mereka. Ya, Generasi Stroberi sering kali terjebak dalam zona nyaman dan enggan untuk mencoba hal baru.
Hal ini tentunya dapat menghambat inovasi di tempat kerja. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pengambilan risiko dan eksperimen.
Umumnya orang tua generasi stroberi terlalu protektif dan terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Orang tua membuat semua keputusan untuk anak, dan tidak membiarkan mereka mengalami kegagalan atau ketidaknyamanan.
Sehingga anak-anak tidak mampu mengembangkan kemandirian. Orang tua juga sangat menekankan kesuksesan pada sisi akademis.
Namun, mereka mengorbankan aspek lain, seperti pertumbuhan sosial atau emosional anak. Lebih memprioritaskan kebahagiaan anak-anak di atas kebutuhan atau keinginan orang tuanya sendiri.
Mereka juga ragu memperkenalkan risiko atau tantangan karena takut akan kegagalan atau bahaya. Untuk membuat anak-anak sibuk dan bahagia, biasanya orang tua generasi stroberi akan memberikan sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, seperti ponsel atau tablet.
Boleh dibilang, munculnya generasi ini, sebenarnya disebabkan karena pola asuh orang tua juga. Pasalnya terkadang orang tua cenderung memberikan apa yang diminta anak-anaknya. Strawberry parents kerap lebih royal saat memberi hadiah dalam bentuk materi.
Ingat, orang tua harus berperan agar anaknya menjadi generasi yang lebih baik dari dirinya. Jangan terlalu memanjakan anak dengan berlebihan dan jelaskan pada anak, bahwa ia harus menerima konsekuensi saat melakukan kesalahan. Jangan takut akan kegagalan!
Yang harus diingat, label seperti Strawberry Generation dapat membantu dalam memahami tren dan perubahan masyarakat yang lebih luas, namun label tersebut tidak boleh digunakan untuk menggeneralisasi atau menstereotipkan individu berdasarkan usia atau generasinya.
Sebaliknya, kita harus berusaha untuk mengenali kekuatan dan tantangan unik setiap orang dan bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung semua orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Meskipun setiap anak adalah unik dan memiliki tantangannya masing-masing, penting untuk memahami konteks yang lebih luas dari fenomena ini dan dampaknya terhadap masyarakat kita. Jadi, apa itu generasi stroberi?
Istilah “generasi stroberi” digunakan untuk menggambarkan generasi muda saat ini yang dianggap lemah dan rapuh, seperti halnya stroberi, bagus di luar tapi lembek bila ditekan.
Baca juga: 7 Cara Menghadapi Orang Tua Strict Agar Hubungan Tetap Harmonis
Istilah tersebut menggambarkan generasi muda yang rentan terhadap tekanan dan kesulitan. Pola asuh orang tua menjadi hal pertama yang memengaruhi munculnya generasi stroberi. Berikut beberapa ciri umum yang dikaitkan dengan Strawberry Generation.
Mudah tersinggung dan emosional
Anak-anak strawberry generation cenderung cepat tersinggung dan mudah marah. Mereka juga lebih sensitif terhadap kritik dan mungkin kesulitan menerima masukan, walaupun itu bersifat membangun.
Hal ini dapat menghambat pertumbuhan mereka di tempat kerja karena mereka mungkin merasa tertekan atau tersinggung ketika menerima umpan balik.
Cenderung lemah dan mudah menyerah
Generasi ini memiliki toleransi yang rendah terhadap ketidaknyamanan dan mungkin cepat menyerah ketika keadaan menjadi sulit.
Mereka mungkin akan merasa kesulitan untuk melewati tantangan dan kemunduran. Mereka juga mungkin tidak mau menoleransi ketidaknyamanan atau situasi yang tidak menyenangkan, dan akan mencari kepuasan dan kenyamanan segera.
Membutuhkan validasi dan penegasan
Generasi ini mencari validasi dan penegasan dari orang lain dan mungkin merasa tidak aman atau cemas ketika mereka tidak menerimanya.
Generasi Stroberi ini mengutip laman MCaresforkids, kemunginan merasa berhak atas keistimewaan atau penghargaan tertentu, tanpa harus berusaha untuk mendapatkannya.

(Generasi stroberi merupakan istilah generasi yang tidak mau menoleransi ketidaknyamanan atau situasi yang tidak menyenangkan, dan akan mencari kepuasan dan kenyamanan segera. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kurang dalam menghadapi tantangan
Strawberry Generation mungkin menghindari risiko dan menghindari tantangan, yang dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional mereka. Selain itu, mereka juga kurang disiplin dan mengendalikan diri. Akibatnya, fokus dan produktivitas berkurang.
Menghindari mengambil risiko
Generasi ini mungkin ragu mengambil risiko, dan lebih memilih untuk tetap berada di zona nyaman mereka. Ya, Generasi Stroberi sering kali terjebak dalam zona nyaman dan enggan untuk mencoba hal baru.
Hal ini tentunya dapat menghambat inovasi di tempat kerja. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang mendukung pengambilan risiko dan eksperimen.
Pola asuh bisa memengaruhi
Umumnya orang tua generasi stroberi terlalu protektif dan terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Orang tua membuat semua keputusan untuk anak, dan tidak membiarkan mereka mengalami kegagalan atau ketidaknyamanan.
Sehingga anak-anak tidak mampu mengembangkan kemandirian. Orang tua juga sangat menekankan kesuksesan pada sisi akademis.
Namun, mereka mengorbankan aspek lain, seperti pertumbuhan sosial atau emosional anak. Lebih memprioritaskan kebahagiaan anak-anak di atas kebutuhan atau keinginan orang tuanya sendiri.
Mereka juga ragu memperkenalkan risiko atau tantangan karena takut akan kegagalan atau bahaya. Untuk membuat anak-anak sibuk dan bahagia, biasanya orang tua generasi stroberi akan memberikan sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, seperti ponsel atau tablet.
Boleh dibilang, munculnya generasi ini, sebenarnya disebabkan karena pola asuh orang tua juga. Pasalnya terkadang orang tua cenderung memberikan apa yang diminta anak-anaknya. Strawberry parents kerap lebih royal saat memberi hadiah dalam bentuk materi.
Ingat, orang tua harus berperan agar anaknya menjadi generasi yang lebih baik dari dirinya. Jangan terlalu memanjakan anak dengan berlebihan dan jelaskan pada anak, bahwa ia harus menerima konsekuensi saat melakukan kesalahan. Jangan takut akan kegagalan!
Yang harus diingat, label seperti Strawberry Generation dapat membantu dalam memahami tren dan perubahan masyarakat yang lebih luas, namun label tersebut tidak boleh digunakan untuk menggeneralisasi atau menstereotipkan individu berdasarkan usia atau generasinya.
Sebaliknya, kita harus berusaha untuk mengenali kekuatan dan tantangan unik setiap orang dan bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung semua orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)