FAMILY

Tidak Melulu Wanita, Pria Juga Bisa Menjadi Penyebab Kemandulan

Raka Lestari
Jumat 24 September 2021 / 09:13
Jakarta: Kemandulan atau infertilitas seringkali dianggap sebagai kesalahan pada wanita. Padahal sebenarnya, kemandulan sendiri bisa disebabkan karena berbagai faktor.

Salah satunya adalah kualitas sperma yang tidak baik. Kualitas sperma yang tidak baik ini yang membuat pembuahan sulit terjadi, sehingga kehamilan pun tidak terjadi.

“Betul sekali, paradigmanya berubah karena memang penyebab infertilitas saat ini 35 persen karena faktor sperma,” kata Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, MPH, Sp.OG-KFER, Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan di RS Pondok Indah IVF Centre, dalam acara RSPI Group Webinar pada Kamis, 23 September 2021.

Menurut Prof. Iko, faktor sperma itu hampir sama dengan faktor sumbatan saluran telur, dan endometriosis. Juga hampir sama dengan faktor penyebab gangguan pematangan sel telur.

“Oleh karena itu, sekarang nomor satu yang dicek adalah spermanya dulu. Sperma normal atau tidak, kalau sperma normal baru kita beralih melihat sel telurnya gimana, saluran telurnya gimana,” jelasnya.

“Kalau sperma pertama dicek sudah tidak normal, lebih cepat kita mengeksplorasi ada sesuatu pada spermanya. Dan sperma itu tidak terlalu mudah mengintervensinya. Pemberian obat-obatan, itu tidak terlalu mudah karena sperma itu banyak sekali terkait dengan lifestyle,” kata Prof. Iko.

Faktor gaya hidup yang dimaksud adalah, suami biasa berendam di air panas, mandi sauna, menonton televisi 40 jam dalam seminggu, hingga biasa memakai pakaian ketat.

"Merokok, minum alkohol, itu gaya hidup yang sangat terkait dengan masalah pada sperma,” tutur Prof. Iko.

Dan ketika mempersiapkan kehamilan, penting juga untuk menjaga agar embrio yang dihasilkan berkualitas baik. Jadi kalau kita melihat memang 80 persen terletak pada faktor embrio. Sisanya ada faktor rahim itu sekitar 10 persen.

“Rahim itu akan sangat tergantung adalah bagaimana ketebalan, bagaimana arus darahnya, sehingga rahim itu mampu memberikan suplai makanan yang cukup kepada embrionya sehingga embrio bisa menempel dengan baik,” tutup Prof. Iko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH