FAMILY

Mengenal Penguatan Berpikir Komputasional, Gabungkan Koding dan AI

Aulia Putriningtias
Senin 28 Juli 2025 / 12:06
Jakarta: Sebagai manusia yang menjalani kehidupan, pentingnya untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi dari hari ke hari. Salah satunya adalah Kabupaten Kudus, Jawa Timur, yang menerapkan program berpikir komputasional.

Berpikir komputasional atau computational thinking adalah pendekatan pemecahan masalah yang menggabungkan konsep-konsep ilmu komputer, seperti dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan perancangan algoritma, untuk menghasilkan solusi yang efektif dan efisien. 

Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Balita yang Sering Dianggap Sepele tapi Penting

Pendekatan ini tidak hanya terbatas pada dunia teknologi, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan sehari-hari. 

Berpikir komputasional memiliki manfaat seperti meningkatkan kemampuan pemecahan masalah secara efektif dan efisien, membantu dalam pengambilan keputusan yang baik, memperkuat fondasi untuk mempelajari ilmu teknologi, dan juga meningkatkan kreativitas dan inovasi.

Kudus menjadi salah satu daerah yang serius mengembangkan pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA/AI)  melalui program berpikir komputasional sejak usia dini. 

Sejak 2023, pelatihan dan pendampingan berpikir komputasional telah menjangkau berbagai jenjang satuan PAUD hingga SD/MI, melibatkan ratusan guru dan ribuan siswa.


(Langkah memajukan berpikir komputasional ini didukung oleh Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris. Ia berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi titik awal dari gerakan yang menjadikan Kudus pionir pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sejak usia dini. Foto: Dok. Istimewa)

Berpikir komputasional mulai diperkenalkan di Kudus pada 2023 melalui pendampingan bagi kepala sekolah dan guru dari 36 satuan PAUD, yang memberi manfaat bagi lebih dari 10.300 siswa. 

Sejak akhir 2024, program penguatan berpikir komputasional diperluas ke 11 SD/MI, menjangkau lebih dari 4.900 siswa penerima manfaat.
 

Penerapan berpikir komputasional pada siswa


Cara penerapan berpikir komputasional biasanya melibatkan beberapa hal yang mengasah otak. Mulai dari menggunakan lego untuk memecah instruksi menjadi langkah-langkah kecil, atau memecahkan soal matematika menjadi bagian-bagian kecil dan mencari pola dan menerapkan rumus yang sesuai.

Festival dan Lomba Berpikir Komputasional di Pendopo Kabupaten Kudus yang diadakan Mingu, 27 Juli 2025 dan digagas oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation inilah yang turut mendukung perkembangan dari berpikir komputasional. Ada beberapa kegiatan yang diterapkan dalam acara ini.

Mulai dari merakit robot bertema Sustainable Development Goals (SDGs), membuat animasi di Scratch dengan block coding, hingga tantangan unplugged seperti menyusun algoritma penunjuk jalan, mengikuti instruksi gerakan dengan loop, menyortir koin, dan menyelesaikan pola, seluruh kegiatan berlangsung dengan penuh semangat dan daya cipta. 

"Dari berbagai riset yang kami pelajari, berpikir komputasional dapat melatih cara berpikir kritis, numerasi, literasi dan sains yang dinilai dalam tes PISA (Programme for International Student Assessment)," ungkap Primadi H. Serad, selaku Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Baca juga: Hari Anak Nasional, Tanamkan Kreativitas Sejak Dini

Langkah memajukan berpikir komputasional ini didukung oleh Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris. Ia berharap bahwa inisiatif ini dapat menjadi titik awal dari gerakan yang menjadikan Kudus pionir pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sejak usia dini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH