FAMILY

Dokter bagi 3 Tips Bela Diri Anak Secara Mental dan Emosional

Medcom
Senin 24 Juli 2023 / 13:05
Jakarta: Bullying atau perundungan (istilah bullying dalam Bahasa Indonesia) menjadi kata yang tak asing didengar akhir-akhir ini. Banyak ditemukannya kasus perundungan di berbagai wilayah di Indonesia yang menyebabkan kerugian.

Kerugian tersebut seperti luka-luka fisik, luka secara mental, hingga berujung pada merenggut nyawa. Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga Presiden Republik Indonesia menaruh perhatian serius mengenai pentingnya edukasi mengenai pencegahan bullying ini.

Menurut psikolog Andrew Mellor, perundungan adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, dan ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi. 

Sedangkan, korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya. Perundungan tidak lepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi (pengulangan perilaku).

Sulitnya memutus mata rantai kasus perundungan ini menjadi pokok permasalahan. Sebab, korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat pula menjadi korban.

Menurut dr. Anggia Hapsari, Sp. K. J, Subsp. A. R. (K) selaku Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja (Psikiatri) dari Rumah Sakit Pondok Indah, perundungan harus diambil tindakan segera.

Pembelajaan bela diri juga perlu dilakukan. Terkadang kita melupakan bentuk bela diri secara mental dan emosional, tidak hanya fisik. Pun, dr. Anggi berbagi tips cara mengajarkan anak untuk bela diri secara mental dan emosional, yakni:


(Jika si perundung menggoda dengan cara yang tidak disukai, mengejek, atau mengancam secara fisik, terkadang kontak mata dan ketenangan, mengatakan "tidak" dengan jelas adalah cara yang tepat untuk meredakan ketegangan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

1. Ajari miliki titik kontrol


Ajari mereka bahwa apa yang mereka pilih untuk dipikirkan adalah hal yang akan terjadi. Apa yang orang lain katakan serta lakukan merupakan hal yang benar-benar menentukan bagaimana perasaan mereka.

Setiap orang berhak menentukan secara kognitif bahwa kita sendirilah yang sebenarnya menentukan bagaimana perasaan kita, bukan orang lain yang menentukan hal itu. Kecuali jika kita membiarkan orang lain melakukan itu terhadap kita.
 

2. Ajari kenali dan perbaiki pikiran yang tidak rasional


Hal ini untuk menghindari kebingungan yang terjadi akibat terpaku pada empat jenis pemikiran yang tidak rasional, yaitu sering menuntut, melebih-lebihkan, tidak tahan, serta suka memberi label dan menjelek-jelekkan.
 

3. Ajari untuk menerima diri apa adanya


Rasa malu dapat menjadi latar belakang seseorang mengalami perundungan. Anak-anak sering menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mampu menangani perundungan atas dirinya.

Selain itu, rasa malu juga muncul ketika anak tidak mampu melakukan usaha yang lebih baik dari yang sudah mereka lakukan. Rasa malu juga membuat mereka menyimpan rahasia dan tidak mencari serta menerima pertolongan yang diberikan kepada mereka.

Menyimpan rahasia membuat mereka mengulangi pemikiran-pemikiran yang tidak rasional hingga pada titik menganggap hal tersebut adalah kenyataan, bukan pendapat. Pemikiran-pemikiran ini kerap kali berujung pada logika tidak rasional berupa bunuh diri yang timbul karena perundungan.

Lebih lanjut, dr. Anggia berbagi tips untuk mencegah perundungan. Moms dan anak perlu mengetahuinya. Adapun pencegahannya, antara lain:
  • - Ambil tindakan segera
  • - Cari bantuan segera dari orang lain
  • - Berikan contoh yang baik selama bergaul bersama teman sebaya



Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH