FAMILY

Kenali Tanda dan Cara Mencegah Stunting pada Anak

Mia Vale
Minggu 28 November 2021 / 12:00
Jakarta: Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai, terutama pada masa seribu hari pertama kehidupan. 

Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek. 

Kesulitan dalam mengidentifikasi anak-anak stunting secara visual dan kurangnya penilaian rutin pertumbuhan linier di layanan perawatan kesehatan primer menjelaskan mengapa perlu waktu lama untuk mengenali besarnya momok tersembunyi ini. Namun, setelah bertahun-tahun diabaikan, pengerdilan sekarang diidentifikasi sebagai prioritas kesehatan global utama. 

Stunting juga merupakan inti dari enam target gizi global untuk tahun 2025 yang diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2012 (WHO 2012), dan telah diusulkan sebagai indikator utama untuk agenda pembangunan pasca-2015.

Mengutip dari buletin stunting yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD). Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami anak yang masih di bawah usia dua tahun dan harus ditangani dengan segera dan tepat.

Namun, anak yang bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting. Kondisi ini hanya terjadi saat asupan nutrisi harian anak kurang sehingga memengaruhi perkembangan tinggi badannya.


cara mengatasi stunting
(Cara mencegah stunting pada balita antara lain rutin memantau pertumbuhan perkembangan balita, memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita, dan melakukan stimulasi dini perkembangan anak. Foto: Ilustrasi/Pexels.com) 
 

Ciri-ciri anak stunting


Sebagaimana dilansir dari laman Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang dan tinggi badannua. Lalu, dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.

Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:

- Pertumbuhan melambat
- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
- Pertumbuhan gigi terlambat
- Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
- Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
- Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun
- Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan)
- Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi
 

Penanganan stunting pada anak


Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk anak yang didiagnosis stunting adalah memberikan pola asuh yang tepat. Hal ini meliputi inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif sampai usia enam bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MPASI sampai anak berusia dua tahun.

Ketentuan pemberian makanan tersebut sebaiknya mengandung minimal empat atau lebih dari tujuh jenis makanan, meliputi serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau sumber protein lain, dan asupan kaya vitamin A atau lainnya.
 

Cara mencegah stunting pada balita


1. Rutin memantau pertumbuhan perkembangan balita
2. Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita
3. Melakukan stimulasi dini perkembangan anak
4. Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk anak
 

Cara mencegah stunting pada anak usia sekolah


1. Memberikan asupan gizi sesuai kebutuhan harian anak
2. Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan kesehatan

Oleh karena itu, sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan nutrisi yang maksimal saat awal-awal kehidupannya. Tepatnya selama 1000 hari pertama kehidupan anak. Jika kamu mengetahui bahwa si kecil mengalami kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter anak agar cepat teratasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH