Jakarta: Bullying atau perundungan (istilah bullying dalam Bahasa Indonesia) menjadi kata yang tak asing didengar akhir-akhir ini. Banyak ditemukannya kasus perundungan di berbagai wilayah di Indonesia yang menyebabkan kerugian.
Kerugian tersebut seperti luka-luka fisik, luka secara mental, hingga berujung pada merenggut nyawa. Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga Presiden Republik Indonesia menaruh perhatian serius mengenai pentingnya edukasi mengenai pencegahan bullying ini.
Menurut psikolog Andrew Mellor, perundungan adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, dan ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi.
Sedangkan, korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya. Perundungan tidak lepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi (pengulangan perilaku).
Sulitnya memutus mata rantai kasus perundungan ini menjadi pokok permasalahan. Sebab, korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat pula menjadi korban.
Menurut dr. Anggia Hapsari, Sp. K. J, Subsp. A. R. (K) selaku Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja (Psikiatri) dari Rumah Sakit Pondok Indah, memaparkan bahwa ada empat jenis perundungan pada anak.
Perundungan apa saja itu? Moms perlu tahu, ya! Berikut adalah empat jenis perundungan pada anak, antara lain:
.jpg)
(Anak-anak yang menjadi korban bullying sering merasa sangat buruk terhadap diri mereka, sehingga mereka mencoba mengasingkan diri dari lingkungannya. Mereka mencoba untuk menghindari interaksi dengan teman sebaya, teman sekelas, atau anggota keluarga. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Artinya adalah jenis perundungan yang melibatkan kontak fisik antara pelaku dan korban. Perilaku yang termasuk, antara lain: memukul, menendang, meludahi, mendorong, mencekik, melukai menggunakan benda, memaksa korban melakukan aktivitas fisik tertentu, menjambak, merusak benda milik korban, dan lain-lain.
Perundungan fisik adalah jenis yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi dibandingkan perundungan jenis lainnya.
Perundungan ini melibatkan bahasa verbal yang bertujuan menyakiti hati seseorang. Perilaku yang termasuk, antara lain: mengejek, memberi nama julukan yang tidak pantas, memfitnah, pernyataan seksual yang melecehkan, meneror, dan lain-lain.
Kasus perundungan verbal termasuk jenis perundungan yang sering terjadi dalam keseharian. Namun, sering kali tidak disadari oleh orang-orang sekitar, termasuk anak-anak.
Jenis perundungan yang bertujuan menolak dan memutus relasi sosial korban dengan orang lain. Hal ini meliputi pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau penghindaran.
Contoh perundungan sosial antara lain adalah menyebarkan rumor, mempermalukan seseorang di depan umum, menghasut untuk menjauhi seseorang, menertawakan, menghancurkan reputasi seseorang, menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan, mengakhiri hubungan tanpa alasan, dan lain-lain.
Jenis ini merupakan bentuk perilaku perundungan yang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, ponsel, internet, situs, chatting room, e-mail, SMS, dan lain-lain.
Perilaku yang termasuk perundungan elektronik antara lain menggunakan tulisan, gambar, dan video yang bertujuan untuk mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban. Contohnya cyberbullying, yaitu perundungan melalui internet.
Lebih lanjut, dr. Anggia berbagi tips untuk mencegah perundungan. Moms dan anak perlu mengetahuinya. Adapun pencegahannya, antara lain:
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Kerugian tersebut seperti luka-luka fisik, luka secara mental, hingga berujung pada merenggut nyawa. Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hingga Presiden Republik Indonesia menaruh perhatian serius mengenai pentingnya edukasi mengenai pencegahan bullying ini.
Menurut psikolog Andrew Mellor, perundungan adalah pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain, dan ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi.
Sedangkan, korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya. Perundungan tidak lepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi (pengulangan perilaku).
Sulitnya memutus mata rantai kasus perundungan ini menjadi pokok permasalahan. Sebab, korban bisa menjadi pelaku dan pelaku dapat pula menjadi korban.
Menurut dr. Anggia Hapsari, Sp. K. J, Subsp. A. R. (K) selaku Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja (Psikiatri) dari Rumah Sakit Pondok Indah, memaparkan bahwa ada empat jenis perundungan pada anak.
4 jenis perundungan pada anak
Perundungan apa saja itu? Moms perlu tahu, ya! Berikut adalah empat jenis perundungan pada anak, antara lain:
.jpg)
(Anak-anak yang menjadi korban bullying sering merasa sangat buruk terhadap diri mereka, sehingga mereka mencoba mengasingkan diri dari lingkungannya. Mereka mencoba untuk menghindari interaksi dengan teman sebaya, teman sekelas, atau anggota keluarga. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
1. Perundungan fisik
Artinya adalah jenis perundungan yang melibatkan kontak fisik antara pelaku dan korban. Perilaku yang termasuk, antara lain: memukul, menendang, meludahi, mendorong, mencekik, melukai menggunakan benda, memaksa korban melakukan aktivitas fisik tertentu, menjambak, merusak benda milik korban, dan lain-lain.
Perundungan fisik adalah jenis yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi dibandingkan perundungan jenis lainnya.
2. Perundungan verbal
Perundungan ini melibatkan bahasa verbal yang bertujuan menyakiti hati seseorang. Perilaku yang termasuk, antara lain: mengejek, memberi nama julukan yang tidak pantas, memfitnah, pernyataan seksual yang melecehkan, meneror, dan lain-lain.
Kasus perundungan verbal termasuk jenis perundungan yang sering terjadi dalam keseharian. Namun, sering kali tidak disadari oleh orang-orang sekitar, termasuk anak-anak.
3. Perundungan relasi sosial
Jenis perundungan yang bertujuan menolak dan memutus relasi sosial korban dengan orang lain. Hal ini meliputi pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, atau penghindaran.
Contoh perundungan sosial antara lain adalah menyebarkan rumor, mempermalukan seseorang di depan umum, menghasut untuk menjauhi seseorang, menertawakan, menghancurkan reputasi seseorang, menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan, mengakhiri hubungan tanpa alasan, dan lain-lain.
4. Perundungan elektronik
Jenis ini merupakan bentuk perilaku perundungan yang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, ponsel, internet, situs, chatting room, e-mail, SMS, dan lain-lain.
Perilaku yang termasuk perundungan elektronik antara lain menggunakan tulisan, gambar, dan video yang bertujuan untuk mengintimidasi, menakuti, dan menyakiti korban. Contohnya cyberbullying, yaitu perundungan melalui internet.
Lebih lanjut, dr. Anggia berbagi tips untuk mencegah perundungan. Moms dan anak perlu mengetahuinya. Adapun pencegahannya, antara lain:
- - Ambil tindakan segera
- - Cari bantuan segera dari orang lain
- - Berikan contoh yang baik selama bergaul bersama teman sebaya
- - Bela diri secara mental dan emosional (pendekatan dari dalam ke luar)
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)