FAMILY

Memahami Pola BAB Bayi, Kapan Normal dan Kapan Perlu Waspada?

A. Firdaus
Rabu 22 Oktober 2025 / 11:11
Jakarta: Sembelit pada bayi bisa menjadi masalah umum. Kendati umum, namun membuat bayi merasa tidak nyaman. Untuk itu, penting bagi orang tua memahami apa yang normal terlebih dahulu.

Sembelit pada bayi sering terjadi di kota seperti Jakarta. Cuaca panas dan rutinitas harian bisa memengaruhi kesehatan pencernaan.

Pola buang air besar bayi bergantung pada faktor-faktor seperti apa yang mereka makan dan minum, seberapa aktif mereka, dan seberapa cepat mereka mencerna makanan.

Misalnya, bayi yang masih sangat kecil mungkin buang air besar lebih sering. Itu karena sistem pencernaan mereka masih berkembang. Sementara bayi yang lebih besar bisa memiliki jadwal yang berbeda karena pola makan yang berubah.

Hal ini membantu membedakan antara pola normal dan tanda masalah, sehingga orang tua bisa lebih tenang dalam mengamati perubahan.
Setiap bayi berbeda karena mereka mungkin buang air besar setelah setiap kali menyusu. Atau mungkin menunggu sehari atau lebih di antara buang air besar, tergantung pada kondisi tubuh mereka.
 

Pengaruh ASI pada sembelit bayi


Dikutip dari babyCenter, bayi yang menyusu eksklusif jarang mengalami sembelit. Air Susu Ibu (ASI) secara alami menyeimbangkan lemak dan protein, sehingga menghasilkan tinja yang hampir selalu lembut. Bahkan jika bayi belum buang air besar selama beberapa hari.

ASI juga mengandung enzim dan bakteri baik, yang membantu menjaga kesehatan usus. Sehingga jarang menyebabkan masalah pencernaan.

Selain itu, ASI mudah diserap tubuh tanpa menimbulkan sisa yang keras, yang membuatnya lebih unggul dibandingkan makanan lain. Jika bayi disusui, tidak ada angka atau jadwal 'normal' hanya apa yang biasa bagi bayi.

Tidak jarang bayi yang disusui hanya buang air besar sekali seminggu, karena ASI membantu menjaga keseimbangan alami di dalam perut.

Jika bayi minum susu formula atau makan makanan padat, mereka kemungkinan besar akan buang air besar setidaknya sekali sehari. Meskipun hal ini bisa dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi.

Pola ini bisa berubah seiring pertumbuhan bayi, seperti saat mereka mulai mengonsumsi makanan baru, di mana penambahan serat dari buah atau sayur bisa membantu memperbaiki rutinitas buang air besar.

Perubahan ini sering terlihat saat bayi memasuki usia 6 bulan, ketika makanan padat diperkenalkan secara bertahap untuk menghindari masalah pencernaan. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH