FAMILY

4 Tips Rawat Dapur Sehat Ala Pakar

Timi Trieska Dara
Minggu 19 September 2021 / 17:00
Jakarta: Dapur adalah jantung, mulut, dan hidung sebuah rumah. Tak perlu ragu lagi, dapur kamu layak untuk dirawat. Dua ahli toksisitas berpengalaman membagikan saran agar dapurmu lebih aman, lebih sehat, dan bahkan lebih 'lezat.'
 

1. Jangan lupa terkait sabun cuci piring


Emma Loewe via Mindbodygreen memaparkan ada banyak pembicaraan tentang beralih ke wajan tidak beracun (nontoxic pan). Para ahli sepakat bahwa hal itu penting. Selain itu, cara kamu merawat peralatan masak bahkan lebih penting.

Caroline Blazovsky, pendiri My Healthy Home, mengaku itu adalah hal yang paling menjengkelkan. Ketika orang-orang membeli panci atau wajan baru kemudian mencucinya dengan sabun cuci piring yang sarat dengan bahan kimia yang pada akhirnya masuk ke makanan.

Ini biasa terjadi, mengingat 56,3 persen dari sabun cuci piring yang diuji oleh Environmental Working Group (EWG) mencetak peringkat keamanan D atau F. 

"Sabun cuci piring mengandung bahan-bahan yang belum diuji keamanannya atau telah dikaitkan dengan iritasi pernapasan, alergi kulit, atau masalah toksisitas lainnya," kata Blazovsky.

"Pastikan kamu menggunakan sabun cuci piring dan tablet pencuci piring yang disertifikasi oleh EWG dan tidak mengandung senyawa kimia ini," saran Blazovsky.


dapur
(Ada baiknya untuk membuka jendela saat kamu sedang memasak. Selain lebih segar udara dari luar bisa membantu partikel dalam gas kompor kamu pergi keluar. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
 

2. Jangan memasak tanpa kipas


Ketika dipanaskan, gas dapat melepaskan partikel kecil--karbon monoksida, nitrogen dioksida, dan formaldehida--ke udara. Jika dibiarkan menumpuk, polutan ini dapat mencapai tingkat yang melebihi standar keselamatan udara EPA dan dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Menurut salah satu model toksisitas dari California, "Selama minggu musim dingin yang khas, 1,7 juta orang California dapat terpapar pada tingkat CO2 yang melebihi standar untuk udara sekitar, dan 12 juta dapat terpapar pada tingkat NO2 yang berlebihan jika mereka tidak menggunakan penutup ventilasi selama memasak."

Untuk alasan ini, Blazovsky dan ahli biologi bangunan dan konsultan lingkungan Ryan Blaser mengatakan sangat penting untuk selalu menggunakan kipas angin saat memasak. Pastikan jendela terbuka saat menyalakan kipas sehingga ada aliran udara saat memasak.
 

3. Jangan lengah dengan kualitas air


Air keran adalah sumber polutan potensial lainnya di dapur. Blazovsky merekomendasikan agar kita sering menguji kualitas air.

"Jika kamu menggunakan air dari keran untuk makan dan minum, kamu perlu mengujinya setiap tiga tahun karena air itu berubah," kata Blazovsky.

Untuk mengurangi paparan dua kelompok kimia penting yang menjadi perhatian, PFAS dan produk sampingan klorinasi, EWG menyarankan untuk menggunakan filter air bersertifikasi NSF.
 

4. Jangan simpan makananmu di plastik


Blaser mengatakan wadah dan kantong plastik tidak cocok untuk penyimpanan makanan, terutama jika panas. Plastik dapat melarutkan senyawa yang mengganggu endokrin. 

Sebagai gantinya, ia menyarankan menyimpan makanan panas ke dalam wadah kaca dan menggunakan tas silikon food grade yang dapat digunakan kembali untuk barang-barang dingin.

Sangat penting untuk menjaga dan merawat dapur kamu agar tetap sehat. Para ahli sepakat bahwa beberapa hal yang paling penting termasuk sirkulasi udara dalam ruangan saat memasak, membersihkan piring menggunakan sabun tidak beracun, menguji kualitas air, dan mengganti penyimpanan makanan plastik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH