COMMUNITY
Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Ini Tujuan dari Gerakan Stop Ocean Plastics
Medcom
Jumat 03 Maret 2023 / 15:15
Pasuruan: Berbagai cara dilakukan untuk bisa mengurangi sampah plastik. Salah satunya yang dilakukan Borealis dan Systemiq, Project STOP (Stop Ocean Plastics) di berbagai daerah di Indonesia untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang sirkular dan efektif.
Pada tahun ini, Project STOP merayakan capaian penting, yaitu serah terima kemitraan kedua di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menjalankan target dan mendemonstrasikan bagaimana kemitraan sektor publik dan swasta dapat mengurangi sampah dan kebocoran plastik ke lingkungan, serta mendukung sirkularitas.
Dalam kesempatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Project STOP menyerahterimakan inisiatif ini kepada Pemerintah Pasuruan untuk dikelola secara mandiri oleh pemerintah daerah dan masyarakat di kecamatan Lekok dan Nguling.
Didukung oleh sektor industri dan mitra pemerintah, Project STOP bertujuan untuk mencapai nol kebocoran sampah ke lingkungan, mendaur ulang lebih banyak plastik, membangun program yang berkelanjutan secara ekonomi, dan berkontribusi pada ekonomi serta kesehatan masyarakat setempat.
Partisipasi masyarakat merupakan jantung dari program. Hingga saat ini, Project STOP Pasuruan telah menjangkau lebih dari 132.000 individu melalui layanan pengangkutan sampah, serta melakukan komposting dan daur ulang sampah di dua fasilitas TPS3R.
Tiap TPS3R memiliki kapasitas 25 ton per hari. Dengan biaya sistem penuh mencapai 39 dollar AS/ton di Lekok dan 35 dollar AS/ton di Nguling, menciptakan 120 lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan mengumpulkan lebih dari 5.000 ton sampah, termasuk diantaranya 700 ton plastik.

Proses pemilahan sampah rumah tangga di TPST Lekok
"Sejak 2019, kami telah bekerja sama dengan Project STOP Pasuruan untuk menyediakan sistem persampahan yang sirkular dan dapat diakses oleh masyarakat. Kami sangat senang dengan adanya kolaborasi multi-pihak yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk mempromosikan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang menguntungkan secara ekonomi dan menyediakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat," kata H. M. Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan dalam acara serah terima.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Dirjen PSLB3, Vivien Rosa Ratnawati, mengatakan Pemerintah Indonesia mengapresiasi kolaborasi multi-pihak, peran, dan kontribusi Project STOP, Nestlé, Systemiq, Pemerintah Daerah, dan para pihak lainnya.
"Atas peran aktif mereka dalam mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan ekonomi sirkular dan menemukan solusi tuntas pengelolaan sampah yang mensejahterakan masyarakat. Saya berharap inisiatif serupa dapat menginspirasi pihak lain," ujar Vivien.
Mike Webster, Direktur Program Project STOP di Systemiq mengatakan, pengelolaan sampah yang layak membutuhkan upaya terus-menerus dan kontribusi signifikan dari semua pihak terkait dan sangat penting dilakukan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sementara itu, Nestlé yang merupakan perusahaan makanan dan minuman pertama tergabung dengan Project STOP ini sangat mendukung gerakan ini. Sebab selain memiliki tujuan yang bermanfaat, juga sesuai dengan visi Nestle.
"Visi kami adalah tidak ada sampah plastik yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ataupun mencemari lingkungan. Nestlé sangat bangga mendukung Project STOP untuk mencapai kemandirian—dan menjaga kemasan bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan kembali serta residu agar tidak mencemari alam," ujar Prawitya Soemadijo, Direktur Sustainability Nestlé Indonesia.
"Lebih jauh lagi, upaya kolaborasi ini juga turut mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target 70% penanganan sampah dengan benar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Pada tahun ini, Project STOP merayakan capaian penting, yaitu serah terima kemitraan kedua di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menjalankan target dan mendemonstrasikan bagaimana kemitraan sektor publik dan swasta dapat mengurangi sampah dan kebocoran plastik ke lingkungan, serta mendukung sirkularitas.
Dalam kesempatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Project STOP menyerahterimakan inisiatif ini kepada Pemerintah Pasuruan untuk dikelola secara mandiri oleh pemerintah daerah dan masyarakat di kecamatan Lekok dan Nguling.
Didukung oleh sektor industri dan mitra pemerintah, Project STOP bertujuan untuk mencapai nol kebocoran sampah ke lingkungan, mendaur ulang lebih banyak plastik, membangun program yang berkelanjutan secara ekonomi, dan berkontribusi pada ekonomi serta kesehatan masyarakat setempat.
Partisipasi masyarakat merupakan jantung dari program. Hingga saat ini, Project STOP Pasuruan telah menjangkau lebih dari 132.000 individu melalui layanan pengangkutan sampah, serta melakukan komposting dan daur ulang sampah di dua fasilitas TPS3R.
Tiap TPS3R memiliki kapasitas 25 ton per hari. Dengan biaya sistem penuh mencapai 39 dollar AS/ton di Lekok dan 35 dollar AS/ton di Nguling, menciptakan 120 lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan mengumpulkan lebih dari 5.000 ton sampah, termasuk diantaranya 700 ton plastik.
Proses pemilahan sampah rumah tangga di TPST Lekok
"Sejak 2019, kami telah bekerja sama dengan Project STOP Pasuruan untuk menyediakan sistem persampahan yang sirkular dan dapat diakses oleh masyarakat. Kami sangat senang dengan adanya kolaborasi multi-pihak yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk mempromosikan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang menguntungkan secara ekonomi dan menyediakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat," kata H. M. Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan dalam acara serah terima.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Dirjen PSLB3, Vivien Rosa Ratnawati, mengatakan Pemerintah Indonesia mengapresiasi kolaborasi multi-pihak, peran, dan kontribusi Project STOP, Nestlé, Systemiq, Pemerintah Daerah, dan para pihak lainnya.
"Atas peran aktif mereka dalam mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan ekonomi sirkular dan menemukan solusi tuntas pengelolaan sampah yang mensejahterakan masyarakat. Saya berharap inisiatif serupa dapat menginspirasi pihak lain," ujar Vivien.
Mike Webster, Direktur Program Project STOP di Systemiq mengatakan, pengelolaan sampah yang layak membutuhkan upaya terus-menerus dan kontribusi signifikan dari semua pihak terkait dan sangat penting dilakukan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sementara itu, Nestlé yang merupakan perusahaan makanan dan minuman pertama tergabung dengan Project STOP ini sangat mendukung gerakan ini. Sebab selain memiliki tujuan yang bermanfaat, juga sesuai dengan visi Nestle.
"Visi kami adalah tidak ada sampah plastik yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ataupun mencemari lingkungan. Nestlé sangat bangga mendukung Project STOP untuk mencapai kemandirian—dan menjaga kemasan bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan kembali serta residu agar tidak mencemari alam," ujar Prawitya Soemadijo, Direktur Sustainability Nestlé Indonesia.
"Lebih jauh lagi, upaya kolaborasi ini juga turut mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target 70% penanganan sampah dengan benar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)