COMMUNITY

Bank Sampah Global Mampu Tingkatkan Kesadaran dan Pendapatan Masyarakat

Medcom
Senin 06 Februari 2023 / 10:05
Jakarta: Ketika kamu sudah terbiasa membuang segala macam sampah ke tempatnya, tanpa memikirkan kembali apakah itu sampah organik atau non-organik, mudah untuk tidak peduli di mana sampah akhirnya berakhir.

Namun kenyataannya, di Indonesia, sampah kamu bercampur dengan sampah jutaan rumah tangga, menciptakan gunungan limbah beracun yang terlalu besar untuk ditampung di TPA kota.
 
Seperti yang akan diperdebatkan dengan keras oleh para ahli di lapangan, pengelolaan limbah padat bukanlah satu-satunya tanggung jawab pemerintah kota, tetapi tanggung jawab bersama. Ketika populasi tumbuh dan pola konsumsi meningkat, semakin banyak limbah padat yang dihasilkan.

 

Jadi apa yang harus dilakukan? 


Bank sampah, demikian sebutannya dalam bahasa Indonesia. Seperti bank komersial biasa, setelah memilah sampah kamu membuka rekening di bank sampah lokal. Secara berkala, kamu menyetor sampah non-organik yang ditimbang dan diberi nilai uang, berdasarkan tarif yang ditetapkan oleh program tersebut.

Nilai ini disimpan di akun kamu yang darinya, seperti bank biasa, kamu dapat menariknya. Prinsip dasar bank sampah tetap sama di seluruh provinsi: kumpulkan, simpan, hasilkan, ubah perilaku, dan nikmati lingkungan yang bersih.


(Phinla dijalankan oleh Wahana Visi Indonesia yang bekerja sama dengan mitra lokal di bidang pengelolaan sampah yaitu Divers Clean Action. Foto: Dok. Medcom.id/Nandhita Nur Fadjriah)
 

Adakah bank sampah skala global?


Tentu ada, Phinla namanya. Ini merupakan program untuk mengembangkan mata pencaharian bagi penduduk yang terkena dampak kemiskinan melalui sistem pengelolaan sampah multisektoral. 

Ini merupakan program global dukungan pemerintah Jerman yang melibatkan tiga negara yaitu: Filipina, Indonesia, dan Srilanka. 

Di Indonesia Phinla dijalankan oleh Wahana Visi Indonesia yang bekerja sama dengan mitra lokal di bidang pengelolaan sampah yaitu Divers Clean Action.

Berjalan sejak 2020, WVI dan DCA melakukan pendampingan terhadap warga di Jakarta Utara dan Jakarta Timur yang meliputi Cipinang Besar Selatan, Marunda, Cilincing, Semper Barat dan Penjaringan. 

Di lima wilayah binaan tersebut, program ini mengembangkan sistem pengelolaan sampah berbasis rumah tangga dan komunitas.
 

Apakah masyarakat semakin tersadar untuk mengatur sampah mereka?


Selama kurang lebih tiga tahun berjalan, program Phinla telah berhasil meningkatkan jumlah warga yang melakukan pemilahan sampah dan bergabung menjadi nasabah bank sampah.

Dari 822 nasabah di pertengahan 2021, bertambah menjadi total 1.834 nasabah pada akhir 2022. Jumlah rumah memilah sampah (sesuai Pergub DKI nomor 77 Tahun 2020) juga naik dari 634 rumah di Januari 2022, menjadi total 1.437 rumah pada November 2022. 

Kapasitas bank sampah juga meningkat dari 5.154 kg di pertengahan 2021, menjadi total 11.810 kg di Desember 2022. 

Dana tabungan warga yang dikelola bank sampah juga mengalami peningkatan dari Rp9.921.000 di pertengahan 2021, menjadi total Rp25.504.000 pada Desember 2022. 



Nandhita Nur Fadjriah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH