COMMUNITY

Kehadiran AI Bukan Menjadi Musuh Kreativitas, Justru Menumbuhkan Hiburan

Aulia Putriningtias
Jumat 21 November 2025 / 14:12
Kudus: Fenomena hadirnya artificial intelligence (AI) menimbulkan tak sedikit reaksi yang khawatir atas kreativitas. Namun, bagi Sekolah Mengengah Kejuruan Raden Umar Said (SMK RUS) di Kudus, Jawa Tengah, kedatangan AI tak dimusuhi sama sekali.

Menurut Rico Andriansyah, Koordinator Program Keahlian Animasi 3D, siswa dan juga guru di sekolah ini, tak selalu bergantung terhadap AI, tetapi juga tidak memusuhi semata-mata. Menurutnya, kehadiran AI dapat membantu, bukan menyelesaikan seluruhnya.

Dalam masa AI yang digunakan di mana-mana, SMK RUS menekankan komitmen untuk menerapkan konsep teaching factory. Pada program ini, siswa dan siswi tak hanya belajar perihal teori seperti sekolah pada umumnya. Mereka juga menerapkan langsung proyek nyata, terhubung dengan industri pekerjaan.

"Kami punya tiga program, yaitu animasi, desain komunikasi visual, dan PPLG atau pengembangan perangkat lunak dan game. Untuk animasi ada konsentrasi 2D dan 3D animasi, lalu ada DKV desain grafis dan DKV teknik grafis,” kata Rico Andriansyah saat memberikan sambutan di acara Media Gathering Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), Rabu, 19 November 2025.
Teaching factory ini menjadi ciri khas dari pembelajaran SMK RUS. Sekolah ini menyediakan fasilitas yang mumpuni dan profesional untuk mendukung para siswa bekerja secara nyata. Melalui fasilitas ini, siswa merasa didukung untuk merasakan bagaimana mengejarkan proyek secara langsung.

Salah satunya adalah peserta praktik kerja lapangan (PKL), Hazza, yang mendapatkan kesempatan dari SMK RUS ini. Tim Medcom.id bertemu langsung dengan Hazza yang tengah bekerja langsung dengan properti yang disiapkan oleh pihak SMK RUS.

"Sebelum memulai PKL ini, kita tuh ada yang namanya, pelatihan terbeda dulu selama tiga bulan," tutur Hazza.

"Dalam tiga bulan ke depan setelah itu, kita bakal mendapatkan proyek, dari klien-klien yang, entah itu klien dari Djarum itu sendiri, atau sedia atau lain, bakal dilempar-lempar proyek," lanjutnya.

Menjadi salah satu binaan dari Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Hazza mengatakan bahwa pada sekolah ini membuatnya berkembang sangat pesat, terutama pada fasilitasnya. Meskipun berasal dari Yogyakarta, ia menegaskan bahwa seluruh siswa mendapatkan kesempatan yang sama.


Hazza mengatakan sekolah ini membuatnya berkembang sangat pesat, terutama pada fasilitasnya. Do. Aulia/Medcom

"Enggak cuma itu fasilitasnya, saya juga ketemu teman-teman yang ikut bantu. Ada teman-teman yang juga jago gambar, ada teman-teman yang juga famous juga dalam hal gambar. Bahkan ada artis gambar saya yang saya idamin dulu juga sekolah di sini," tuturnya dengan semangat.

Berbicara mengenai AI, Hazza berpendapat bahwa kehadiran teknologi tersebut memang kembali lagi kepada penggunanya. Baginya, AI dapat memuaskan keinginan manusia, baik itu untuk hiburan maupun menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan.

"Kalau AI sendiri, menurut saya itu tergantung orang-orang yang memakai. Kalau misalnya, orang-orang yang memakai hanya untuk hiburan, oke lah, nggak apa-apa. Karena kan, AI itu dibuat untuk, apa sih namanya, memuaskan keinginan manusia," katanya berpendapat.

"Nah, itu juga kembali lagi tergantung ke orang-orangnya. Kalau misalnya orang-orang itu membuat, menggunakan AI dengan cara yang salah, itu jelas mengganggu. Contohnya adalah, orang-orang yang membuat AI itu terklaim kalau ini adalah gambar buatan sendiri. Padahal kita sudah tahu kalau itu salah gitu," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH