COMMUNITY

Tantangan Regenerasi Petani dan Perubahan Lahan di Dusun Kluwut

Medcom
Minggu 20 Juli 2025 / 11:48
Jakarta: Sektor pertanian di Dusun Kluwut, Desa Kluwut, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, menghadapi tantangan besar yang mengancam kelangsungannya. 

Dua masalah utama yang sedang dihadapi yaitu rendahnya regenerasi petani muda dan maraknya konversi lahan pertanian menjadi permukiman. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan keberlanjutan pertanian di wilayah tersebut dalam beberapa tahun ke depan. 

Baca juga: Optimalkan Potensi KEK Mandalika, GoTo Impact Foundation Dukung Lombok Eco Kriya

Mayoritas petani di Dusun Kluwut saat ini berusia di atas 40 tahun, bahkan banyak yang mendekati usia pensiun. Sayangnya, minat generasi muda untuk melanjutkan profesi sebagai petani terbilang sangat rendah. 

Dinas Pertanian Kabupaten Malang sebenarnya secara rutin meminta desa-desa untuk mengirimkan petani berusia muda di bawah 35 tahun guna mengikuti pelatihan dan pengembangan kapasitas. Namun, Dusun Kluwut belum mampu memenuhi permintaan tersebut. 

“Kami kesulitan mencari anak muda yang benar-benar berminat jadi petani. Kalaupun ada, mereka lebih memilih masuk ke sektor lain seperti peternakan atau greenhouse. Mereka anggap pertanian konvensional sudah tidak menjanjikan,” ujar Pak Poniman, Ketua Kelompok Tani. 


(Rendahnya regenerasi petani muda dan maraknya konversi lahan pertanian, jadi beberapa masalah utama di sektor pertanian Dusun Kluwut, Desa Kluwut, Malang. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Di sisi lain, konversi lahan pertanian menjadi salah satu ancaman nyata bagi keberlanjutan pertanian. Harga tanah di kawasan Kluwut yang terus meningkat akibat pembangunan dan urbanisasi membuat banyak warga tergiur menjual sawah mereka. 

Akibatnya, area pertanian kian menyempit, dan tak sedikit lahan produktif kini berubah menjadi permukiman permanen. Bagi generasi muda, bertani dianggap sebagai pekerjaan yang berat, hasil tidak menentu, dan tidak memiliki kepastian pendapatan. 

Padahal, sektor pertanian memiliki potensi besar jika dikelola dengan pendekatan modern, seperti pertanian organik, pemanfaatan teknologi, dan sistem agribisnis terpadu. 

Minimnya penerus petani, ditambah berkurangnya lahan produktif, menjadi ancaman ganda yang membutuhkan penanganan serius. Pemerintah desa, dinas terkait, serta pihak swasta diharapkan dapat menjalin sinergi untuk menciptakan ekosistem pertanian yang menarik bagi generasi muda. 

Beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan antara lain pelatihan wirausaha tani, akses modal pertanian bagi pemula, hingga penyediaan lahan garapan khusus untuk petani muda. Selain itu, peran keluarga dan komunitas juga penting dalam menumbuhkan kembali kebanggaan terhadap profesi petani. 

Baca juga: Hari Lingkungan Hidup 2025 Momentum Wujudkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan

Jika tidak segera diatasi, krisis ini bisa mengarah pada ketergantungan pangan dari luar wilayah, serta hilangnya jati diri Desa Kluwut sebagai kawasan agraris. Regenerasi dan perlindungan lahan menjadi kunci untuk menjaga pertanian tetap hidup sebagai sumber ekonomi dan budaya masyarakat lokal.


Rudy Prastama 
IPB University



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH