COMMUNITY

Bagaimana Hukum Orang yang Mengambil Harta Anak Yatim dalam Agama Islam?

Medcom
Selasa 15 Juli 2025 / 15:05
Jakarta: Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan untuk memuliakan semua makhluk hidup, teutama sebagai sesama manusia. Anak yatim adalah salah satu yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk disantuni.

Untuk itu ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan seorang muslim jika menyantuni anak yatim. Anak yatim hidup dengan kondisi yang sudah ditinggalkan seorang Ayah serta kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. 

Baca juga: Berbagi Berkah Lewat Sedekah Kambing

Untuk itu, tidak heran jika memang Islam memerintahkan kita untuk menyantuni anak-anak yatim dan jangan sekali-kali memakan harta anak yatim. 

Dalam suatu riwayat, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan Muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukannya ke dalam surga, kecuali apabila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.” (HR. Tirmidzi).
 

Hadits


Dalam Al-Quran surat Al-Ma’un ayat 1-2, Allah berfirman, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka mereka itulah orang yang menghardik anak yatim.”

Dalam ayat ini disebutkan bahwa menghardik anak yatim, dalam artian mencaci maki dan membiarkannya dalam kesulitan adalah dosa yang sangat besar. Untuk itu, jangankan mengambil hartanya, memakinya saja Allah memberikan kecaman yang luar biasa. 

Dosa yang juga besar adalah termasuk jika kita mengambil dan memakan harta anak yatim, di mana harta tersebut bukanlah hak dari kita, tentu sebuah dosa yang sangat besar. 


(Pahala dan surga menjadi jaminan bagi mereka, karena amalan yang telah dilakukan tersebut. Termasuk jika kita ingin memberikan sedekah dan zakat untuk anak yatim. Foto: Dok. Istimewa)

Hal ini juga disebutkan dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang merusak,” dan salah satu diantara perkara yang Rasulullah sebutkan adalah “Memakan harta anak yatim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seperti penjelasan dari ayat-ayat Al-Quran dan hadits, Allah begitu mengecam orang-orang yang mengambil harta anak yatim untuk kebutuhan dirinya sendiri. Tentu hal ini perlu kita jauhi, agar kita pun terhindar dari api neraka. 

Untuk menjauhi harta anak yatim, kita bisa melakukan hal-hal berikut ini.

1. Carilah harta yang cukup dan halal, dengan begitu kita tidak akan mengganggu harta yang bukan milik kita sendiri.

2. Cintai dan sayangi anak yatim. Bayangkan mereka adalah diri kita. Bagaimana perasaan dan nasib hidupnya jika kita mengambil harta mereka dan mendzaliminya.

3. Jangan hardik anak yatim jika kita tidak mampu membantu dan memberikannya kebahagiaan. Berikanlah kasih sayang dan hati yang ikhlas untuk mereka, walaupun belum bisa memberikannya dengan materi.

Percayalah, bahwa Allah akan membalas segala amal perbuatan baik kita dan juga amal perbuatan buruk kita dengan balasan yang setimpal. Jika kita menyayangi, menyantuni, dan memenuhi kebutuhan anak-anak yatim, insya Allah kita adalah bagian dari golongan Rasulullah SAW dan balasan surga akan diberikan juga oleh Allah.

Menyantuni anak yatim di bulan Muharram memiliki keutamaan tersendiri, namun tentu saja Allah tidak membatasi waktunya, kapanpun kita ingin beramal. Hadits juga menunjukkan betapa mulianya orang-orang yang mau menyantuni anak yatim dalam hidupnya. 

Baca juga: Sedekah Membawa Berkah (3)

Pahala dan surga menjadi jaminan bagi mereka, karena amalan yang telah dilakukan tersebut. Termasuk jika kita ingin memberikan sedekah dan zakat untuk anak yatim (sesuai dengan ketentuan golongan penerima zakat menurut Islam).

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH