BEAUTY

Cegah Misinformasi Kesehatan Kulit, Labore dan PERDOSKI Hadirkan Skin Educator

Yuni Yuli Yanti
Rabu 11 Desember 2024 / 08:00
Jakarta: Di era digital saat ini, misinformasi tentang kesehatan kulit tengah menjadi tantangan bagi para ahli. Pasalnya, dengan kemudahan akses di media sosial sering kali membuat informasi yang 'tidak benar' atau hoax berkembang sangat cepat. Sehingga masyarakat banyak yang keliru tentang pemahamannya karena tidak teredukasi dengan baik.

Jenama skincare lokal, LABORÉ percaya bahwa konten edukasi publik mengenai kesehatan kulit harus dilakukan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan etika kedokteran. Oleh karena itu, LABORÉ menggandeng para dermatologist dalam naungan PERDOSKI dan researcher dari universitas terkemuka dalam program Skin Educator and Research Empowerment. 

Para ahli atau pakar kulit yang kompeten seperti dr. Danar Wicaksono dan Sp.DVE, Claudia Christin, MBBS, Ph.D (@funskincare), serta senior lecturer Universitas Airlangga seperti Prof. Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.DVE (K), FINSDV, FAADV menjadi jajaran ahli yang menaungi program ini sebagai Skin Advisory Board. 

Mereka berasal dari berbagai subspesialisasi yang diundang untuk berkolaborasi dalam meningkatkan jumlah ahli yang mengadvokasi dan menyebarkan konten edukasi, serta memastikan pesan yang disampaikan relevan, kredibel, dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Stephanie Lie, Masstige and Advanced Beauty Marketing Senior Group Head ParagonCorp mengatakan di tengah banyaknya edukasi beauty yang beredar, sering kali masyarakat bingung memilih mana yang benar dan dapat dipercaya. 

Sebagai brand derma terkemuka di Indonesia, LABORÉ hadir untuk menjembatani pengalaman dan pengetahuan dokter kulit kepada pasien agar informasi yang disampaikan lebih mendalam dan kredibel. Kami percaya bahwa review produk dari dokter spesialis kulit memiliki kekuatan untuk membangun kepercayaan masyarakat.

"Oleh karena itu, LABORÉ mendukung para expert untuk lebih aktif di dunia digital, mempercepat penyebaran informasi, dan mengedukasi masyarakat dengan cara yang bertanggung jawab. Melalui program Skin Educator, kami berkomitmen untuk menghadirkan edukasi yang bertujuan untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat," ujar Stephanie pada acara Beauty Science Tech 2024. 

Sependapat dengan hal itu, Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., FINSDV, FAADV, Ketua Umum Perdoski Pusat menyampaikan sebagai organisasi yang terus beradaptasi dengan tren digital, PERDOSKI telah membentuk tim media sosial khusus untuk memperkuat peran anggotanya sebagai edukator kesehatan kulit. 

Melalui akun resmi PERDOSKI dan media sosial para dermatologist yang terpilih, kami memastikan edukasi yang disampaikan selalu berdasarkan etika kedokteran, bertanggung jawab, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

"Kolaborasi dengan LABORÉ dalam program ini menunjukkan bahwa LABORÉ memahami pentingnya bekerja sama dengan organisasi yang menaungi seluruh dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia, untuk menciptakan program yang berdampak luas dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Pentingnya peran organisasi profesi dalam mendukung para dokter menjadi semakin krusial, terutama dengan maraknya misinformasi. Kami percaya bahwa kesehatan kulit termasuk estetika," jelas dr. Hanny Nilasari. 

Selain mengadakan program Skin Educator, merek ini juga berkomitmen untuk mendukung penelitian ilmiah yang berkontribusi pada inovasi produk dan kesehatan masyarakat. Salah satu contoh nyata adalah kolaborasi dengan Prof. Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.DVE (K), FINSDV, FAADV, yang telah melakukan berbagai penelitian bersama LABORÉ. 

Hasil penelitian ini diadopsi untuk mengembangkan produk-produk LABORÉ yang inovatif dan berbasis sains. LABORÉ juga membuka peluang bagi dokter yang ingin melakukan penelitian, baik yang berkaitan dengan LABORÉ maupun penelitian independen yang berfokus pada manfaat kesehatan kulit. 

"Melalui LABORÉ Research Empowerment Program, kami menyediakan platform kolaboratif bagi para dokter kulit, baik dari Indonesia maupun global, untuk menciptakan penelitian dan inovasi produk. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan di kongres-kongres dermatologi terkemuka seperti European Academy of Dermatology and Venereology (EADV) di Amsterdam, serta disampaikan melalui media sosial dengan bahasa yang mudah dipahami konsumen. Kami berharap lebih banyak penelitian yang dapat ditampilkan, sehingga mendukung kemajuan penelitian untuk memberikan solusi permasalahan kulit konsumen di Indonesia," tutup Stephanie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH