BEAUTY

5 Bahan Perawatan Kulit yang Harus Dihindari Selama Kehamilan

Mia Vale
Rabu 05 Juli 2023 / 09:00
Jakarta: Saat menjalani kehamilan, banyak perubahan yang akan kamu alami. Dan itu mungkin termasuk dalam pemakaian produk rangkaian perawatan kulit. Semua ini karena alasan bahan-bahan tertentu dapat diserap ke dalam tubuh Bumil, dan karenanya, tubuh bayi juga akan menyerapnya. 

Meski begitu, kamu masih dapat menemukan keseimbangan antara menjaga kesehatan kulit dan melindungi bayi dalam kandungan.

Memang tidak mudah untuk melepaskan rejimen perawatan kulit kesayanganmu. Tapi di lain sisi, bumil tentu akan melakukan apa saja untuk melindungi si kecil. Ini termasuk menghindari produk yang bisa berbahaya bagi bumil atau bayi selama kehamilan. 

Sisi baiknya, kamu dapat menggunakan daftar produk perawatan kulit yang aman dan bicarakan dengan dokter kandungan atau dokter kulit untuk panduan tentang masalah dan tujuan perawatan kulit selama hamil. 

Nah, mengutip penjelasan laman Healthline, berikut bahan perawatan kulit yang harus dihindari selama kehamilan, di antaranya:
 

Retinoid 

Vitamin A adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk kesehatan kulit, kekebalan tubuh, reproduksi, dan mata yang optimal. Setelah dikonsumsi atau diserap melalui kulit, tubuh akan mengubahnya menjadi retinol. Beberapa produk perawatan kulit pro-penuaan menggunakan sejenis retinol yang disebut retinoid, yang telah menjadi andalan karena dapat membantu mengatasi jerawat dan mengurangi garis-garis halus. 

Produk OTC memiliki kadar retinoid yang lebih rendah, sedangkan obat resep — seperti Retin-A (tretinoin) dan Accutane (isotretinoin) — mengandung dosis yang jauh lebih tinggi. Jumlah retinoid yang diserap oleh produk topikal cenderung rendah, tetapi ketidakteraturan kelahiran dikaitkan dengan dosis yang lebih tinggi. 

Karena itu, semua retinoid tidak disarankan selama kehamilan. Resep retinoid seperti isotretinoin bisa berisiko 20-35 persen dari penyimpangan bawaan yang parah, dengan berkisar 30-60 persen anak-anak menunjukkan kondisi neurokognitif dengan paparan dalam rahim.
 

Asam salisilat dosis tinggi 

Merupakan bahan umum untuk mengobati jerawat karena kemampuan anti-peradangannya. Tetapi sebuah studi tahun 2013 menyimpulkan bahwa produk yang mengandung asam salisilat dosis tinggi, seperti kulit dan obat-obatan oral, sebaiknya dihindari selama kehamilan. 

Walaupun konon, produk OTC topikal dosis rendah yang mengandung asam salisilat telah dilaporkan aman oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG).
 

Hidrokuinon 

Bahan ini bisa mencerahkan kulit atau mengurangi pigmentasi kulit yang terjadi akibat melasma dan chloasma, yang bisa disebabkan oleh kehamilan. Tidak ada hubungan yang terbukti antara cacat bawaan yang parah atau efek samping dan hidrokuinon. 

Tetapi karena tubuh dapat menyerap hidrokuinon dalam jumlah yang signifikan dibandingkan dengan bahan lain, sebaiknya batasi paparan (jika ada) selama kehamilan.


(Ingat, sebelum dipakai sebaiknya diskusikan mengenai keamanan produk perawatan kulit dengan dokter kulit dan kandungan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Phthalates 

Bahan kimia pengganggu endokrin ini, ditemukan di banyak produk kecantikan. Dalam penelitian pada hewan dan manusia, disfungsi reproduksi dan perkembangan yang serius telah dikaitkan dengan paparan ftalat. Kosmetik adalah sumber utama paparan phthalate. Phthalate paling umum yang akan kamu temukan dalam produk kecantikan adalah diethylphthalate (DEP). 
 

Tabir surya kimia 

Oxybenzone dan turunannya adalah filter ultraviolet (UV) yang paling sering digunakan dalam tabir surya. Ini terbukti efektif untuk perlindungan kulit, tetapi efek oxybenzone juga berpotensi merugikan kesehatan dan lingkungan sehingga membuatnya menjadi lebih tidak menguntungkan. 

Oxybenzone dikenal sebagai bahan kimia pengganggu endokrin, mengkhawatirkan bila digunakan dalam kehamilan. Pasalnya, bisa mengganggu hormon dan menyebabkan kerusakan permanen pada bumil dan bayi. Sebuah studi tahun 2018 pada hewan menyimpulkan bahwa paparan oxybenzone selama kehamilan pada tingkat yang biasa digunakan manusia membuat perubahan permanen pada kelenjar susu dan laktasi. 

Sementara, penelitian pada hewan lain telah mengaitkan bahan kimia tersebut dengan kerusakan janin permanen, kemungkinan terkait dengan perkembangan kondisi neurologis di masa dewasa, seperti skizofrenia dan penyakit Alzheimer. Paparan Oxybenzone juga telah dikaitkan dengan penyakit Hirschsprung, kelainan kelahiran yang mempengaruhi usus besar.

Ingat, sebelum dipakai sebaiknya diskusikan mengenai keamanan produk perawatan kulit dengan dokter kulit dan kandungan. Utamanya bila kamu sedang mengonsumsi obat resep atau khawatir dengan kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH