BEAUTY
Waspada Keracunan Sinar Matahari! Ini Gejala, Dampak dan Penanganan yang Tepat
Yuni Yuli Yanti
Kamis 01 Agustus 2024 / 07:00
Jakarta: Kita semua membutuhkan sinar matahari untuk kekebalan tubuh dan suasana hati yang lebih baik. Seperti diketahui, paparan sinar matahari mengandung vitamin D yang memainkan peran utama dalam fungsi normal tulang dan kesehatan kita secara keseluruhan.
Namun, terlalu banyak sinar matahari juga bisa berdampak buruk lho. Mulai dari kemerahan, flek hitam hingga kanker kulit. Bahkan, sengatan sinar matahari yang terlalu parah dapat menyebabkan keracunan sinar matahari. Lho, kok bisa?
"Bertentangan dengan namanya, hal ini tidak melibatkan keracunan sebenarnya, namun merupakan reaksi ekstrem terhadap paparan sinar matahari yang berlebihan," tutur dokter kulit dan ahli kosmetik Dr Avinash Urmil.
Istilah 'keracunan sinar matahari' menyoroti intensitas respons tubuh terhadap kerusakan akibat sinar UV, yang menandakan perlunya perawatan segera untuk mencegah komplikasi kesehatan lebih lanjut.
Untuk diketahui, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 60 ribu kematian per tahun di dunia disebabkan oleh terlalu banyak paparan radiasi ultraviolet.
Gejala-gejala ini menunjukkan reaksi tubuh yang lebih luas terhadap kerusakan akibat sinar UV yang parah. "Sakit kepala, pusing, dan dehidrasi juga sering terjadi, yang mencerminkan perjuangan tubuh untuk mengatasi stres akibat sengatan matahari yang parah," ujar dr. Urmil.

(Cukup berjemur sekitar 10 hingga 30 menit beberapa kali dalam seminggu agar tetap sehat, namun jangan lupa memakai tabir surya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Orang dengan kulit cerah sangat rentan karena mereka memiliki lebih sedikit melanin, yaitu pigmen yang memberikan perlindungan terhadap sinar UV. Ini bukan berarti kamu harus bersembunyi dari sinar matahari. Cukup berjemur sekitar 10 hingga 30 menit beberapa kali dalam seminggu agar tetap sehat, namun jangan lupa memakai tabir surya.
1. Dehidrasi menjadi masalah umum karena tubuh kehilangan cairan secara berlebihan, sehingga memerlukan peningkatan asupan cairan dan terkadang intervensi medis untuk rehidrasi.
2. Luka bakar akibat sinar matahari yang parah dapat menyebabkan rasa sakit dan lepuh yang hebat, sehingga menimbulkan risiko infeksi jika lepuh pecah dan pelindung kulit terganggu.
3. Paparan radiasi UV intens yang berkepanjangan atau berulang-ulang tanpa perlindungan yang memadai secara signifikan meningkatkan risiko kanker kulit, termasuk melanoma, yang merupakan jenis kanker paling serius.
4. Luka bakar akibat sinar matahari yang parah dapat menyebabkan kerusakan kulit jangka panjang, seperti penuaan dini, dan hiperpigmentasi.
5. Dalam kasus ekstrem, keracunan sinar matahari dapat menyebabkan pingsan atau kehilangan kesadaran karena ketidakmampuan tubuh mengendalikan panas dan peradangan secara efektif.

(Untuk menghindari sengatan matahari, jangan lupa untuk selalu mengoleskan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
1. Mandi dengan air dingin dapat membantu meringankan ketidaknyamanan dan menurunkan suhu kulit.
2. Kompres kain dengan air dingin juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak, jadi rendam kain dalam air dingin dan tempelkan pada area yang terkena selama 15 hingga 20 menit beberapa kali sehari.
3. Lidah buaya dikenal karena sifatnya yang mendinginkan dan melembapkan, sehingga mempercepat penyembuhan. Oleskan gel lidah buaya langsung ke area yang terkena 3 hingga 4 kali sehari.
4. Larutan soda kue memberikan efek mendinginkan dan menghilangkan rasa gatal. Tambahkan soda kue ke dalam semangkuk air dingin, rendam kain dalam larutan tersebut, dan oleskan pada kulit.
5. Cuka sari apel juga dapat menyeimbangkan pH kulit dan meredakan iritasi. Encerkan cuka sari apel dengan air, rendam kain dalam larutan tersebut, dan oleskan pada area yang terkena.
6. Gunakan oatmeal untuk kulit, karena mandi oatmeal menenangkan dan melembapkan. Tambahkan oatmeal koloid ke dalam bak mandi air dingin dan rendam selama 15 hingga 20 menit.
7. Minum banyak air sangat penting untuk mencegah dehidrasi yang kerap menjadi masalah umum akibat sengatan matahari yang parah.
8. Obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen atau asetaminofen dapat membantu mengatasi nyeri akibat keracunan sinar matahari, dan mengurangi peradangan.
9. Jika kamu melihat gejala yang lebih dari sekadar reaksi sengatan matahari biasa, sebaiknya segeralah periksakan ke dokter. Diagnosis dan intervensi dini sangat penting untuk mengatasi gejala keracunan sinar matahari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Namun, terlalu banyak sinar matahari juga bisa berdampak buruk lho. Mulai dari kemerahan, flek hitam hingga kanker kulit. Bahkan, sengatan sinar matahari yang terlalu parah dapat menyebabkan keracunan sinar matahari. Lho, kok bisa?
Apa itu keracunan matahari?
Melansir dari laman Health Shots, keracunan sinar matahari atau fotodermatitis adalah bentuk sengatan matahari parah yang disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet matahari dalam waktu lama tanpa perlindungan yang memadai."Bertentangan dengan namanya, hal ini tidak melibatkan keracunan sebenarnya, namun merupakan reaksi ekstrem terhadap paparan sinar matahari yang berlebihan," tutur dokter kulit dan ahli kosmetik Dr Avinash Urmil.
Istilah 'keracunan sinar matahari' menyoroti intensitas respons tubuh terhadap kerusakan akibat sinar UV, yang menandakan perlunya perawatan segera untuk mencegah komplikasi kesehatan lebih lanjut.
Untuk diketahui, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 60 ribu kematian per tahun di dunia disebabkan oleh terlalu banyak paparan radiasi ultraviolet.
Gejala
Tanda-tanda keracunan sinar matahari lebih parah dan berkepanjangan dibandingkan dengan sengatan matahari biasa. Gejala khasnya seperti kemerahan yang intens dan pembengkakan pada kulit, rasa sakit yang sangat menyengat dan melepuh. Pada beberapa orang juga mungkin mengalami gelaja sistemik, seperti demam dan mual.Gejala-gejala ini menunjukkan reaksi tubuh yang lebih luas terhadap kerusakan akibat sinar UV yang parah. "Sakit kepala, pusing, dan dehidrasi juga sering terjadi, yang mencerminkan perjuangan tubuh untuk mengatasi stres akibat sengatan matahari yang parah," ujar dr. Urmil.

(Cukup berjemur sekitar 10 hingga 30 menit beberapa kali dalam seminggu agar tetap sehat, namun jangan lupa memakai tabir surya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Penyebab
Keracunan sinar matahari disebabkan oleh paparan sinar UV matahari yang berkepanjangan dan tidak terlindungi. "Paparan ini menyebabkan kerusakan signifikan pada sel-sel kulit, memicu respons peradangan yang intens," kata dr. Urmil.Orang dengan kulit cerah sangat rentan karena mereka memiliki lebih sedikit melanin, yaitu pigmen yang memberikan perlindungan terhadap sinar UV. Ini bukan berarti kamu harus bersembunyi dari sinar matahari. Cukup berjemur sekitar 10 hingga 30 menit beberapa kali dalam seminggu agar tetap sehat, namun jangan lupa memakai tabir surya.
Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan benar, keracunan sinar matahari dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, di antaranya:1. Dehidrasi menjadi masalah umum karena tubuh kehilangan cairan secara berlebihan, sehingga memerlukan peningkatan asupan cairan dan terkadang intervensi medis untuk rehidrasi.
2. Luka bakar akibat sinar matahari yang parah dapat menyebabkan rasa sakit dan lepuh yang hebat, sehingga menimbulkan risiko infeksi jika lepuh pecah dan pelindung kulit terganggu.
3. Paparan radiasi UV intens yang berkepanjangan atau berulang-ulang tanpa perlindungan yang memadai secara signifikan meningkatkan risiko kanker kulit, termasuk melanoma, yang merupakan jenis kanker paling serius.
4. Luka bakar akibat sinar matahari yang parah dapat menyebabkan kerusakan kulit jangka panjang, seperti penuaan dini, dan hiperpigmentasi.
5. Dalam kasus ekstrem, keracunan sinar matahari dapat menyebabkan pingsan atau kehilangan kesadaran karena ketidakmampuan tubuh mengendalikan panas dan peradangan secara efektif.

(Untuk menghindari sengatan matahari, jangan lupa untuk selalu mengoleskan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Cara penanganan
Dr. Urmil menyebutkan beberapa cara yang bisa dilakukan jika kamu mengalami keracunan sinar matahari, antara lain:1. Mandi dengan air dingin dapat membantu meringankan ketidaknyamanan dan menurunkan suhu kulit.
2. Kompres kain dengan air dingin juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak, jadi rendam kain dalam air dingin dan tempelkan pada area yang terkena selama 15 hingga 20 menit beberapa kali sehari.
3. Lidah buaya dikenal karena sifatnya yang mendinginkan dan melembapkan, sehingga mempercepat penyembuhan. Oleskan gel lidah buaya langsung ke area yang terkena 3 hingga 4 kali sehari.
4. Larutan soda kue memberikan efek mendinginkan dan menghilangkan rasa gatal. Tambahkan soda kue ke dalam semangkuk air dingin, rendam kain dalam larutan tersebut, dan oleskan pada kulit.
5. Cuka sari apel juga dapat menyeimbangkan pH kulit dan meredakan iritasi. Encerkan cuka sari apel dengan air, rendam kain dalam larutan tersebut, dan oleskan pada area yang terkena.
6. Gunakan oatmeal untuk kulit, karena mandi oatmeal menenangkan dan melembapkan. Tambahkan oatmeal koloid ke dalam bak mandi air dingin dan rendam selama 15 hingga 20 menit.
7. Minum banyak air sangat penting untuk mencegah dehidrasi yang kerap menjadi masalah umum akibat sengatan matahari yang parah.
8. Obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen atau asetaminofen dapat membantu mengatasi nyeri akibat keracunan sinar matahari, dan mengurangi peradangan.
9. Jika kamu melihat gejala yang lebih dari sekadar reaksi sengatan matahari biasa, sebaiknya segeralah periksakan ke dokter. Diagnosis dan intervensi dini sangat penting untuk mengatasi gejala keracunan sinar matahari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)