BEAUTY
Meski Alami Hilangkan Bau Ketiak, Ini Efek Samping Penggunaan Deodoran Tawas
Mia Vale
Rabu 09 Oktober 2024 / 07:00
Jakarta: Kalium tawas telah digunakan sebagai deodoran di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia selama ratusan tahun. Sementara, deodoran tawas, baru menjadi lebih populer di budaya Barat dalam 30 tahun terakhir.
Tawas mendapatkan popularitas karena terbuat dari bahan alami, tergolong murah, dan memiliki beragam manfaat kesehatan yang telah diakui, seperti menurunkan risiko kanker payudara, walaupun menurut National Cancer Institute, tidak ada penelitian ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Kamu pun bisa mengaplikasikannya ke bagian tubuh lain, tapi sebaiknya memiliki batu terpisah untuk ini. Basahi batu tersebut di bawah air lalu oleskan pada ketiak yang bersih. Pastikan kamu tidak menggunakan terlalu banyak air. Jika menggunakan batu yang ditempelkan pada aplikator plastik, pastikan air tidak masuk ke alasnya.
Kamu bisa menggosoknya ke atas dan ke bawah atau menggunakan gerakan memutar. Lanjutkan menambahkan air ke batu dan oleskan sampai merasa telah menutupi seluruh ketiakmu.
Tekstur batu tawas seharusnya terasa halus saat kamu mengaplikasikannya. Berhati-hatilah jika batu retak atau memiliki tepi kasar yang dapat melukai atau mengiritasi ketiak. Lalu, gosok terus hingga ketiak kering.
Jika menggunakan semprotan, kamu mungkin ingin membungkus tubuh dengan handuk yang dapat menampung cairan berlebih yang mungkin mengalir dari ketiak. Mungkin ada sedikit sisa kapur yang tertinggal di kulit setelah pemakaian, jadi sebaiknya tunggu sampai deodoran mengering sebelum berpakaian.
Deodoran tawas mungkin efektif hingga 24 jam. Jika ingin menggunakan deodoran di sela-sela waktu mandi, bersihkan ketiak menggunakan alkohol dan bola kapas sebelum menggunakannya kembali.
Perlu diketahui, kandungan garam dalam deodoran tawas dianggap dapat membantu membunuh bakteri penyebab bau ketiak. Meskipun, kamu masih berkeringat, baunya mungkin sedikit berkurang atau hilang.

(Tawas mendapatkan popularitas karena terbuat dari bahan alami, tergolong murah, dan memiliki beragam manfaat kesehatan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Jika baunya menjadi masalah, coba gunakan semprotan deodoran kristal karena tidak akan bersentuhan dengan ketiak.
Penggunaan jangka panjang tawas umumnya aman, tetapi ada beberapa potensi efek samping yang perlu diperhatikan, seperti:
- Iritasi kulit, umumnya karena penggunaan yang terlalu sering atau terjadi pada kulit yang sensitif. Jika seperti itu, segera hentikan penggunaan dan berkonsultasi dengan dokter.
- Reaksi alergi, ditandai dengan kemerahan, gatal, atau pembengkakan. Hal ini jarang terjadi, tapi segera hentikan bila muncul gejala tersebut.
- Kandungan aluminium, ada kekhawatiran mengenai masalah kesehatan, seperti penyakit Alzheimer dan kanker payudara.
Penelitian sampai saat ini belum menemukan bukti konklusif yang menghubungkan penggunaan deodoran berbasis aluminium dengan peningkatan risiko penyakit ini. Pasalnya, sebagian besar aluminium dari tawas tidak diserap oleh kulit dalam jumlah signifikan.
Deodoran tawas bisa menjadi salah satu pilihan alami. Ini tergantung pada preferensi pribadi dan seberapa baik cara kerjanya serta bereaksi dengan tubuh, gaya hidup, dan pakaianmu.
Bahkan, mungkin bekerja lebih baik untuk musim tertentu. Kamu bisa juga melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup di mana dapat membantu mengurangi bau badan. Jika deodoran kristal tidak cocok untukmu tetapi tetap ingin mencari deodoran alami, pilihlah opsi lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Tawas mendapatkan popularitas karena terbuat dari bahan alami, tergolong murah, dan memiliki beragam manfaat kesehatan yang telah diakui, seperti menurunkan risiko kanker payudara, walaupun menurut National Cancer Institute, tidak ada penelitian ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Penggunaan deodoran tawas
Melansir dari laman Healthline, deodoran tawas tersedia dalam bentuk batu, roll-on, atau semprot. Terkadang kamu bisa menemukannya dalam bentuk gel atau bubuk. Dan waktu terbaik untuk mengaplikasikan deodoran adalah tepat setelah mandi atau berendam. Juga, saat ketiakmu baru dibersihkan dan masih sedikit lembap.Kamu pun bisa mengaplikasikannya ke bagian tubuh lain, tapi sebaiknya memiliki batu terpisah untuk ini. Basahi batu tersebut di bawah air lalu oleskan pada ketiak yang bersih. Pastikan kamu tidak menggunakan terlalu banyak air. Jika menggunakan batu yang ditempelkan pada aplikator plastik, pastikan air tidak masuk ke alasnya.
Kamu bisa menggosoknya ke atas dan ke bawah atau menggunakan gerakan memutar. Lanjutkan menambahkan air ke batu dan oleskan sampai merasa telah menutupi seluruh ketiakmu.
Tekstur batu tawas seharusnya terasa halus saat kamu mengaplikasikannya. Berhati-hatilah jika batu retak atau memiliki tepi kasar yang dapat melukai atau mengiritasi ketiak. Lalu, gosok terus hingga ketiak kering.
Jika menggunakan semprotan, kamu mungkin ingin membungkus tubuh dengan handuk yang dapat menampung cairan berlebih yang mungkin mengalir dari ketiak. Mungkin ada sedikit sisa kapur yang tertinggal di kulit setelah pemakaian, jadi sebaiknya tunggu sampai deodoran mengering sebelum berpakaian.
Deodoran tawas mungkin efektif hingga 24 jam. Jika ingin menggunakan deodoran di sela-sela waktu mandi, bersihkan ketiak menggunakan alkohol dan bola kapas sebelum menggunakannya kembali.
Perlu diketahui, kandungan garam dalam deodoran tawas dianggap dapat membantu membunuh bakteri penyebab bau ketiak. Meskipun, kamu masih berkeringat, baunya mungkin sedikit berkurang atau hilang.

(Tawas mendapatkan popularitas karena terbuat dari bahan alami, tergolong murah, dan memiliki beragam manfaat kesehatan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Waspada efek sampingnya
Salah satu daya tarik deodoran tawas adalah kamu dapat menghindari bahan kimia yang ditemukan pada deodoran konvensional. Deodoran batu tawas bisa bertahan beberapa bulan. Namun, berpotensi menimbulkan bau setelah beberapa waktu.Jika baunya menjadi masalah, coba gunakan semprotan deodoran kristal karena tidak akan bersentuhan dengan ketiak.
Penggunaan jangka panjang tawas umumnya aman, tetapi ada beberapa potensi efek samping yang perlu diperhatikan, seperti:
- Iritasi kulit, umumnya karena penggunaan yang terlalu sering atau terjadi pada kulit yang sensitif. Jika seperti itu, segera hentikan penggunaan dan berkonsultasi dengan dokter.
- Reaksi alergi, ditandai dengan kemerahan, gatal, atau pembengkakan. Hal ini jarang terjadi, tapi segera hentikan bila muncul gejala tersebut.
- Kandungan aluminium, ada kekhawatiran mengenai masalah kesehatan, seperti penyakit Alzheimer dan kanker payudara.
Penelitian sampai saat ini belum menemukan bukti konklusif yang menghubungkan penggunaan deodoran berbasis aluminium dengan peningkatan risiko penyakit ini. Pasalnya, sebagian besar aluminium dari tawas tidak diserap oleh kulit dalam jumlah signifikan.
Deodoran tawas bisa menjadi salah satu pilihan alami. Ini tergantung pada preferensi pribadi dan seberapa baik cara kerjanya serta bereaksi dengan tubuh, gaya hidup, dan pakaianmu.
Bahkan, mungkin bekerja lebih baik untuk musim tertentu. Kamu bisa juga melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup di mana dapat membantu mengurangi bau badan. Jika deodoran kristal tidak cocok untukmu tetapi tetap ingin mencari deodoran alami, pilihlah opsi lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)