Menghadapi musim hujan, Pemkab Sidoarjo mulai menyiagakan belasan rumah pompa dan terus melakukan normalisasi sungai-sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan.
Menghadapi musim hujan, Pemkab Sidoarjo mulai menyiagakan belasan rumah pompa dan terus melakukan normalisasi sungai-sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan.
Kesiapsiagaan ini dilakukan menyusul prediksi BMKG bahwa awal musim hujan di wilayah Jawa Timur terjadi pada pekan ketiga bulan November. Meskipun puncak hujan terjadi pada bulan Februari tahun depan. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Delta memiliki banyak sungai. Terhitung ada 48 sungai besar, dan belum termasuk sungai kecil. Kondisi sungai saat di musim kemarau ini banyak ditumbuhi tanaman liar serta sampah.
Kesiapsiagaan ini dilakukan menyusul prediksi BMKG bahwa awal musim hujan di wilayah Jawa Timur terjadi pada pekan ketiga bulan November. Meskipun puncak hujan terjadi pada bulan Februari tahun depan. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Delta memiliki banyak sungai. Terhitung ada 48 sungai besar, dan belum termasuk sungai kecil. Kondisi sungai saat di musim kemarau ini banyak ditumbuhi tanaman liar serta sampah.

Hadapi Musim Hujan, Pemkab Sidoarjo Siagakan 14 Rumah Pompa dan Normalisasi Sungai

06 November 2023 09:37
Sidoarjo: Menghadapi musim hujan, Pemkab Sidoarjo mulai menyiagakan belasan rumah pompa dan terus melakukan normalisasi sungai-sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan.

Kesiapsiagaan ini dilakukan menyusul prediksi BMKG bahwa awal musim hujan di wilayah Jawa Timur terjadi pada pekan ketiga bulan November. Meskipun puncak hujan terjadi pada bulan Februari tahun depan. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Delta memiliki banyak sungai. Terhitung ada 48 sungai besar, dan belum termasuk sungai kecil. Kondisi sungai saat di musim kemarau ini banyak ditumbuhi tanaman liar serta sampah.

"Menghadapi musim penghujan yang akan datang, salah satu upaya kami adalah mencegah banjir dengan mengoptimalkan fungsi saluran dan sungai," kata Muhdlor, Senin, 6 November 2023.

Muhdlor mengatakan, saat ini pengerjaan normalisasi sungai dan pembersihan sungai dari sumbatan sampah maupun tumbuhan liar sedang berlangsung. Seperti dilakukan di Sungai Jomblong Desa Gemurung Kecamatan Gedangan, Sungai Waru di Kecamatan Waru dan Sungai Pelayaran Desa Tawangsari Kecamatan Taman. 

"Saat ini normalisasi sungai yang sedang kami lakukan ada pada sungai pelayaran, ini yang paling urgent, panjangnya 2,7 kilometer, dan ini selesainya tiga bulan sampai akhir Desember 2023. Kedua, sungai Waru di Perumahan Rewwin kurang lebih 2 kilometer panjang aliran sungai yang kami bersihkan. Ketiga, sungai Jomblong di wilayah Gedangan yang panjangnya kurang lebih 1,4 kilometer," kata Muhdlor. 

Muhdlor menambahkan, wilayah Tropodo di Kecamatan Waru juga menjadi salah satu daerah yang mengalami genangan saat hujan tiba. Di wilayah itu sudah dibangun enam rumah pompa untuk mengatasi genangan air musiman tersebut. Sedangkan di wilayah kota, lanjut Muhdlor, Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo meletakkan rumah pompa di tiga titik. Dua di titik aliran Sungai Sidokare dan satu lagi di samping jembatan tol Sidoarjo. Ia yakin rumah-rumah pompa itu akan banyak mengurangi genangan air saat hujan tiba. 

"Yang ada di Tropodo Waru yang sedianya lima pompa kami tambah satu rumah pompa, jadi ada enam rumah pompa, ini agar genangan tahunan akhir dan awal tahun dapat berkurang, inshaalloh 75 persen dapat teratasi," ujarnya.

Selain itu, kata Muhdlor, Pemkab Sidoarjo telah membentuk satgas kebersihan sungai. Satgas ini berperan penting dalam penanganan kebersihan sungai, diantaranya dengan cepat tanggap saat terdapat sungai penuh dengan timbunan sampah. 

"Gerak mereka cepat, jadi setiap ada kegiatan normalisasi sungai tidak menunggu kontrak, itu akan lama, langsung dilaksanakan satgas saja, seluruh saluran yang urgen dibersihkan akan dikerjakan oleh satgas kebersihan sungai ini," tegasnya. 

Muhdlor juga menyampaikan bahwa menjaga dan merawat sungai bukan hanya tugas pemerintah saja. Namun juga menjadi tanggung jawab dan kesadaran masyarakat. Pasalnya, dampak kebersihan sungai akan dirasakan sendiri oleh masyarakat, seperti dampak bagi kesehatan. 

"Mari kita jaga bersama sungai kita, dengan tidak membuang sampah di sungai. Melalui program Sidoresik atau Sidoarjo Revitalisasi Fungsi Kali yaitu kami kemas menjadi kegiatan yang dilombakan antar desa/kelurahan, harapannya seluruh lapisan masyarakat ikut berperan dalam menjaga dan merawat sungainya masing-masing," ujarnya.

Terakhir, Gus Muhdlor berpesan agar masyarakat ikut berperan aktif menjaga sungai dan bergerak beriringan dengan pemerintah dengan tidak memberikan warisan kepada anak cucunya sungai yang kotor dan penuh sampah.

"Sekuat-kuatnya kami menjaga kebersihan sungai, namun jika masyarakatnya tidak ikut andil akan percuma, sungai akan tetap kotor jika perilaku masyarakatnya masih saja membuang sampah di sungai. Mari kita berikan warisan sungai bersih kepada anak cucu kita," ujarnya. MI/Heri Susetyo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News musim hujan Normalisasi Sungai Jawa Timur