Warga melintasi ruas jalan yang digenangi banjir yang berwarna merah di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu, 6 Februari 2021.
Warga melintasi ruas jalan yang digenangi banjir yang berwarna merah di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu, 6 Februari 2021.
Warga di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan dibuat heboh dengan air banjir yang merendam wilayah tersebut berwarna merah. Warga pun mengaku heran dengan fenomena yang baru pertama terjadi di wilayahnya tersebut. Banyak warga yang keluar rumah dan menikmati pemandangan aneh tersebut.
Warga di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan dibuat heboh dengan air banjir yang merendam wilayah tersebut berwarna merah. Warga pun mengaku heran dengan fenomena yang baru pertama terjadi di wilayahnya tersebut. Banyak warga yang keluar rumah dan menikmati pemandangan aneh tersebut.
Namun diduga air banjir berwarna merah tersebut berasal dari obat perwarna batik yang tumpah. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Jenggot, Taibin. Dia menyatakan bahwa di sepanjang jalan di desanya terdapat banyak perajin batik.
Namun diduga air banjir berwarna merah tersebut berasal dari obat perwarna batik yang tumpah. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Jenggot, Taibin. Dia menyatakan bahwa di sepanjang jalan di desanya terdapat banyak perajin batik. "Ketinggian air mencapai 50 centimeter menghanyutkan obat tersebut. Karena bungkusnya robek, obat menyebar dan larut bersama air banjir," katanya.

Heboh! Air Banjir di Pekalongan Berwarna Merah

06 Februari 2021 20:19
Pekalongan: Hujan deras yang terus-menerus mengguyur Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sejak Jumat, 5 Februari 2021 malam hingga Sabtu, 6 Februari 2021 pagi menyebabkan sedikitnya 20 kelurahan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 30-70 centimeter. Namun ada hal yang berbeda dengan banjir yang terjadi di Kelurahan Jenggot, Pekalongan Selatan.

Air banjir yang merendam wilayah tersebut pada Sabtu berwarna merah. Warga pun mengaku heran dengan fenomena yang baru pertama terjadi di wilayahnya tersebut. Banyak warga yang keluar rumah dan menikmati pemandangan aneh tersebut.

Namun diduga air banjir berwarna merah tersebut berasal dari obat perwarna batik yang tumpah. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Jenggot, Taibin. Dia menyatakan bahwa di sepanjang jalan di desanya terdapat banyak perajin batik. 

"Ketinggian air mencapai 50 centimeter menghanyutkan obat tersebut. Karena bungkusnya robek, obat menyebar dan larut bersama air banjir," katanya. 

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha menyatakan bahwa banjir yang melanda daerah tersebut sejak Januari 2021 hingga awal Februari 2021 disebabkan oleh tiga faktor, yaitu limpasan sungai dari hulu yang tinggi, intensitas curah hujan tinggi, dan gelombang pasang yang menyebabkan rob mengalir ke sungai yang melimpas ke pemukiman warga.

"Ada sekitar 20 wilayah kelurahan yang saat ini terendam banjir. Akan tetapi, kondisi paling parah terjadi di Kelurahan Pasirkramatkraton, Tirto, Degayu, Celumprit dan sebagian Panjang Baru," katanya.

Dimas Arga mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim satuan tugas melakukan pemantauan dan pemetaan titik rawan banjir dan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. "Hal ini untuk mempermudah koordinasi dalam pendistribusian tugas sesuai kewenangan masing-masing. Namun, untuk berapa jumlah warga yang mengungsi belum bisa merinci karena masih dilakukan pendataan," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah tempat pengungsian seperti di aula Kelurahan Pasirkratonkramat, aula Kelurahan Degayu 39 orang, dan TPQ Al-Hikmah Dekoro. "Saat ini, kami terus melakukan kesiapsiagaan bencana mengingat berdasarkan informasi BMKG disebutkan curah hujan dengan intensitas tinggi dipredikasi masih terjadi, katanya. AFP PHOTO/Shaka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

News batik bencana banjir