Garut: Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang pesisir pantai Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu, 27 April 2024 sekitar pukul 23.29 WIB malam menyebabkan kerusakan ringan, sedang dan berat kembali bertambah. Tercatat 245 rumah, 2 fasilitas infrastruktur rusak sedang dan 21 rusak ringan berada di 63 Desa, 4 Kelurahan tersebar di 26 Kecamatan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana mengatakan, dampak signifikan gempa bumi magnitudo 6,2 yang melanda beberapa hari lalu ditaksir kerugian mencapai sekitar Rp5,8 miliar dan besaran masih terus dikaji. Namun, kerugian tersebut tidak hanya merujuk pada kerusakan fisik barang-barang masyarakat, tetapi melibatkan aset daerah yang hilang dalam kejadian bencana.
"Kerugian yang didapat ada dua poin antara lain aatu kerusakan dan kedua kerugian serta kualifikasi kerusakan tersebut karena barang masyarakat yang hilang, sementara kerugian konotasinya aset kita hilang. Karena, dari data yang disampaikan sementara tercatat 245 unit rumah mengalami kerusakan, 18 fasilitas umum (fasum) rusak dan 6 orang mengalami luka," katanya, Senin, 29 April 2024 seusai rapat koordinasi tanggap darurat bencana.
Ia mengatakan, terkait recovery di masyarakat yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan penggeseran alokasi anggaran dan berdasar pada data dari dinas terkait khususnya Dinas Perumahan dan Permukiman serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) yang melakukan verifikasi dan validasi kerusakan rumah, fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdampak gempa.
"Dalam upaya penanganan pasca bencana, Pemerintah Kabupaten Garut berencana untuk mengalokasikan dana stimulan guna memperbaiki kerusakan yang terjadi. Namun, skema bantuan akan diberikan bervariasi, dimana rumah yang mengalami kerusakan berat akan mendapatkan bantuan diatur melalui keputusan bupati (kepbup), misalkan 8 (rusak berat) kali Rp5 juta itulah yang didapat dan kemudian yang sedang ada berapa sekian itu kali dan ringan, skema itu akan kita lakukan tapi insya Allah akan ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati," ujarnya.
Menurutnya, untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran dan efisien terutama proses penentuan kebijakan serta alokasi anggaran akan didasarkan pada data valid yang diperoleh dari dinas terkait seperti Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Garut serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kabupaten Garut bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi, validasi kerusakan rumah fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdampak.
"Pemkab Garut sedang mengumpulkan data terakhir dari kecamatan hingga pukul 22.00 WIB yang akan menjadi dasar penetapan kebijakan lanjutan dan harapannya, kebijakan yang ditetapkan dapat memberikan solusi berkelanjutan bagi kepentingan masyarakat terdampak. Kebijakan yang kita tetapkan, untuk memberikan dan menetapkan kebijakan keberlanjutan atas recovery yang ada, kalau kita menunggu terus kapan selesainya dan mudah-mudahan tidak signifikan penambahannya sehingga bisa tercover oleh pengajuan yang kita tetapkan," paparnya.
Rakor yang dilakukan penyerahan bantuan operasional berupa uang tunai sebesar Rp150 juta, bantuan dukungan logistik dan peralatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni tenda pengungsian 2 set, tenda keluarga 25 set, pompa portable 2 unit, light tower 1 unit, selimut 100 lembar, matras 100 lembar, hygene kit 50 paket, sembako 100 paket, makanan siap saji 100 pouch, hingga makanan dan perlengkapan bayi 100 paket, diterima secara simbolis oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh. MI/Adi Kristiadi
Dok. Diskominfo Garut Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News