Ketua Komisi Yudisial (KY) Mukti Fajar Nur Dewata menyambangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rasuna Said, Jakarta, Senin, 25 September 2022.

Tim kuasa hukum Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening menyambangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rasuna Said, Jakarta, Senin, 26 September 2022. Kehadiran Roy untuk menyerahkan surat keterangan kondisi kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe dari Royal Square Medical Centre, Singapura sehingga tidak bisa menghadiri pemeriksaan penyidik KPK.

Presiden Joko Widodo membeberkan lebih dari 80 persen perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air mengalami kegagalan. Mereka dinilai tidak mampu membaca keinginan pasar.

Foto Terpopuler: Ketua KY Sambangi KPK, hingga Lucas Enembe Kembali Mangkir dari Panggilan KPK

27 September 2022 09:12

Jakarta: Sejumlah berita foto pada Senin, 26 September 2022 menarik perhatian pembaca, di antaranya Ketua KY menyambangi Gedung KPK untuk membahas kasus suap hakim agung Sudrajad Dimyati, hingga Gubernur Papua Lucas Enembe kembali mangkir dari panggilan KPK dengan alasan sakit.

Berikut berita terpopuler foto selengkapnya:

1. Ketua KY Sambangi KPK Bahas Kasus Suap Hakim Agung Sudrajad Dimyati

Jakarta: Ketua Komisi Yudisial (KY) Mukti Fajar Nur Dewata menyambangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rasuna Said, Jakarta, Senin, 25 September 2022.

Selengkapnya baca di sini:

2. Kembali Mangkir Panggilan KPK, Lukas Enembe Disebut Masih Sakit

Jakarta: Tim kuasa hukum Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening menyambangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rasuna Said, Jakarta, Senin, 26 September 2022. Kehadiran Roy untuk menyerahkan surat keterangan kondisi kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe dari Royal Square Medical Centre, Singapura sehingga tidak bisa menghadiri pemeriksaan penyidik KPK.

Selengkapnya baca di sini:

3. Jokowi Sebut 80% Startup Hancur Karena Tak Baca Kebutuhan Pasar

Jakarta: Presiden Joko Widodo membeberkan lebih dari 80 persen perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air mengalami kegagalan. Mereka dinilai tidak mampu membaca keinginan pasar.

Selengkapnya baca di sini:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WWD)