Sidoarjo: Mendekati Hari Raya Idul Adha 2023, para peternak sapi di Kabupaten Sidoarjo waspada terhadap ancaman penyakit lumpy skin desease (LSD). Meskipun penyebarannya tidak secepat penyakit mulut dan kuku (PMK), LSD reaksinya lebih cepat dan mematikan.
Menjelang Hari Raya Idul Adha 2023, para peternak hewan sapi harus mewaspadai munculnya fenomena baru penyakit LSD sejenis cacar kulit infeksius. Penyakit akibat virus ini apabila tidak segera ditangani dalam waktu 3 kali 24 jam, bisa mengakibatkan fatal yaitu kematian pada sapi yang terpapar.
Salah satu peternak sapi yang waspada penyakit LSD adalah Mustofa, warga Desa Gagang Kepuhsari Kecamatan Balongbendo Sidoarjo. Bersama sejumlah pembantunya, Mustofa saat ini berupaya menjaga, agar sapinya terhindar dari LSD.
Menurut Mustofa, penyakit LSD ditandai dengan demam pada sapi, serta munculnya benjolan pada kulit berukuran 2 hingga 5 centimeter. Selain itu muncul plak nekrotik pada selaput lendir, terutama saluran pernapasan bagian atas rongga mulut.
"Selanjutnya sapi yang terpapar akan lemas, tidak nafsu makan dan ambruk," kata Mustofa, Senin, 5 Juni 2023.
Namun Mustofa sudah memiliki formula untuk menyembuhkan sapinya yang terpapar LSD, agar tidak menular ke sapi-sapi lainnya yang sehat. Dia memberikan vitamin biodin 29 mililiter selama empat hari berturut-turut, dan memberikan minuman tiga botol teh kemasan saat sekali minum.
"Formula tersebut sebagai upaya untuk menambah daya tahan hewan sapi," kata Mustofa.
Mustofa mengakui, grafik hewan sapi terpapar LSD di Sidoarjo masih rendah, dibandingkan wilayah lain di Jawa Timur. Namun apabila tidak diantisipasi, akan mengancam ternak sapi, dan mengakibatkan harga anjlok saat mendekati Idul Adha seperti ini. MI/Heri Susetyo Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News