Banjar: Saat berwisata atau berkunjung ke desa-desa terpencil di bagian hulu Waduk Riam Kanan di Kabupaten Banjar, kita akan melihat salah satu pulau kecil bertuliskan Borneo Zwageri Island atau bisa diartikan Pulau Ulin Kalimantan. Berjarak sekitar 40 menit menggunakan perahu motor dari dermaga Desa Tiwingan Lama, Pulau Ulin merupakan pusat konservasi tanaman langka jenis ulin (zwageri) yang ada di Kalimantan Selatan.
Sepintas pulau seluas 4,8 hektare ini sama dengan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan waduk Riam Kanan yang didominasi pepohonan hutan, pinus, karet dan tumbuhan perdu lainnya. Sebelum dicanangkan sebagai pusat konservasi ulin, pulau ini sempat menjadi penangkaran rusa, sehingga sering disebut Pulau Rusa.
Sayangnya karena berbagai persoalan rusa-rusa di pulau ini harus dipindahkan ke pusat penangkaran dan wisata di Mandiangin. Pohon ulin atau kayu besi sendiri baru ditanam di pulau ini beberapa waktu lalu. Sebanyak 1.000 lebih bibit pohon ulin berukuran 75 cm hingga satu meter ditanam melalui kegiatan penanaman yang dipimpin Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizalie Anwar.
Sejumlah pejabat Forkopimda serta perwakilan sejumlah organisasi lingkungan turut serta dalam kegiatan penanaman ini. "Tanaman ulin saat ini mulai langkah akibat gencarnya eksploitasi dan penebangan di masa lalu. Karena itu perlu dilakukan upaya konservasi," ujarnya.
"Nantinya akan kita tanam 4.000 pohon ulin di pulau ini secara bertahap. Pembangunan pusat konservasi tanaman ulin ini selain bagian dari upaya konservasi juga bagian edukasi serta pengembangan destinasi wisata baru di kawasan wisata waduk Riam Kanan dan Tahura Sultan Adam," ungkap Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fatimatuzahra.
Konservasi tanaman ulin ini merupakan bagian dari gerakan penanaman besar-besaran oleh Pemprov Kalsel yang disebut Revolusi Hijau. Setiap tahunnya kegiatan tanam yang melibatkan keikutsertaan banyak pihak ini menargetkan luas tanam mencapai 30 ribu hektare. Gerakan ini diklaim telah berhasil menekan luas lahan kritis serta meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di wilayah tersebut. MI/Denny Susanto Ainan Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News