Warga menunjukkan 'nyale' (cacing laut warna-warni) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin, 21 Februari 2022.
Warga menunjukkan 'nyale' (cacing laut warna-warni) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin, 21 Februari 2022.
Tradisi Bau Nyale merupakan tradisi turun temurun masyarakat Sasak Lombok dengan menangkap nyale (cacing laut warna-warni) yang muncul sekali setahun di pantai selatan Lombok. Nyale muncul setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan Sasak.
Tradisi Bau Nyale merupakan tradisi turun temurun masyarakat Sasak Lombok dengan menangkap nyale (cacing laut warna-warni) yang muncul sekali setahun di pantai selatan Lombok. Nyale muncul setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan Sasak.

Momen Warga Berburu Cacing Laut dalam Tradisi Bau Nyale

23 Februari 2022 15:30
Praya: Warga dari berbagai daerah turun ke Pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk menangkap cacing laut dalam acara adat Bau Nyale pada Senin, 21 Ferbuari 2022 dini hari.

Bersama keluarga dan kerabat, warga mulai berdatangan ke Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika menggunakan sepeda motor atau mobil sejak Minggu, 20 Februari 2022 malam.  

Sebagian dari mereka mendirikan tenda di pinggir pantai dan Bukit Seger untuk bermalam, menunggu cacing laut yang diyakini sebagai jelmaan putri raja dalam legenda Putri Mandalika muncul sekitar pukul 05.00 WITA, sebelum matahari terbit.

Hujan yang disertai petir dan angin kencang tidak membuat mereka mengurungkan niat untuk menunggu nyale, yang muncul setiap tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan Sasak.

Ketika cacing laut mulai muncul, warga berduyun-duyun turun ke laut sambil membawa peralatan berupa sorok, ember, dan lampu senter untuk menangkap cacing laut atau nyale di sepanjang Pantai Seger.

Setelah beberapa tahun, tradisi Bau Nyale kembali digelar di Lombok Tengah. Waktu pelaksanaannya ditetapkan dalam musyawarah para tokoh adat dan budaya setempat.

Pemerintah kabupaten berharap pelaksanaan tradisi Suku Sasak tersebut bisa mendukung pemulihan kegiatan usaha di sektor pariwisata daerah, yang sempat terpuruk akibat pandemi covid-19. AFP PHOTO/Pikong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Gaya tradisi Lombok