Wilayah Cirebon, Jawa Barat memiliki budaya yang beranekaragam dan sangat luar biasa. Salah satunya adalah tradisi Azan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Wilayah Cirebon, Jawa Barat memiliki budaya yang beranekaragam dan sangat luar biasa. Salah satunya adalah tradisi Azan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Secara umum azan dilakukan oleh seorang muazin. Tapi di Masjid Agung Sang Cipta Rasa terdapat tujuh muazin yang bertugas secara bersamaan saat mengumandangkan azan untuk Salat Jumat.
Secara umum azan dilakukan oleh seorang muazin. Tapi di Masjid Agung Sang Cipta Rasa terdapat tujuh muazin yang bertugas secara bersamaan saat mengumandangkan azan untuk Salat Jumat.
Tradisi Azan Pitu sudah dilakukan sejak zaman kepemimpinan Syekh Syarif Hidayatullah atau juga dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Tradisi Azan Pitu sudah dilakukan sejak zaman kepemimpinan Syekh Syarif Hidayatullah atau juga dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa sendiri dibangun pada 1498 M oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati pada 1480.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa sendiri dibangun pada 1498 M oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati pada 1480.

Mengenal Tradisi Azan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

04 Januari 2025 08:39
Jakarta: Wilayah Cirebon, Jawa Barat memiliki budaya yang beranekaragam dan sangat luar biasa. Salah satunya adalah tradisi Azan Pitu di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Secara umum azan dilakukan oleh seorang muazin. Tapi di Masjid Agung Sang Cipta Rasa terdapat tujuh muazin yang bertugas secara bersamaan saat mengumandangkan azan untuk Salat Jumat.

Tradisi Azan Pitu sudah dilakukan sejak zaman kepemimpinan Syekh Syarif Hidayatullah atau juga dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa sendiri dibangun pada 1498 M oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati pada 1480.

Beberapa sumber menjelaskan, awalnya azan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa hanya dilakukan seorang muazin. Namun musibah datang kepada setiap muazin yang bertugas mengumandangkan azan. Satu per satu dari mereka sakit dan diduga penyebabnya adalah sihir atau ilmu hitam.

Berbagai upaya dilakukan untuk menangkal sihir tersebut. Tapi usaha yang dilakukan masyarakat kala itu tak kunjung membuahkan hasil. Sampai pada akhirnya Syekh Syarif Hidayatullah mendapat petunjuk dari Allah SWT untuk mengumandangkan azan yang dilakukan tujuh orang sekaligus.

Kisah lainnya menerangkan bahwa pada masa itu ada seorang pendekar bernama Menjangan Wulung yang sering berdiam diri di kubah masjid. Dia tidak senang melihat masyarakat berbondong-bondong memeluk Islam dan mengerjakan salat. Akhirnya Menjangan Wulung menggunakan kesaktiannya untuk menyebar wabah penyakit.

Lantunan azan dari tujuh muazin akhirnya mampu menangkal sihir tersebut. Konon terjadi ledakan di kubah masjid sehingga Menjangan Wulung tak bisa lagi menggunakan ilmu hitamnya.

Setelah itu, Azan Pitu terus dilakukan secara turun temurun khususnya saat Salat Jumat. Bahkan Azan Pitu kini diakui sebagai salah satu karya budaya dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional asal Jawa Barat yang tentunya menjadi daya tarik ketika berkunjung ke kawasan Cirebon Raya.  Dok. Disparbud.jabarprov.go.id

Foto: AFP PHOTO/Timur Matahari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Gaya Azan Salat Jumat Cirebon