Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur, menjadi destinasi favorit selama libur cuti bersama Hari Raya Waisak 2024.
Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur, menjadi destinasi favorit selama libur cuti bersama Hari Raya Waisak 2024.
"Sampai jam 11.00 WIB, sekitar 220 pengunjung masuk melalui gang VI. Pada hari biasa rata-rata 100 orang," tegas Ibu Tatik, penjaga loket pintu masuk Gang VI Kayutangan Heritage, Minggu, 26 Mei 2024.
Begitu juga loket masuk gang IV yang dijaga Ibu Astufa dan Mak Sri, pengunjung yang membeli tiket masuk sekitar 150 orang. Tiket masuk kampung untuk wisatawan domestik dipatok Rp5.000 per orang dan wisatawan mancanegara Rp10.000 per orang. Jam kunjungan wisata pukul 07.00-22.00 WIB. Tiket masuk itu sebagai jasa lingkungan.
Begitu juga loket masuk gang IV yang dijaga Ibu Astufa dan Mak Sri, pengunjung yang membeli tiket masuk sekitar 150 orang. Tiket masuk kampung untuk wisatawan domestik dipatok Rp5.000 per orang dan wisatawan mancanegara Rp10.000 per orang. Jam kunjungan wisata pukul 07.00-22.00 WIB. Tiket masuk itu sebagai jasa lingkungan.

Mengunjungi Kayutangan Heritage Malang, Destinasi Favorit Liburan

27 Mei 2024 10:21
Malang: Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur, menjadi destinasi favorit selama libur cuti bersama Hari Raya Waisak 2024.

Wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi kampung wisata itu dalam beberapa hari ini.

"Sampai jam 11.00 WIB, sekitar 220 pengunjung masuk melalui gang VI. Pada hari biasa rata-rata 100 orang," tegas Ibu Tatik, penjaga loket pintu masuk Gang VI Kayutangan Heritage, Minggu, 26 Mei 2024.

Begitu juga loket masuk gang IV yang dijaga Ibu Astufa dan Mak Sri, pengunjung yang membeli tiket masuk sekitar 150 orang. Tiket masuk kampung untuk wisatawan domestik dipatok Rp5.000 per orang dan wisatawan mancanegara Rp10.000 per orang. Jam kunjungan wisata pukul 07.00-22.00 WIB. Tiket masuk itu sebagai jasa lingkungan.

Sejak kampung dibuka untuk pariwisata, suasana selalu ramai pengunjung. Bahkan, koridor luar kampung buka 24 jam. Wisatawan menikmati sajian kuliner dan musik rakyat. Mereka nongkrong di sepanjang trotoar sembari menyeruput wedang kopi tubruk.

"Pengunjung Jumat-Minggu bisa tembus 400-500 orang per hari," kata Mak Sri sembari mengucapkan mendapatkan berkah dari wisatawan yang belanja makanan di warung miliknya di Gang IV.

Para wisatawan berdatangan untuk melihat arsitektur rumah bergaya kolonial. Warga Kayutangan, Rudi Haris kini menjalan usaha kafe di rumah miliknya berasitektur Belanda dengan atap bergaya pelana kuda. Rumah seluas 8,5 x 17 meter persegi itu dikenal sebagai Rumah Mbah Ndut berdiri sejak 1923. Arsitektur dan barang antik masih terjaga menjadi daya tarik tersendiri. di kafe Mbah Ndut selalu ramai pengunjung.

Kayutangan Heritage menjadi kampung berkembang berkontribusi menumbuhkan perekonomian. Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan jumlah kunjungan wisata meningkat selama libur Hari Raya Waisak.

"Iya saya sudah mendapatkan laporan dari Kadisporapar, wisatawan meningkat di Kayutangan," ujar Wahyu. MI/Bagus Suryo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

Gaya wisata Kota Malang