Air minum. Foto: Medcom.id.
Air minum. Foto: Medcom.id.

Digitalisasi Manajemen Air untuk Hadapi Tantangan Perubahan Iklim

Arif Wicaksono • 30 Agustus 2024 11:53
Jakarta: Tantangan perubahan iklim menuntut setiap daerah melakukan perbaikan manajemen air dengan baik seperti mengatasi bencana banjir yang tak bisa diprediksi.
 
Baca juga: Langkah BPOM Mewajibkan Label Bebas BPA Dinilai Tepat

Pada tahun ini, belasan ribu hektare (ha)  lahan pertanian di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah masih terendam banjir. Ancaman gagal panen kembali membayangi petani hingga dikhawatirkan kembali melonjak harga pangan jelang lebaran.
 
Sembilan daerah di Jawa Tengah yakni Kota/Kabupaten Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Demak, Kudus, Pati, Jepara dan Grobogan masih terendam banjir dengan ketinggian beragam.
 
Wilo Indonesia (WILO), anak perusahaan dari Wilo SE Jerman, menekankan pentingnya digitalisasi dalam manajemen air untuk pengelolaan banjir. Menurutnya, dengan mengintegrasikan teknologi digital akan memungkinkan pemantauan kinerja secara real-time. Hal ini akan membantu pengguna untuk mengambil respons cepat dan tepat waktu di situasi darurat banjir.

"Hal ini sangat relevan mengingat tantangan banjir tahunan yang kerap melanda kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial yang signifikan," jelas dia Direktur PT Wilo Pumps Indonesia David Haliyanto dikutip Jumat, 30 Agustus 2024.
 
Wilo juga menunjukkan komitmen untuk mendukung pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menghadapi masalah banjir dan krisis air bersih. Kebutuhan terhadap solusi pengelolaan air semakin mendesak di tengah perubahan iklim yang menyebabkan pola curah hujan tidak menentu dan meningkatnya frekuensi banjir.
 
"Dalam konteks ini, teknologi yang ditawarkan menjadi sangat relevan, tidak hanya untuk mitigasi banjir tetapi juga untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat," tegas dia.

Pembangunan digitalisasi perkuat SDGs

Head of Sales Water Management & Industry Segment of Wilo Indonesia, Mohammad Gigih Gulanang menambahkan digitalisasi sebagai upaya mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal ketersediaan dan pengelolaan air.
 
"Dengan dukungan teknologi digital, kami siap membantu menghadapi tantangan manajemen air," kata Gigih.
 
Dia menuturkan pompa mini bisa menghadapi tantangan dengan perubahan iklim yang tidak menentu dengan pemantauan secara real time. "Di sini kita memberikan benefit dengan digitalisasi yaitu otomasi di dalam dimonitor dimana alat akan memberikan real time monitoring secara instan," tegas dia.
 
Dia mengatakan Wilo setiap provinsi membutuhkan pompa untuk menyedot genangan air akibat banjir. Beberapa wilayah di Pulau Jawa terutama daerah pesisir sangat rawan dengan bencana banjir walaupun ada daerah lainnya seperti di Sumatera, Kalimantan serta Sulawesi.
 
"Walaupun musibah tahunan  itu belum tentu ada tapi kadang kadang yang gak terduga genangan genangan itu muncul," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan