"Prinsip saya kerja dengan alam, bukan mengambil dari alam," kata Jung, yang merupakan Founder Mori Farm, ditemui Medcom.id di kebunnya di kawasang Tutong, Brunei Darussalam, Sabtu, 4 Agustus 2024.
Kedatangan Medcom.id ke Mori Farm digagas Brunei Tourism dan Indonesia AirAsia. Mereka ingin dunia mengenal jika Brunei tak sekadar negara penghasil minyak terbesar di Asia Tenggara, tapi juga mulai mengembangkan pertanian ramah lingkungan.
Baca: Terbang Perdana AirAsia Rute Jakarta-Brunei Tanpa Transit, Hanya 2,5 Jam! |
Jung menamai kebunnya Mori Farm karena dia fokus mengembangkan tanaman moringa oleifera atau dikenal dengan tanaman kelor. Dia percaya pohon ini merupakan pohon ajaib.
Apa yang istimewa dari Mori Farm?
Sudah 8 hektare dari total 20 hektare kebunnya ditanami pohon moringa. Yang istimewa dari Mori Farm adalah teknik dalam menanamnya.Jung memakai prinsip berteman dengan alam. Tak serta merta dia langsung membuka lahan dan menanam moringa. Pertama-tama, dia ingin memastikan tanah yang akan dia tanami dalam keadaan sehat.
Caranya, pertama-tama dia menanam terlebih dulu bitter leaf (daun afrika). Jika tumbuh subur, maka bisa dipastikan tanah itu bisa segera ditanami moringa.
"Jadi, bitter leaf ini tak ubahnya seperti dokter bagi kami," kata Jung.
Selanjutnya, dia mempraktikkan teknik pertanian organik dan permakultur. Permakultur adalah teknik ekologi atau desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
Untuk pengomposan, Jung menggunakan bahan-bahan organik seperti sampah tanaman dan kotoran hewan. Jung juga menanam tanaman pendamping. Tanaman ini dikembangbiakkan bersama-sama untuk saling menguntungkan. Agar nitrogen di tanah tetap terjaga.
Limbah tanaman tak dia buang, tapi menjadi bahan untuk pupuk. Ini dinamakan teknik mulsa: menutupi tanah dengan bahan organik, seperti jerami atau serbuk gergaji, untuk menjaga kelembapan tanah dan menekan gulma.
Dia pun tak pernah membunuh serangga atau pun hewan lain yang hidup di kebunnya. "Seperti manusia, tubuh kita tak bisa hidup tanpa bakteri. Begitu juga dengan tanaman," kata dia.

Jung saat menunjukkan pohon bitter leaf
Beragam produk Mori Farm
Moringa menjadi menu utama Jung dalam membangun pertanian berkelanjutannya. Butuh empat tahun untuk bisa memanen daun kelor. Sambil menunggu panen, Jung membangun ekosistem di sekeliling pohon moringa.Sebagai penyangga, Jung menanam sejumlah sayuran macam tomat, mentimun, cabai, hingga bayam. Tanaman buah-buahan juga dia tanam, mulai dari mangga, pepaya, hingga pisang.
Kelak, pohon penyangga ini bisa dipanen ketika sudah berbuah. Seperti pisang, mangga, hingga pepaya. Bahkan, jika sedang musim, kita bisa menikmati durian khas Brunei di sana.
Untuk menjaga kesuburan tanah, Jung menanam tanaman herbal seperti kemangi, mint, dan rosemary. Rerumputan sengaja dia kembang biakkan untuk bisa menangkap air.
"Rumput penting untuk tetap melembapkan tanah," ujar dia.
Kesemua hasil tanamnya ini tak menyisakan sedikit pun sampah. Limbah masing-masing tanaman dia cacah untuk kemudian menjadi kompos.
Adapun produk unggulan dari hasil pertaniannya ini adalah teh moringa. Dia coba racik moringa dengan dedaunan lain seperti mint. Adapula racikan rosemary. Produk-produk yang dibuat Mori Farm sudah tersebar di lebih dari 20 supermarket di Brunei.

Berbagai produk yang dibuat Mori Farm
Dampak positif
Mori Farm memiliki dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat Brunei Darussalam. Pertama, perkebunan ini menginspirasi warga untuk mengurangi polusi."Praktik organik mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk sintetis, sehingga meminimalkan polusi air dan tanah," kata Jung.
Selain itu, teknik permakultur yang dia gunakan mendorong keanekaragaman hayati. Yakni, dengan menarik serangga bermanfaat dan menciptakan habitat bagi satwa liar.
"Kami justru bahagia ketika melihat banyak satwa liar hidup di kebun kami. Tak terkecuali satwa berbahaya seperti ular," kata Jung.
Terima banyak penghargaan
Mori Farm telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas komitmen mereka terhadap pertanian organik. Salah satunya, Mori Farm menerima penghargaan Pertanian Organik Terbaik dari Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Brunei Darussalam.Mori Farm juga mendapat Sertifikasi Organik dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO). Ini adalah pengakuan akan pengembangan model pertanian berkelanjutan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kami percaya bahwa pertanian organik adalah masa depan pertanian di Brunei Darussalam," kata Jung.
Baca: Intip Kampusnya Pangeran Mateen dan Istri Anisha Isa-Kalebic |
Humas Departemen Pengembangan Pariwisata Brunei Darussalam, Nazmi Mahali, mengatakan Mori Farm adalah bukti nyata bahwa pertanian organik dapat menjadi praktik yang sukses dan bermanfaat di Brunei Darussalam. Pertanian ini menginspirasi petani lain untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dan menyediakan makanan sehat bagi masyarakat Brunei
"Melalui Mori Farm, kami juga ingin memperlihatkan bagaimana kawasan Tutong bisa menjadi daerah penggagas pertanian berkelanjutan," kata Nazmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id