Integrasi pemulihan ekonomi hijau
Laporan ini menyoroti kebutuhan definitif bagi pemerintah negara-negara Asia untuk mengintegrasikan dan mempertimbangkan pemulihan ekonomi hijau ke dalam rancangan paket stimulus covid-19 untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan.Kemudian, menekankan bahwa porsi paket stimulus fiskal merupakan sebuah sinyal kebijakan yang kuat mengenai apa yang menjadi prioritas negara tersebut dalam rangka pemulihan ekonomi. Hal tersebut menjadikan paket stimulus sangat penting dalam mendukung kebijakan ekonomi dan bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu laporan ini dibuat berdasarkan the Greenness of Stimulus Index (GSI) yang kemudian dikembangkan oleh Vivid Economics untuk menilai implikasi keberlanjutan dari paket stimulus fiskal di lima negara Asia yang termasuk dalam studi tersebut.
Indeks tersebut menunjukkan bahwa program-program stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh negara-negara tersebut tidak cukup mempertimbangkan keberlanjutan dan dampaknya terhadap iklim.
"Menghentikan krisis selanjutnya memiliki arti bahwa pengarusutamaan aksi iklim ke dalam setiap pengambilan keputusan adalah kebutuhan saat ini. Kita harus melanjutkan tindakan ambisius terhadap perubahan iklim saat dunia pulih dari pandemi, terutama karena triliunan dikucurkan untuk stimulus ekonomi," kata Direktur Pelaksana Global CPI Barbara Buchner, dalam keterangan resminya, Rabu, 10 Maret 2021.
Studi ini diluncurkan dalam dialog tingkat tinggi yang diadakan secara secara virtual dan dihadiri oleh para pembuat kebijakan utama dari negara-negara Asia, termasuk Dosen Senior di Universitas Indonesia dan mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia Muhammad Chatib Basri.
Kemudian dihadiri oleh Direktur Pelaksana Global, Climate Policy Initiative Dr. Barbara Buchner; Asisten Sekretaris Departemen Keuangan, Republik Filipina , Paola Alvarez; CEO Convergence Energy Services Limited Mahua Acharya, anak perusahaan di bawah Kementerian Tenaga Listrik, Pemerintah India; Senior Fellow and Head, Economy and Growth Programme India Mihir Swarup Sharma; dan Associate Director, Climate Policy Initiative Tiza Mafira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News