"Sekarang kami sudah bisa menjual kopi green bean seharga Rp110 ribu per kilogram setelah hadirnya rumah produksi kopi dan mendapat pembinaan tentang tata cara mengolah kopi," kata kata Ketua Kelompok Pengolahan Kopi Kagu Aro, Dory Novembra, dikutip dari Antara, Jumat, 1 Desember 2023.
Hal tersebut diungkap Dory terkait pusat pengolahan kopi di Dusun V Aia Badak, Jorong Kayu Aro, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Pihaknya berhasil mengembangkan kopi jenis Arabica yang berkualitas tinggi dan berbasis konservasi.
Baca: Tempe Jadi Bahan Pangan Berkelanjutan |
"Ternyata kami mampu mengolah kopi dari Kayu Aro ini dengan cara yang lebih baik; mulai dari panen, pengupasan biji kopi, pengeringan, dan kemudian penggilingan hingga menjadi kopi siap saji," kata dia.
Di lahan belakang pabrik Aqua Solok seluas 1,26 hektare itu, pihaknya menanam 1.350 pohon kopi arabica, 215 pohon jeruk manis, 63 pohon alpukat, 5 pohon petai. Areal pertanian yang dijalankan dengan sistem tumpang sari itu dilengkapi 130 unit rorak dan empat sumur resapan.
Kepala Dinas Koperindag Solok, Ahpi Gusta Tusri, melihat fasilitas konservasi yang hadir karena kolaborasi petani dan Aqua ini memberi manfaat nyata pada masyarakat. Selain menghadirkan nilai tambah ekonomi, juga membantu dalam pelestarian lingkungan lewat penanaman pohon berbasis konservasi.
"Apalagi kopinya sudah dikemas dengan sangat baik dan sudah ada merk-nya. Itu telah menjadi produk UMKM. Kami akan membantu mempromosikannya," tambah Ahpi.
Kepala Pabrik Aqua Solok Endro Wibowo mengatakan kolaborasi itu merupakan upaya pihaknya menjaga keberlanjutan dan pelestarian lingkunan. Pihaknya memberikan pendampingan dan fasilitas pada kelompok petani untuk meningkatkan kapasitas.
"Melalui pemberian bibit pohon kopi, pelatihan budidaya berkelanjutan, penanganan panen, dan pengolahan pascapanen," kata Endro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News