ASEAN Battery and Electric Vehicle Technology Conference pertama digelar di Nusa Dua, Bali. Foto: Medcom.id
ASEAN Battery and Electric Vehicle Technology Conference pertama digelar di Nusa Dua, Bali. Foto: Medcom.id

Pertama Kali Digelar di Bali, Yuk Cari Tahu Apa Itu ABEVTC

Ade Hapsari Lestarini • 09 Mei 2023 11:10
Nusa Dua: Konferensi ASEAN Battery and Electric Vehicle Technology Conference (ABEVTC) yang pertama digelar di Nusa Dua, Bali.
 
Kolaborasi ini diadakan oleh Singapore Battery Consortium, National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT) dari Indonesia, Thailand Energy Storage Technology Association (TESTA), dan Hioki E.E Corporation, perusahaan pabrikan Jepang untuk alat uji dan pengukuran.
 
Adapun kolaborasi ini memiliki misi untuk menggerakkan ekosistem dan memperkuat kemitraan di antara para pemain kunci di sektor baterai dan kendaraan listrik (Electric Vehicles/EV) di kawasan Asia Tenggara.

Konferensi yang berlangsung hingga 11 Mei 2023 ini bertujuan untuk membangun ekosistem yang dinamis dan memperkuat kemitraan di antara para pemain kunci di sektor baterai dan kendaraan listrik (Electric Vehicles/EV).
 
Secara spesifik, konferensi tiga hari ini berupaya untuk menciptakan berbagai peluang baru, gagasan-gagasan yang inovatif, dan pertukaran pengetahuan di antara para profesional, akademisi, dan pembuat kebijakan dari negara-negara ASEAN, serta mempererat hubungan baik di antara para pelaku industri guna membangun komunitas ASEAN untuk kolaborasi di masa mendatang.
 
 
Baca juga: Cool! 2 Inisiatif Indonesia Diadopsi Menjadi Leader’s Declaration, Apa Saja Itu?
 

MoU 6 asosiasi di ASEAN


Agenda terpenting dari konferensi ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) antara enam asosiasi terkemuka di wilayah ASEAN dalam membangun jaringan baterai di Asia Tenggara.
 
MoU ini juga membuka peluang kolaborasi penelitian dan pengembangan di bidang baterai listrik dan bersama-sama mengembangkan dan mempromosikan ASEAN Battery Ecosystem yang akan memfasilitasi pertumbuhan industri baterai di kawasan.
 
Dalam MOU tersebut, keenam asosiasi akan berkolaborasi yang mencakup area berikut:
  1. Bersama-sama mengembangkan dan mempromosikan ASEAN Battery Ecosystem.
  2. Mendorong kesempatan berjejaring dan berkolaborasi.
  3. Penelitian dan pengembangan dalam teknologi baterai, termasuk dalam hal keselamatan,
  4. standar, dan ekonomi sirkular.
Keenam asosiasi tersebut adalah Singapore Battery Consortium (SBC), National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT) dari Indonesia, Thailand Energy Storage Technology Association (TESTA), National Battery Research Institute (NBRI) (Indonesia), NanoMalaysia Berhad, dan Electric Vehicle Association of the Philippines (EVAP).
 
Mereka telah berkomitmen untuk bekerja sama guna meningkatkan kapabilitas penelitian dan pengembangan industri baterai di kawasan, serta mendorong kolaborasi yang lebih luas di antara para pelaku industri.
 
"Kami sangat bersemangat untuk segera berkolaborasi dengan lembaga-lembaga ASEAN dalam mengembangkan dan mempromosikan ASEAN Battery Ecosystem sebagai sebuah langkah signifikan menuju sistem transportasi yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan di Indonesia," ujar Direktur NCSTT Leonardo Gunawan, saat membuka konferensi ABEVTC, di Nusa Dua, Bali, Selasa, 9 Mei 2023.
 
 
Baca juga: Bahlil Bidik Sultra Jadi Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik
 

Memajukan teknologi baterai listrik


Menurut Leonardo, kemitraan dan kolaborasi ini akan lebih memajukan teknologi baterai, termasuk dalam hal keselamatan, standar, dan penelitian ekonomi sirkular untuk membangun industri transportasi yang kompetitif dengan dukungan nasional yang kuat. Ini akan berkontribusi pada keberhasilan dan pertumbuhan industri penyimpanan energi di kawasan ini.
 
Founder dari National Battery Research Institute (NBRI) Prof. Dr. rer. Nat. Evvy Kartini menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri baterai, dengan cadangan nikel, mangan, dan mineral lain yang melimpah yang dibutuhkan untuk produksi baterai.
 
"National Battery Research Institute (NBRI) ingin meningkatkan kapasitas nasional dengan menguasai teknologi, meningkatkan sumber daya manusia, dan secara aktif memberikan saran kebijakan. Kolaborasi dengan organisasi lainnya di Asia Tenggara akan semakin meningkatkan posisi Indonesia sebagai pemain kunci di pasar baterai regional," jelas dia.
 
Rangkaian agenda penting lainnya yang juga diselenggarakan dalam acara ini adalah sesi roundtable discussion tentang dekarbonisasi di ASEAN antara akademisi terkemuka regional di bidang baterai dan elektrifikasi, serta dua diskusi panel tentang pertukaran teknologi dan ekonomi sirkular dalam industri baterai.
 
Selain itu, terdapat juga beberapa keynote speech dari berbagai perwakilan perusahaan terkemuka di industri Energy Storage System dan kendaraan listrik seperti UL Standards & Engagement (ULSE), Honda R&D Co Ltd (Japan), Mobility Open Blockchain Initiative (MOBI), ZF Japan Co Ltd, PT Pertamina (Persero), dan PT Energi Kreasi Bersama (Electrum).
 
Kemudian juga ada sesi sharing dari lebih dari 15 pakar industri dari HIOKI E.E. Corporation, ANWHA (Shanghai) Automation Engineering Co., LTD, Arthur D. Little, Indonesia Battery Corporation (IBC), CADFEM SEA Pte. Ltd., ULVAC Technologies, Inc, NanoMalaysia Berhad, Advanced Remanufacturing and Technology Center (ARTC), Malaysia Automotive, Robotics and IoT Institute (MARii), Electric Vehicle Association of the Philippines (EVAP), dan masih banyak lagi.
 
Berbagai topik penting yang diangkat meliputi Kolaborasi Baterai ASEAN, Peta Jalan dan Pengembangan Kendaraan Listrik ASEAN, Sistem Penyimpanan Energi dan Baterai yang Dapat Ditukar, Ekonomi Sirkular Baterai, Teknologi Desain dan Produksi, Uji Keselamatan dan Kalibrasi.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan