Bali: Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap mulai menyasar pelaku wisata seperti yang terjadi di Swiss-belResort Pecatu. Penggunaan PLTS atap ini diperkirakan dapat menghasilkan energi bersih sebesar 246.316 kWh per tahun.
Langkah ini menjadi bukti nyata dukungan terhadap transisi menuju energi bersih dan komitmen jaringan hotel asal Hong Kong ini dalam mewujudkan eco-tourism yakni konsep wisata yang bertanggung jawab dan minim dampak terhadap lingkungan.
Hal ini pun selaras dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 5 Tahun 20221 yang berisi dorongan pemerintah agar sektor pariwisata, khususnya perhotelan, dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mulai beralih ke sumber energi terbarukan.
Provinsi Bali memiliki potensi energi surya yang besar, hampir sekitar 22 GW2 . Dari total tersebut, potensi PLTS atap diperkirakan mencapai 3,3 hingga 10,9 GW. Hingga saat ini pemanfaatan energi tersebut baru mencapai sekitar 8,91 MWp.
Dengan potensi sebesar itu, pulau Bali sebenarnya berpeluang untuk memenuhi kebutuhan listriknya secara mandiri melalui sumber-sumber energi terbarukan. Inisiatif pemasangan PLTS atap oleh Swiss-belResort Pecatu selaras dengan program Bali Mandiri Energi yang baru saja diluncurkan.
Akselerasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dibutuhkan agar program ini dapat terlaksana dengan baik dan meningkatkan citra pariwisata Bali di mata domestik dan dunia.
Dalam pemasangan PLTS atap ini, Swiss-belResort Pecatu bekerja sama dengan Xurya Daya Indonesia (Xurya). Xurya adalah perusahaan energi terbarukan yang berbasis di Indonesia yang memiliki visi untuk merevolusi industri energi di Indonesia.Managing Director, Xurya Eka Himawan menuturkan dengan memberikan solusi lengkap, mulai dari desain teknis, pengurusan izin, hingga pengoperasian dan pemeliharaan, Xurya memastikan pelaku usaha dapat beralih ke energi surya dengan mudah dan sesuai dengan peraturan pemerintah.
“Sektor perhotelan memegang peranan penting dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau. Dengan pemanfaatan PLTS atap, Swiss-Belresort Pecatu ini tidak hanya mencerminkan efisiensi energi tetapi juga berkontribusi besar dalam pengurangan emisi karbon sebesar 220.207 kilogram per tahun atau setara dengan menanam sekitar 2.953 pohon,” tegas dia dikutip Senin, 27 Mei 2025.
Dia berharap inisiatif ini dapat mendorong lebih banyak sektor perhotelan untuk beralih ke energi terbarukan dan turut mendukung upaya Indonesia dalam mencapai tujuan keberlanjutan energi.
Sampai saat ini, Xurya berhasil mengoperasikan PLTS atap dengan kapasitas lebih dari 100 MW di lebih dari 100 perusahaan dari berbagai segmen industri yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
Sebagai salah satu ikon pariwisata dunia, Bali terus memperkuat langkah-langkah konkret dalam mewujudkan pariwisata hijau dan penggunaan energi terbarukan.
Upaya Swiss-belResort Pecatu dalam mengadopsi PLTS atap menjadi langkah awal yang mendukung terwujudnya Bali Mandiri Energi, sekaligus menjadi bukti pelaku industri pariwisata Bali mampu mengambil peran strategis dalam mendukung transisi energi, sekaligus menjaga harmoni antara alam, budaya, dan masyarakat lokal.
Sementara itu, President Director PT. Tujuh Havenindo Hotel yang menaungi Swiss-belResort Pecatu Ricky Teguh Utama Argawa menjelaskan Swiss-belResort Pecatu dapat menjadi pelopor di jaringan Swiss-Belhotel International dalam pengoperasian PLTS atap.
“Sebagai bagian dari industri pariwisata, khususnya perhotelan, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk mendukung transisi menuju energi bersih dan misi untuk mewujudkan pariwisata hijau,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di