"Pada 2022, wilayah yang disertifikasi RSPO Indonesia tumbuh sebesar empat persen dan terus tumbuh sebanyak enam persen dari Januari 2023 hingga September 2023," kata CEO RSPO Joseph D'Cruz dalam konferensi pers di sela RT2023, dilansir Antara, Rabu, 22 November 2023.
JD, panggilan akrabnya, menjelaskan pertumbuhan tersebut merepresentasikan lebih dari 2,5 juta hektare, termasuk area perkebunan milik perusahaan dan perkebunan milik petani mandiri yang telah tersertifikasi.
Selain itu, terdapat peningkatan keanggotaan RSPO Indonesia hingga 19 persen yang sebagian besar berasal dari NGO lingkungan, produsen barang-barang konsumsi, serta petani kecil atau petani swadaya.
Produk minyak kelapa sawit yang telah bersertifikasi berkelanjutan (Certified Sustainable Palm Oil/CSPO) juga tercatat tumbuh secara signifikan, yaitu sebesar 2,9 persen menjadi 8,64 juta ton pada 2022, meningkat dibandingkan produksi CSPO pada 2021 sebesar 8,4 juta ton.
"Peningkatan produksi ini penting bukan saja dari segi ekonomi tetapi juga menunjukkan betapa sawit merupakan sektor penting dan sentral bagi ekonomi Indonesia," kata dia.
Baca juga: Hey Gen-Z, Yuk Mulai Pakai Produk Sustainability! |
JD juga menilai perkembangan tersebut menandakan kesiapan Indonesia untuk mengadopsi minyak sawit berkelanjutan. "RSPO sangat siap untuk menjadi mitra dalam mendorong perubahan ini," kata dia.
RSPO, lanjut JD, juga telah mendukung pengembangan minyak sawit berkelanjutan di Indonesia. Sejumlah inisiatif yang telah dimulai di antaranya MoU dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Jambi untuk meningkatkan inklusi petani kelapa sawit melalui sertifikasi ISPO untuk mensertifikasi lebih dari 1.100 petani kecil.
Selanjutnya, RSPO juga berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dalam beberapa program yang bertujuan untuk memperkuat dan mengembangkan koperasi petani kecil mandiri.
RSPO juga mendorong sertifikasi bersama karena dianggap terjangkau oleh kelompok petani kecil. Salah satu contohnya adalah Lanskap Aceh Tamiang juga di Kalimantan Timur.
Selama hampir dua puluh tahun berdiri, RSPO telah memfasilitasi perubahan yang signifikan secara global dalam rangka mewujudkan produksi dan konsumsi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan.
Dimulai dengan 200 anggota dari 16 negara pada 2004, RSPO saat ini memiliki lebih dari 5.700 anggota di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Sejumlah pencapaian utama RSPO selama dua dekade terakhir diantaranya adalah peningkatan area bersertifikat di seluruh dunia, dari hanya 125 ribu hektare pada 2008 menjadi 4,9 juta hektare di 23 negara pada 2023.
Pasokan CSPO yang telah mencapai tonggak pencapaian baru, yaitu mencapai 15,4 juta ton metrik. Sementara itu lisensi merek dagang RSPO telah meningkat secara signifikan pula, menjadi lebih dari 1.600 lisensi di lebih dari 100 negara dan wilayah, dengan pertumbuhan yang terlihat jelas di Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News