Department Sustainability Apical Group Salman Sahuri mengatakan, saat ini sebagian besar anak muda sudah peduli dan sadar dengan isu kelapa sawit berkelanjutan. Sehingga perlu ditingkatkan lebih dalam lagi kepedulian untuk menggunakan produk-produk yang sustainable.
"Produk sustainable bisa banyak, kita di sini sebagai produsen minyak kelapa sawit, kita ingin juga memperkenalkan Apical Group itu juga mengelola dan lini bisnisnya secara sustainable menghasilkan produk-produk yang sustainable dan ramah lingkungan," jelas ujar Salman, dalam Green Fest with Apical, di Plaza Outdoor Universitas Trisakti, Jumat, 17 November 2023.
Salman mengatakan, berbicara mengenai sustainability, Apical Group mengemban tiga tanggung jawab. Pertama, pelestarian lingkungan. Kedua, keadilan sosial. Ketiga, keberlanjutan ekonomi.
"Ketiga pilar ini saling mendukung. Kita harus menjaga keseimbangannya agar tercipta perekonomian yang baik, lingkungan yang terjaga, dan kesejahteraan yang meningkat," ujar dia.
Menurut Salman, isu terkait dengan kelapa sawit berkelanjutan yang sedang mengemuka saat ini mencakup deforestasi atau penebangan hutan, hingga perubahan iklim.
"Industri kelapa sawit berkelanjutan ke depannya sangat terbuka lebar, karena sustainability merupakan rangka kita dari perusahaan untuk membuat terus bisa berlangsung lama. Kita sebagai pelaku bisnis berpikir membangun bisnis dalam jangka panjang. Palm oil ini ada banyak turunannya, kalau kita gambarkan dari ujung kepala sampai kaki semua produknya ada, sehingga terus berkembang dan harus didukung," jelas dia.
Baca juga: Berkolaborasi untuk Masa Depan Sawit Berkelanjutan dengan Generasi Muda |
Produk-produk sawit berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari
Kekuatan anak muda saat ini dalam mendorong pengunaan produk-produk sustainability pun cukup besar. Bahkan, mereka sudah mulai menyadari penggunaan plastik merusak lingkungan.
"Kita bisa lihat hal nyata ketika transformasi dari yang awalnya orang cuek menggunakan botol plastik, sekarang sudah mulai menggunakan tumbler. Anak muda memang signifikan dalam social movement," tambah Sustainable Palm Oil Leader WWF Indonesia Angga Prathama Putra.
Sama halnya dengan kelapa sawit. Menurut Angga, kelapa sawit bukanlah produk setengah-setengah yang tersedia sejak pagi hingga malam, dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Artinya kalau mereka sudah mulai sadar, dan berganti menggunakan yang eco label atau yang berkelanjutan, akan punya dampak signifikan yang terkait dengan perubahan produk yang ada di Indonesia," ungkap Angga.
Hanya sayangnya, ujar Angga, kendala di Indonesia produk yang sustainable yang khusus kelapa sawit belum banyak. Karena, lanjut dia, produk-produk tersebut banyak dilempar ke luar Indonesia akibat tingginya permintaan.

Deputy Director for Market Transformation (Indonesia) of The Roundtable On Sustainable Palm Oil Mahatma Windrawan Inantha. Foto: Medcom.id/Sharon.
Deputy Director for Market Transformation (Indonesia) of The Roundtable On Sustainable Palm Oil Mahatma Windrawan Inantha mengajak pangsa pasar anak muda supaya mulai mengonsumsi barang-barang yang diproduksi secara berkelanjutan.
"Anak muda bisa memengaruhi pilihan barang yang akan dikonsumsi. Kita lihat sekarang ada cancel culture, kalau tidak sesuai peminat dari kalangan muda, mereka tidak akan mau mengonsumsi," jelas pria yang disapa Win ini.
Diungkapkan Win, produk kelapa sawit hampir 50 persen dari barang-barang yang ada di supermarket menggunakan kelapa sawit dan turunannya. Konsumsi terbesar adalah minyak goreng, kemudian ada juga alat perawatan kulit.
Di sisi lain, ujar Win, anak muda saat ini punya kecenderungan untuk berkarier di perusahaan yang menerapkan nilai-nilai sustainability di dalam perusahaannya.
Baca juga: Gapki Prediksi Harga CPO Bisa Bangkit di 2024 |
Tantangan produk berkelanjutan di Indonesia
Angga mengatakan, tantangan dalam isu produk berkelanjutan ini adalah penyebaran informasi. Menurut dia, banyak anak muda yang kurang atau belum mendapatkan informasi yang utuh.
"Seperti produk yang sustainable itu yang bagaimana sih? Produk kelapa sawit yang bagus yang bagaimana? Nah itu makanya harus ada kegiatan-kegiatan yang melibatkan anak muda," ujar Angga.
Senada, Win menambahkan tantangan lainnya dalam mengedukasi anak muda tentang produk sawit bekelanjutan, kendati kesadaran sudah tinggi namun tidak tahu barang mana yang diproduksi secara berkelanjutan dan tidak.
"Itu yang akan kita coba jawab, hari ini mulai dengan inisiatif Apical kerja sama dengan kami dari RSPO memberikan informasi ke masyarakat 'ini ada barang yang diproduksi secara berkelanjutan'," jelas Win.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News