Dirjen PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, pada COP-5 Konvensi Minamata di Jenewa, Swiss, Senin, 30 Oktober 2023. Foto: Dok KLHK
Dirjen PSLB3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, pada COP-5 Konvensi Minamata di Jenewa, Swiss, Senin, 30 Oktober 2023. Foto: Dok KLHK

Di Konvensi Minamata, Indonesia Tegaskan: Merkuri Tinggal Sejarah

Media Indonesia.com • 31 Oktober 2023 10:08
Jenewa: Delegasi Indonesia menekankan bahaya produk yang mengandung merkuri pada Conference of the Parties ke-5 (COP-5) Konvensi Minamata. Konvensi diselenggarakan Senin, 30 Oktober 2023 di Jenewa, Swiss.
 
"Kami sangat menggarisbawahi sejumlah produk yang mengandung merkuri dan keberadaan merkuri di lingkungan," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, dalam keterangan tertulis, Selasa, 31 Oktober 2023.
 
Rosa Vivien bertindak sebagai head of delegation Indonesia dalam pertemuan itu. Adapun anggota delegasi lainnya terdiri atas perwakilan Kementerian Luar Negeri, PTRI Jenewa, Kementerian Perindustrian, KLHK, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Sejumlah produk yang mengandung merkuri dan keberadaan merkuri di lingkungan meliputi: lampu; dental amalgam; kosmetik; pertambangan emas skala kecil (PESK); emisi dan lepasan merkuri; ambang batas limbah merkuri; dan perdagangan merkuri.
 
Dalam intervensinya, Rosa menyampaikan dukungannya untuk menghapus dental amalgam maksimal pada pada 2025. Hal ini mendorong negara pihak lain yang masih mengggunakan dental amalgam untuk segera menghapus.
 
Selain itu, Indonesia juga mendukung pengaturan terhadap isu-isu di atas untuk dapat dilaksanakan pada level nasional. KLHK akan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan BPOM untuk mengontrol peredaran produk-produk yang mengandung merkuri.
 
"Kami telah memiliki peta jalan untuk penghapusannya," ujar Rosa.
 
Baca: Begini Upaya Perusahaan Kurangi Limbah Perangkat Elektronik
 
Indonesia juga telah memiliki Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM) untuk melarang penggunaan merkuri di sektor PESK pada 2025. Sedangkan untuk amalgam gigi, Indonesia telah lama menghapus penggunaan merkuri dan menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.
 
"Di Konvensi Minamata ini kami ingin mewujudkan Indonesia bebas dari merkuri dan membuat merkuri sebagai sejarah masa lalu atau make mercury history," kata dia.
 
Pertemuan COP-5 Konvensi Minamata berlangsung selama lima hari hingga 3 November 2023. Konvensi dipimpin Claudia Dumitru dari Rumania sebagai Presiden. Pertemuan COP-5 Konvensi Minamata ini sekaligus memperingati 10 tahun diadopsinya konvensi ini dan dihadiri 147 negara anggota.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan