Thrift shop memiliki misi sosial pengentasan kemiskinan selama menekankan pentingnya kontribusi masyarakat dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi komunitas. Konsep ini terinspirasi oleh kesuksesan lebih dari 600 Oxfam Shop di Inggris yang telah membantu mengentaskan kemiskinan dengan memperkuat komunitas lokal dan mempromosikan keadilan sosial.
Baca juga: Meski PPN Jadi 12%, Pemerintah Diyakini Bisa Tekan Angka Kemiskinan |
Penabulu Shop berusaha melakukan ini dengan menjangkau seluruh masyarakat luas yang ingin turut menjadi bagian dari misi sosial. Direktur Program, Yayasan Penabulu Esti Nuringdyah, mengatakan produk seperti pakaian, sepatu, perhiasan, dan alat-alat elektronik, namun sudah tidak dipakai lagi,dapat dijual lagi.
"Seluruh hasil penjualan, akan disalurkan ke program-program pengentasan kemiskinan berdasarkan isu-isu strategis, seperti lingkungan dan perubahan iklim, pemberdayaan desa, kesehatan masyarakat, keadilan transformasi digital, serta kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat," tegas dia dikutip Sabtu, 21 Desember 2024.
Dia menekankan Penabulu Shop memadukan gaya hidup berkelanjutan dengan misi sosial, menciptakan dampak yang bermakna bagi komunitas dan lingkungan. Sementara itu, Business Advisor Yayasan Penabulu Budi Santosa membuka pintu untuk kebaikan dan keberlanjutan, mengubah barang-barang kesayangan yang tidak terpakai menjadi awal yang baru dan lebih bernilai.
Dengan tren fashion pre-loved yang semakin diminati oleh generasi muda, khususnya Gen Z, Penabulu Shop hadir untuk memberikan pilihan gaya hidup yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berdampak sosial.
Menurut data dari McKinsey & Company (Agustus 2024), Gen Z menyukai gaya thrifting dan vintage, sejalan dengan panggilan hati mereka terhadap sirkular ekonomi. Thrifting mengalami pertumbuhan signifikan berkat pengaruh gerakan Gen Z untuk keberlanjutan.
Sejalan dengan hal tersebut, survei yang dilakukan Scottish Sun di Inggris yang dirilis bulan ini menyatakan bahwa empat dari sepuluh Gen Z memperkirakan setidaknya 75 persen dari pembelanjaan barang mereka akan berasal dari thrifting dalam tiga tahun mendatang.
Memangkas pembelian barang baru
Studi terhadap 4000 orang dewasa tersebut menyatakan mereka yang berada di usia 18-27 tahun berniat untuk memangkas pembelian barang baru menjadi 32 persen di dua tahun mendatang, dengan sekitar 31 persen dari barang yang saat ini mereka miliki merupakan preloved. Hal ini semakin menguatkan komitmen Penabulu Shop, untuk menjadi bagian penting dari solusi keberlanjutan di Indonesia..Pendekatan ini terbukti sukses di sekitar 600 Oxfam Shop yang berhasil membawa perubahan bagi kaum yang kurang beruntung, sehingga kami percaya bahwa setiap pakaian preloved yang terjual adalah langkah kecil untuk mengurangi limbah dan mendukung pemberdayaan masyarakat, serta pengentasan kemiskinan.
Pengamat Tren Komunikasi Berkelanjutan Elvera N. Makki menyampaikan Tren berbelanja pakaian preloved di negara-negara maju cenderung meningkat di sepanjang 2018-2023, yaitu di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, dan Spanyol.
Survei dari Statista Consumer Insights ini dilakukan terhadap 2000-10.000 responden usia 18-64 tahun, dimana peningkatan tertinggi terjadi di Inggris sebesar 8 persen.
Kesadaran gaya hidup ramah lingkungan
Elvera menjelaskan untuk mendorong masyarakat kita menyukai thrifting, banyak ide dan inisiatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup berbasis ramah lingkungan."Esensinya, setiap barang-barang yang kita miliki memiliki cerita dan memori khusus. Dengan thrift shop, cerita itu dapat berlanjut, karena tidak berhenti saat terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dimana dibutuhkan hingga 200 tahun untuk mengurai tekstil di TPA," tegas dia.
Dengan thrifting tidak hanya mengurangi limbah, memelihara bumi, dan membuka peluang ekonomi baru, namun kita juga menjadi bagian dari pengentasan kemiskinan di Indonesia.
“Dengan mendukung gaya hidup berkelanjutan, kita bersama-sama menciptakan perubahan nyata untuk masyakarat yang lebih baik, bahkan di Penabulu Shop, komitmen kami adalah untuk membantu pengentasan kemiskinan di Indonesia. Mari teruskan cerita keberlanjutan, karena dengan kekuatan bernarasi, itikad baik ini dapat terus dikembangkan.” tutup Budi Santosa.
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), RI, Budiman Sudjatmiko,yang hadir sebagai Keynote Speaker menjelaskan Penabulu Shop berfokus pada dampak sosial untuk pengentasan kemiskinan.
"Hal ini selaras dengan program Badan Percepatan Taskin yaitu Berdata, Berdana, dan Berdaya, yang memiliki tujuan menurunkan angka kemiskinan dari 9 persen menjadi 5 persen pada 2029.” tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News